PROLOG

1.8K 104 23
                                    

Cerita ini di ikut sertakan dalam author_project project individu generasi ke-3

VOTE & COMMENT TERMASUK BUDAYA INDONESIA, SALING MENGHARGAI❤

Saat aku bertemu dengannya, hidupku yang awalnya biasa saja, kini menjadi istimewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku bertemu dengannya, hidupku yang awalnya biasa saja, kini menjadi istimewa.

Saat aku ingin bersatu dengannya, di situlah, semuanya menjadi tak terduga.

Aku seperti orang bodoh yang celingak-celinguk mencari seseorang yang seharusnya ada di sekitar sini. Tempat yang jarang orang kunjungi dan di cap sebagai taman yang angker.

Yah sebenarnya ... awalnya aku sedikit takut untuk datang kesini. Namun, pria yang sedang duduk membelakangiku membuatku yakin dan jadi seseorang yang tidak terlalu takut dengan hantu.

Hihi, bercanda, aku masih sangat takut dengan hantu. Tapi percayalah, menghabiskan waktu dengannya di sini membuatku lupa bahwa ini termasuk daerah angker yang kami buat untuk bersenang-senang.

Persetan dengan hantu, aku dapat melihat wajahnya yang sudah kesal menungguku lumayan lama. Aku menyunggingkan senyuman, berjalan perlahan dengan sepatu bewarna cream dan gaun bewarna senada sebatas lutut.

Ah, ia terlihat sangat manis saat melukis sesuatu di pohon sebelahnya. Aku cekikian dan berjalan hati-hati agar daun kering yang sudah jatuh tidak menimbulkan suara yang membuat rencanaku untuk mengagetinya gagal.

Hampir dekat dan kini aku berada di belakangnya, mengambil ancang-ancang untuk membuatnya kaget.

"Kenapa?"

Astaga! Darimana dia tau aku ada di belakang? Dan, kenapa malah aku yang terkejut? Ah, sudahlah, aku tersenyum manis dan langsung duduk di sebelahnya.

Aneh sekali, kenapa ia tidak membalas senyumanku dan malah menampilkan raut muka datar? Apa ada yang salah?

Aku memiringkan kepala untuk melihat wajahnya lebih jelas. Ia melengos dan tak menatap mataku.

"Kenapa?" Jujur saja, aku sedih dan juga takut melihat tatapannya yang mendingin. Kenapa tempat ini jadi berasa lebih angker daripada biasanya?

Aku sedikit menebak bahwa ia marah karena aku terlambat, "Kamu marah ya? Maaf ... kan tadi di sekolah--" aku dibuat bungkam oleh dirinya yang berdecak dan duduk jongkok dibawah.

"Ceroboh banget," omelnya, sedangkan aku masih terdiam.

Tanpa banyak bicara lagi, ia langsung mengikat tali sepatuku yang ternyata sudah lepas. Dia selalu memperhatikan hal sekecil apapun yang ada pada diriku dan bahkan aku pun tidak menyadarinya.

"Lain kali kalo mau jalan perhatiin dulu tali sepatunya." Bukannya kesal karena sudah dibuat panik, aku malah tersenyum tulus kepadanya. Begitupun dengan dirinya yang kini memberikan ekspresi wajah favoritku.

Senyuman lebar dengan memamerkan giginya yang rapih.

"Ih, aku kira kamu beneran marah."

"Kenapa aku marah sama orang yang selama ini ada di sampingku?" Setelah melontarkan pertanyaan kepadaku, aku memasang wajah berfikir sembari tersenyum.

"Gatau." Aku mengedikkan bahu, lalu tertawa bersamanya. Itu sangat indah. Ia selalu saja melakukan hal yang tak kusangka. Dasar tukang drama!

 Dasar tukang drama!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N :

pe pe pe

ini udh di revisi yak, maaf kalo masih kurang :D

Raja Aktor [Complete] #APprojectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang