Hari yang Paling Ditunggu

10K 484 27
                                    

Pagi-pagi sekali Kana sudah bangun dari tidurnya untuk mempersiapkan dirinya. Karena hari ini adalah hari dimana dia akan diwisuda. Semua teman-teman nya sudah menantikan dia.

"Pagi pho, mae" salam Kana.

"Pagi sayang. Ayo sarapan dulu" ajak mae pada Kana.

"Kana sarapan di condo Mild saja, mae. Soalnya lebih dekat ke kampus" ujar Kana.

"Kenapa terburu-buru Kana? Acaranya jam 8 kan. Ini baru jam 6" tanya pho yang heran.

"Kami harus dirias dulu pho, supaya tidak pucat & orang yang merias tersebut adalah teman Mild. Dia sudah sampai di condo Mild. Kana pergi dulu. Jangan lupa acaranya jam 8 pho, mae" jawab Kana seraya mengingatkan orang tuanya.

"Baiklah. Kami akan kesana setelah sarapan" jawab pho.

Kana pun menuju garasi untuk mengambil mobilnya & menuju condo Mild, yang hanya membutuhkan waktu 30 menit dari rumahnya. Sesampainya di condo Mild, Kana membunyikan bel yang langsung dibuka oleh Mild.

"Hai ganteng. Mana dulu nih yang mau dipoles mukanya biar tambah ganteng?" Tanya Jady teman Mild yang ahli dalam makeup.

"Aku saja duluan. Soalnya aku mau selfie & pamerkan ke Zee & Perth" jawab Saint yang langsung membuat Mild & Kana nyengir

"Aku terakhir saja ya. Biar bisa langsung pergi" ujar Kana.

"Ya udah. Duduk sini" pinta Jady.

"Guys, perusahaan SJ Corp mau nyari orang untuk mengisi 5 posisi lho. Kita taruh lamaran disana yuk" ajak Saint.

"Boleh tuh. Yuk" ujar Mild semangat.

2 jam kemudian, mereka sudah selesai dirias & mereka pun ikut mobil Kana menuju gedung kampus dimana mereka akan diwisuda. Orang tua masing-masing sudah hadir di tempat, tapi orang tua Kana belum terlihat batang hidungnya. Kana pun mencari-cari sampai acaranya dimulai orang tuanya tidak hadir. Kana bangga karena meraih prestasi cumlaude. Begitu juga dengan teman-teman Kana. Saat ini Kana tengah menantikan orang tuanya yang tidak menampakkan batang hidungnya, padahal prestasi cumlaude itu Kan persembahkan untuk mereka. Kana tahu kesibukan orang tuanya yang wisuda anaknya saja mereka lupakan begitu saja.

"Kana, pho & mae tidak datang?" Tanya Mild.

"Tidak. Kana rasa mereka sibuk" jawab Kana.

"Ya sudah. Kana yang sabar ya. Setidaknya mereka pasti bangga pada Kana tanpa harus datang ke acara ini" ujar Mild menyemangati Kana.

"Iya benar Kana. Jangan sedih lagi. Kita persiapkan diri untuk melamar pekerjaan besok. Gimana? Setuju?" Tanya Saint menyemangati teman-temannya.

"Yeeessss" jawab mereka bareng.

"Ya sudah. Kana pulang dulu ya. Kalian mau diantar?" Tanya Kana.

"Tidak usah. Aku & Mild pulang dengan orang tua kami. Nanti malam hadir ya di pesta kecil-kecilan yang dibuat orang tuaku" Saint mengingatkan Mild & Kana.

"Pasti dong. Kana jemput aku ya" mohon Mild pada Kana yang diangguki si empunya.

Kana pun pulang dalam keadaan marah karena orang tuanya tidak hadir. Sampai di rumah orang tua Kana tidak ada & tercetak jelas dalam wajah Kana kecemasan. Kana pun menelepon ke toko kue orang tuanya, tapi karyawan disana mengatakan kalo orang tuanya belum datang. Kana pun memutuskan untik mencari di jalan manatahu saja orang tuanya ditemukan.

Drrrttt .. drrrttt .. drrrttt

"Pho dimana?" Panggil Kana

"Maaf kami dari rumah sakit mau mengabarkan kalo orang tua khun sedang berada di rumah sakit sekarang karena mengalami kecelakaan jam 7 pagi. Mohon khun datang ke rumah sakit sekarang" ujar seorang pria di seberang sana.

"Baik. Aku akan ke rumah sakit sekarang" jawab Kana sambil mematikan telepon nya yang memacu dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, dokter mengatakan kalo ayah Kana telah meninggal & ibunya hanya luka lecet. Kana pun melihat keadaan ibunya yang lecet di sekujur tubuh & wajah.

"Kana...." panggil mae Fern

"Iya mae. Apa yang nae butuhkan?" Tanya Kana.

"Bagaimana pho mu?" Tanya mae yang membuat Kana kaget.

"Pho .. pho .. pho sudah meninggal mae. Sekarang hanya tinggal kita berdua" tangis Kana.

"Phooooo...." tangis keras mae Fern yang memanggil suaminya & terus berontak.

Dokter menyuntikkan obat tidur yang membuat mae Fern pulas tertidur. Sementara biaya rumah sakit yang tak sedikit membuat Kana harus menjadikan toko kue ibunya sebagai jaminan untuk pinjam uang ke bank yang bunganya sangat tinggi. Disamping itu Kana pun mencoba melamar pekerjaan di SJ Corp.
Kana berharap semoga dia bisa diterima bekerja & bisa melunasi biaya rumah sakit, serta bisa membayar bunga bank yang tingginya selangit.

Dalam 1 malam, Kana harus menanggung semuanya sepeninggal sang ayah. Sementara mae Fern yang sudah sadar, diam memandang kosong. Dokter mengatakan kalo mae Fern mengalami goncangan jiwa sepeninggal suaminya & sangat dibutuhkan dukungan agar mae Fern bisa sembuh kembali.

Di rumah sakit, Kana mempersiapkan semua berkas untuk mengajukan lamaran di SJ Corp. Kana meminta pada perawat untuk menjaga ibunya sebentar dikala dia sedang menaruh lamaran disana. Perawat dengan senang hati membantu Kana.

Sang SekretarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang