Menyerah???

3.3K 291 12
                                    

"MEW!!!" Panggil Sean saat tahu kalo Mew telah mengorbankan nyawanya.

"P' Mew ... bertahanlah p'. Jangan tinggalkan Kana" rengek Kana sambil menarik Mew ke pelukannya.

"Kurang ajar kamu Dan. Pengawal, bawa dia pergi dari rumahku" teriak Sean.

"Sayang ... hei sa-sayang. P' gak pa-pa. Jangan nangis sayang" hibur Mew.

"P' Mew ... lung Sean kapan ambulance akan datang?" Tanya Kana.

"Sebentar lagi sayang. Bertahanlah nak" ujar Sean menenangkan Kana.

"Kana .. sayang jangan menangis lagi. P' tidak akan apa-apa" ujar Mew sambil menghapus air mata Kana.

"Mew, kenapa kamu melakukan itu nak?" Tanya Sean berderai air mata.

"Lung, aku melakukan itu karena aku tidak bisa kehilangan lung. Lung yang sudah membesarkan aku sedari kecil. Menurutku apa yang kulakukan tidak seberapa dengan apa yang sudah lung korbankan untukku. Aaahhhhh..." teriak Mew yang memegangi lukanya.

"P' Mew!! Bertahanlah hikz..." tangis Kana.

"Sa-sayang ... p' akan baik-baik saja. Jangan menangis" ujar Mew sambil menghapus air mata Kana.

Tak berapa terdengar suara sirene ambulance yang mengangkut Mew & Kana ikut didalamnya, sementara Sean ikut dari belakang.

"Aku minta agar semua bukti kejahatan Dan & ibunya dilimpahkan ke kepolisian. Dalam 24 jam mereka sudah harus ditangkap" pinta Sean pada seseorang di telepon.

"......"

"Usahakan agar mereka membusuk dalam penjara" ujar Sean sambil menekan alat yang di telinganya.

Sesampainya di rumah sakit, Mew dibawa ke ruang UGD. Sementara Kana & Sean menunggu di kursi panjang ruang UGD. Kana berharap-harap cemas berdoa agar Mew baik-baik saja.

"Kana ... Mew akan baik-baik saja" hibur Sean.

"Semoga saja lung ... hikz" tangis Kana.

Setelah hampir 2 jam menunggu, akhirnya dokter keluar untuk bertemu dengan Kana & Sean. Dokter mengatakan kalo akibat tikaman tersebut, lambung Mew mengalami kebocoran. Tapi sudah dioperasi & tinggal dari pasien sendiri untuk sadar.

"Lung, maksud dokter apa tinggal keinginan pasien untuk sadar? Apakah p' Mew menyerah lung?" Tanya Kana keheranan.

"Kana ... lung tidak tahu apa maksud dokter berkata seperti itu, tapi yang jelas bukankah Mew baik-baik saja." Hibur Sean pada Kana yang sebenarnya Sean tahu apa maksud dari dokter itu. Tapi dia tidak punya kuasa untuk mengatakannya pada Kana.

"Iya lung. Boleh Kana masuk?" Tanya Kana.

"Tentu saja sayang. Tidak usah kamu tanyakan lagi. Karena kamu sudah menjadi bagian dari keluarga Jongcheveevat" jawab Sean yang mengelus kepala Kana.

"P' Mew ... ini Kana. Bangunlah p'. Bukankah p' sudah berjanji tidak akan meninggalkan Kana. Hikz ... hikz" tangis Kana disamping Mew.

'Kana ... Kana dimana kamu? Aku mendengar suaranya, tapi aku tidak bisa bangun. Aku harus bangun. Harus. Tunggu p', Kana' batin Mew.

Kana menginap di rumah sakit untuk terus menungguin Mew yang belum sadar. Walaupun Sean sudah menyuruhnya untuk makan & istirahat, tapi Kana tidak mau. Kana selalu mengatakan kalo dia mau jadi orang pertama yang dilihat Mew saat sadar nanti. Bahkan Fern pun tidak bisa berbuat apa-apa melihat keras kepala dari anak semata wayangnya itu.

Setiap hari jika Kana sudah bangun, dia akan membersihkan tubuh Mew dengan handuk & air yang ditaruh di baskom. Kemudian dia akan sedikit menggerak-gerakkan tangan & kaki Mew.

"P' Mew sudah segar & terlihat ganteng. I wuv you p'. Cepat sadar ya & jangan pernah lagi tinggalkan Kana" ujar Kana dengan suara bergetar & sesekali terdengar isakan kecil.

"Sudahlah sayang. Mew pasti akan sadar. Jangan nangis lagi ya" ujar Sean.

"Tapi kapan, lung? Kapan p' Mew akan sadar dari komanya? Kana sudah lelah menunggu, lung. Kana....."

"Astaga ... Kana ... Kana ... bangun nak. DOKTER!!..." teriak Sean memanggil dokter karena Kana mendadak pingsan.

Kana pun dirawat di kamar yang sama dengan Mew. Dokter mengatakan penyebab Kana pingsan adalah karena kelelahan yang ditambah dengan darah rendah & kurang asupan bergizi.

"Mew, kamu dengar tadi apa penyebab Kana pingsan? Karena dia terlalu lelah menjagamu. Sekarang sadarlah. Lung mohon" ujar Sean.

"Lung..." panggil Kana.

"Nak ... kamu sudah sadar nak. Syukurlah" ujar Sean dengan rasa syukur.

"Lung, bagaimana keadaan p' Mew?" Tanya Kana yang melihat kearah Mew.

"Kondisinya masih sama. Masih belum sadar juga" kesal Sean.

"Gak pa-pa. Kana akan selalu disini menjaga p' Mew" ujar Kana.

"Sebaiknya Kana istirahat dulu. Jangan terlalu diforsir untuk menjaga anak itu" nasehat Sean.

"Gak pa-pa lung. Kana rela menjaga p' Mew seumur hidup. Kana bahagia berada di sisi p' Mew" jawab Kana sambil menahan tangis.

"Nak...kalo saja Mew putraku, mulai sekarang aku akan menganggapmu sebagai menantuku" ujar Sean.

"Khap khun na khap lung" jawab Kana sambil memberi wai.

Sudah 2 minggu Mew & Kana berada di rumah sakit bersama-sama. Kana yang sudah boleh keluar dari rumah sakit, tetap berada disana untuk menjaga Mew. Perawat & dokter disana melihat Kana sangat tersentuh.

Dalam sekelip mata sudah 1 bulan Mew koma, tapi Kana tetap berada disamping Mew untuk menjaganya. Terkadang Kana membacakan untuk Mew novel kesayangannya, Harry Potter. Kana yang awalnya selalu menangis saat bicara dengan Mew, sekarang menjadi tegar setegar batu karang. Kana merasa seperti sudah biasa menghadapi itu semua. Kalopun dia ditinggalkan Mew, mungkin Kana juga tidak akan bisa menangis lagi. Air mata Kana seperti sudah kering.

Tanpa diduga Kana maupun orang lain kalo Mew telah sadar dari komanya. Mew melihat Kana yang tertidur dengan lelap disampingnya.

"Kana, aku kembali hanya untukmu sayangku" ujar Mew sambil menyentuh kepala Kana.

"Nnggghhh ... p' Mew

1....

2....

3....

4...

"P' Mew ... benarkah ini dirimu? Ini bukan mimpi kan p'?" Tanya Kana

"Bukan sayang. P' sudah kembali hanya untukmu" jawab Mew dengan suara serak.

"Minum dulu p'. Kata dokter kalo p' Mew bangun harus minum banyak air. Karena bisa saja p' dehidrasi" ujar Kana yang menolong Mew untuk meminum airnya.

"Hmm ... cukup. Sayang, kamu terlihat kurus" ujar Mew.

"P' Mew ... hikz ... hikz ..." tangis Kana.

"Sayang, bukankah p' sudah sadar? Jangan menangis lagi na. Ssstttt" ujar Mew menenangkan Kana.

"P' Mew jahat udah biarkan Kana sedih. P' Mew harus menebus dosa" ujar Kana sambil memukul halus lengan Mew.

"Iya sayang. P' akan menebus dosa pada Kana. Sekarang jangan nangis lagi na. P' juga ikut sedih melihat Kana menangis seperti itu" ujar Mew sambil menghapus air mata Kana.

Mew yang sudah sadar membuat Kana seperti semula lagi, selalu ceria. Sean & Fern yang melihat Kana seperti itu merasa bersyukur karena Mew telah sadar dari komanya. Tapi ada sesuatu yang disembunyikan Kana kalo ternyata pukulan Dan di kepalanya mengakibatkan Kana sering mengalami sakit kepala terutama pada saat stress.

Sang SekretarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang