03

538 66 6
                                    

Serena berjalan sendiri dari halte bus ke rumahnya. Jalan cukup gelap, tapi Serena menyalakan senter di smartphonenya sambil terus bermain Neko Atsum*, tidak memperhatikan jalan di depannya.

"Serena!"

Serena terkejut, smartphonenya hampir jatuh. Dia langsung menatap sinis pelaku yang membuatnya kaget.

"Onii-san! Jangan buat aku kaget lagi!"

Pelaku yang membuat Serena kaget langsung tertawa kecil melihat reaksi Serena . Hobinya memang mengageti Serena sih. Lucu reaksinya, katanya.

"Maaf, Serena. Reaksimu tetap lucu setelah beberapa kali aku mengagetimu."

"Iwa-chan! Kau punya adik?! Sejak kapan?!"

Tiba-tiba muncul lelaki yang penampilannya antara cantik dan maskulin dari balik badan Iwaizumi.

"Kusokawa, apa yang kau lakukan di sini. Rumahmu di sana!" balas Iwaizumi sambil menunjuk arah dia datang.

Oikawa hanya mem-poutkan bibirnya. "Habisnya, Iwa-chan jadi suka langsung pulang duluan. Ga mau main sama kita-kita lagi. Kan Oikawa yang fabulous ini jadi curiga!"

"Oikawa?" tanya Serena . "Ah, Onii-san, apa dia yang narsis suka tebar pesona itu?"

Oikawa tertohok. Tidak menyangka Iwa-channya akan mendeskripsikan dia sebagai narsis dan suka tebar pesona. Dia merasa terkhianati.

"Iwa-chan, dari mananya aku narsis dan suka tebar pesona? Apa kau iri dengan ketampananku, Iwa-chan?"

Iwaizumi hanya menaikkan alisnya tanda masa bodoh.

"Ayo, Serena. Tidak usah diladeni orang narsis sepertinya. Kau aman di manapun selain sekolahku," ucap Iwaizumi sambil merangkul Serena, mengajaknya untuk pulang bersama.

Serena juga menuruti Iwaizumi. Seluruh perhatiannya kini kembali ke Neko Atsum* yang sedang dipenuhi oleh kucing-kucing menggemaskan.

"Iwachan?! Tega sekali meninggalkanku! Besok kau pasti akan kuteror, Iwachan! Tunggu saj! Hmph!" teriak Oikawa protes. Dia menghentakkan kakinya ke trotoar kemudian berbalik untuk pulang.

Ada bau-bau ke-rempongan yang khusus untuk Iwaizumi besok.

"Onii-san, kau tidak menceritakanku ke temanmu? Nanti dia salah paham gimana?" tanya Serena dengan logika uniknya.

Iwaizumi yang paham maksud sebenarnya dari pertanyaan Serena menjawab, "Tidak perlu. Aku itu normal lho, Serena. Ingat itu. Hilangkan pemikiran anehmu itu."

"Aww~ padahal kukira Onii-san mempunyai romansa yang seperti itu. Ehehehe, kan lumayan juga buat imajinasiku."

Serena tertawa kecil di dalam rangkulan Iwaizumi. Imajinasinya tentang IwaOi runtuh sesaat. Besok mungkin akan bangkit lagi.

Sebenarnya Serena dan Iwaizumi bukan keluarga, apalagi kakak-adik. Punya hubungan darah aja tidak. Tetapi karena tradisi tempat asal Serena yang harus selalu sopan kepada orang yang lebih tua, dia memanggil Iwaizumi dengan panggilan 'kakak'. Iwaizumi tidak masalah, toh dia jadi bisa merasakan rasanya punya 'adik' perempuan secantik Serena.

Serena yang tingginya seperti Suga dan rambut hitam sepinggang ditambah dua tahi lalat di bawah mata kanannya. Aduh, manis. Diam saja manis, apalagi kalau senyum, bikin diabetes.

Kemanisan Serena mentrigger siscon di dalam Iwaizumi. Apalagi saat Iwaizumi mengingat teman satu klubnya yang mayoritas akhlasless. Terutama yang setahun dengannya. Makanya dia sampai rela mencela teman setimnya di depan Serena agar dia bisa jauh-jauh dari orang akhlakless seperti mereka.

Wave || Haikyuu! X OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang