04

482 55 0
                                    

"Ohayou, Onii-san!" sapa Serena ketika Iwaizumi mengahampiri Serena ke rumahnya.

"Tumben cepet," balas Ken yang belum tidur dari kemarin.

"Ohayou, Ken-san, Serena," sapa Iwaizumi balik. Ekspresinya menunjukkan simpati untuk Ken.

"Kak Ken aja yang biasanya bikin lama. Sukanya pake pomade lah, parfum lah, ribet. Mending parfum itu waktu bajunya disertrika. Lebih awet. Iya, kan, Onii-san?" balas Serena tidak mau kalah.

Iwaizumi yang agak tidak paham hanya mengangguk saja. Dia menghabiskan susu yang disajikan untuknya. Sementara dia menunggu Serena untuk menyelesaikan sarapannya.

Setelah selesai sarapan, Serena tidak langsung keluar menghampiri Iwaizumi, tetapi mendekati kakaknya. "Deadline udah lewat, mending tidur deh. Ngenes banget mukanya kucel begitu. Wkwkwkwk."

Serena dengan laknatnya menertawai Ken yang malah hanya menjilati saos tanpa lauk.

Serena menghampiri Iwaizumi yang sudah berdiri jauh di trotoar sana. Halaman rumahnya luas depan-belakang euy. Mungkin malah terlalu luas.

Biola siap di punggungnya, sementara tas sekolah disampirkan di bahu kanannya.

"Onii-san, ayo!"

Mereka pun berjalan menuju Aoba Johsai sambil bersenda gurau. Karena bus halte ada di dekat SMAnya Iwaizumi, sekalian lah Serena ke sana.

"Iwa-chan, kau telat!" teriak Oikawa dari gerbang sekolah. "Eh?! Adiknya Iwa-chan!"

Iwaizumi sudah menghela napas kesal, sementara Serena bingung dengan Oikawa yang menunjuk mukanya. Tapi Serena juga merasa bersalah, Iwaizumi jadi telat latihan pagi karena dia.

"Anu... Onii-san, maaf kalau Onii-san jadi telat." Serena menarik kemeja seragam Iwaizumi pelan.

Iwaizumi merasa kesal dengan Oikawa. "Hoy, Kusokawa. Kembali berlatih sana. Aku tadi sudah izin ke pelatih."

Oikawa merasa terbully lagi. Jadi dia dengan sedih memeluk bola volinya. "Adiknya Iwa-chan, tolong hentikan kakakmu ini dari membullyku."

"Kakak? Tapi Onii-san bukan kakakku. Dia tetanggaku," balas Serena kebingungan.

Oikawa mengerjapkan matanya. "Eh?"

Iwaizumi menghela napas lelah. "Dia tetanggaku yang baru pindah bulan Maret kemarin."

Ketika Oikawa masih mencerna perkataan Serena dan Iwaizumi, bus yang akan Serena naiki datang.

"Bye, Onii-san~ semangat latihannya!" Serena melambaikan tangannya ke Iwaizumi, mengabaikan Oikawa yang masih membeku. Lambaiannya juga dibalas oleh Iwaizumi.

PLAK!

Iwaizumi memukul punggung Oikawa dengan keras, menyadarkannya dari lamunan. Tangannya beralih menarik kerah belakang Oikawa.

"Ayo kembali latihan, Kusokawa."

Karasuno High.

"Morning, Sensei~" sapa Serena ketika dia berpapasan dengan pelatihnya yang sedang berjalan ke ruang klub.

"Morning juga, Ellian. Tumben pagi sekali," balas Pelatih.

Serena berjalan di samping pelatihnya. Pelan-pelan Serena menyemprot parfum ke kerahnya, tapi masih bisa dilihat.

"Sensei bau rokok, hehe. Eh, aku datang pagi begini biar bisa tidur dulu di kelas lho, Sensei," balas Serena sambil tersenyum tipis.

Pelatihnya hanya mengangguk paham. Mereka terus berjalan menuju ruang klub. Di depan pintu ruang klub yang masih terkunci, beberapa anggota sudah datang. Mereka semua melingkar dengan posisi jongkok, suaranya berisik, seperti sedang berdebat.

Wave || Haikyuu! X OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang