8 - Dinner

371 35 11
                                    

Cerita ini diikut sertakan dalam author_project project individu generasi ke-4

SAYA SAYA APA YANG TAK TERHINGGA? SAYANGKU PADA KALIAN YANG BACA❤️

"Gamau, aku takut!" Gadis tersebut terus memejamkan matanya, tak berani saat dirinya sedang berada di atas bianglala yang terus memutar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gamau, aku takut!" Gadis tersebut terus memejamkan matanya, tak berani saat dirinya sedang berada di atas bianglala yang terus memutar.

Semburat jingga di langit, membuat suasana sangat tenang. Duduk di samping orang yang dicinta, sembari menikmati indahnya senja.

"Stansie, liat langitnya, cantik."

"Gak, kamu tukang boong, aku takut tinggi!" rengeknya lalu membasahi bibirnya yang terasa kering.

"Serius deh, kamu harus liat." Stansie mengernyit, lalu ia membuka matanya saat suara lembut yang sangat ia sukai masuk ke telinganya, bola matanya yang coklat membulat sempurna saat melihat pemandangan langit saat ini.

"Open your eyes and see the reality."

***

Stansie membuka matanya, pemandangan yang pertama kali ia tangkap adalah mata yang indah sedang menatapnya dalam. Beberapa detik mereka bertatapan, hingga Stansie segera mundur dan memutuskan kontak mata antara keduanya.

"Thanks." Stansie menggaruk tengkuknya ciri khas orang bingung, ia terdiam, mengigit bibirnya, lalu melirik Raja dengan ragu.

"Gak-gak, gue mikir apasih?" gumam Stansie, ia menggeleng-gelengkan kepalanya, menepuk-nepuk pipinya, tanpa sadar Raja menatapnya dari belakang sembari menahan tawanya.

"Kemakan juga kan sama pesona gue," batin Raja.

"Permisi mbak?" Pelayan yang tadi pun mendekat ke arah Stansie saat mendapat arahan dari Raja.

"Eh, ya?"

"Apa sudah memesan tempat?" tanya salah satu pelayan, Stansie pun melirik ke arah Raja. Sementara Raja, pura-pura melihat ke arah lain.

"Gak mbak, saya masih nunggu orang, boleh duduk di tempat tunggu?" ujar Stansie sopan, pelayan tersebut mengangguk lalu mengantar Stansie ke arah ruang tunggu.

Raja mengernyit, "Ini cewek kok gak mimisan sih?" Dih, cakep lo?

Ting!

Notifikasi ponselnya berbunyi, Raja pun merogo saku celananya, namun nihil, tidak ada keberadaan ponselnya di sana. Ia pun kembali merogoh saku di sebelahnya, tetap tidak ada. Raja panik, tidak-tidak, bukan karena ia takut ponselnya hilang, namun ia sedari tadi menunggu pesan dari Ory.
Raja membungkuk, melihat di bawah-bawah apakah ponselnya terjatuh.

Raja Aktor [Complete] #APprojectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang