Kita Shinsuke berdiri di luar bandara, dengan aura mengerikan yang ditujukan kepada tiga anak rubahnya.
"Kita-san... ini... salahnya Samu!"
"Sembarangan! Tsumu yang menghasut, Kita-san!"
"Pokoknya ini salahnya Atsumu. Aku cuma ikut-ikutan."
"Kok Suna jahat sih?!"
"Ini semua salahnya Tsumu! Titik, no debat!"
"Hah?! Samu juga kali!"
"Mana ada. Orang Tsumu setan kok."
"Kalo aku setan, Samu juga setan!"
"Ga, aku anak tunggal."
"Kuaduin bunda nih!"
"Bunda cuma punya anak tunggal yang namanya Osamu, gamungkin punya anak setan kek Tsumu."
"Bundaku ya! Aku kakaknya!"
"Dibilangin aku anak tunggal. Ga sudi punya kembaran kek setan gini."
"OH GITU? KUADUIN BUNDA!"
"TUKANG NGADU!"
"BIARIN!!"
"GELUT AH YUK!"
"AKHEM."
Suna yang asik merekam keributan kembar di depannya dengan smartphone, kembar Miya yang sedang jambak-jambakan, serentak menoleh ke asal suara deheman.
"Masih mau malu-maluin diri sendiri?" tanya Kita.
Mereka jadi tontonan, tapi sepertinya penonton ilegal itu langsung kabur setelah merasakan aura tidak mengenakan dari Kita.
"N-nggak Kita-san... ampun..."
Kita mengabaikan tiga rubah nakal yang sedang berlutut di depannya. Tangannya beralih memainkan hp. Sudah tidak peduli dengan rubah-rubahnya.
"Shinsuke-san!"
Kita menoleh ke sumber suara. Di sana berdiri Serena dengan pakaian musim panas sederhananya, tanpa koper dan segala macam.
Tidak terlihat seperti habis naik pesawat. Karena bawaannya hanya satu tas berukuran sedang di bahunya.
Kita menyambut Serena dengan senyuman. "Selamat sore, Ellian-san."
Serena manyun tidak suka. "Panggil aku Serena, Shinsuke-san!"
Kita tertawa kecil. "Fufu, baik, Serena."
Serena tersenyum puas. Tapi, tiga rubah yang berlutut kini ternganga, terkejut dengan ekspresi yang dibuat oleh kapten mereka.
"Kita-san senyum?!"
"Nggak, dia ketawa."
"Dia senyum!"
"Ada cewe yang manggil nama depannya Kita-san!"
"Cewenya bule toh..."
Dan banyak lagi kata-kata batin yang tidak terucap secara lisan dari para rubah.
"Oh?" Serena mengintip apa yang ada di belakang Kita.
"Shinsuke-san bawa teman?"
Kita menghadap ke tiga rubah, ekspresinya dingin. "Bukan. Mereka rubah-rubah nakal yang membuntutiku ke bandara karena ingin tau siapa yang akan kujemput."
Suna dan kembar Miya kembali berkeringat dingin.
"Ah, rubah kuning," celetuk Serena saat melihat warna rambut Atsumu. Dia teringat perkataan Sakusa tentang rubah kuning.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wave || Haikyuu! X OC
FanfictionEllian Serena. Di mata orang asing, dia kalem, sopan, dan tinggi (badannya). Tapi Serena hanya akan membuka diri kepada orang terdekatnya saja. Dan kemampuan pasifnya, yaitu, membuat hati pria di sekitarnya terombang-ambing. "Baru kali ini aku m...