Chapter 13: Biscuit

379 67 4
                                    

Sulit meyakinkan orangtuanya untuk tetap berjuang. Orangtua mana yang tega anaknya mendapat kutukan? (Name) juga anak tunggal, orangtuanya berusaha melakukan apapun demi hidupnya. Bahkan mengotori kedua tangan mereka dengan darah sekalipun.

Musim dingin adalah batas waktunya berjuang, setelah itu (Name) harus membuang perasaannya. Musim semi berada di penghujung, waktunya tinggal tujuh bulan lagi.

Tetapi jika bunga mawar biru tua memenuhi rongga paru-parunya sebelum salju pertama turun, mau tak mau (Name) harus dioperasi.

Orangtuanya berusaha mengumpulkan untuk biaya operasinya. (Name) ikut berjuang, ia menitipkan kue ibunya di toko-toko dan kantin. Pun setiap pulang sekolah gadis itu membantu ibunya memasak kue.

Serumit ini perjuangannya. Keluarganya bukanlah konglomerat, biaya operasi cukup menekan ekonomi keluarganya.

(Name) mencari keberadaan Shouto, tangannya menenteng biskuit coklat buatannya. Tanda permulaan hubungannya dan Shouto.

Kaki (Name) tak lelah melangkah, kepalanya tertoleh ke sana ke mari. Mengayun-ayunkan rambut sepunggung yang diikat pita putihnya.

Tepat di bawah pohon sakura (Name) menemukan Shouto.

Bersama Momo.

Makan bersama. Tertawa. Melempar candaan.

Tubuh (Name) melemas, jantungnya diremas kenyataan. Apa ia harus berhenti berjuang?

(Name) batuk, setiap melihat kedekatan Shouto dan Momo, bunga mawar biru tua di paru-parunya semakin cepat tumbuh besar.

[]

Kalopsia | Todoroki Shouto ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang