Mereka berangkat sore hari. Bis sekolah dipinjam, dengan gratis tentunya, soalnya seperempat pendapatan mereka pasti diberikan ke sekolah, sisanya untuk kas.
Di dalam bis tersedia kresek putih lumayan besar berisi macam-macam camilan sebagai sesajen. Katanya sih biar pada diem.
"Sensei perhatian banget."
"Aduh, meleleh cokelatnya."
"Yah gajadi deh. Sensei pilihnya yang lumer."
"Uwaah, ada tisu basah!"
"Ada hand sanitizer sama tisu kering juga."
"Jangan-jangan sensei beneran punya jiwa Mamanya Elli-chan?!"
Kepala Sousuke langsung dipukul oleh Asuma-sensei. Sousuke mengaduh, sementara yang lain hanya tertawa melihat teman mereka yang habis dipukul.
Setelah mereka semua duduk dengan tenang di dalam bus, mereka gaduh, lagi.
Ada yang mbahas Neko Atsum*. Ada yang saling icip camilan, padahal ya sama semua camilannya.
Perjalananke Tokyo dihabiskan dengan menggibah, mabar, ngemil, tidur, dan nyanyi lagu yang sedang hits.
Mereka sampai penginapan larut malam. Asuma-sensei dan Tsumugi yang mengurusi check in nya.
Ternyata Asuma-sensei beneran minta kompensasi ga kira-kira. Mereka disediakan penginapan dengan fasilitas yang lebih dari cukup untuk tiga hari. Biaya penginapan dibayarkan panitia. Mantep.
"Kamarnya satu-satu, apa ga berlebihan?" tanya Haruna yang baru bangun.
Anggota klub orkestra ada lebih dari sepuluh. Ada delapan pemain biola, dan enam anggota band plus vokalis, ditambah lagi ada Asuma-sensei. Jadi ada sekitar... lima belas kamar yang dipesankan.
Penginapannya tipe penginapan Jepang pada umunya, tapi ada tambahan pemandian air panas terbuka dan tertutup, bahkan ada tempat khusus perawatan kulit.
"Sensei ngancem mereka pake apa sih? Kok kayaknya panitianya terlalu baik?" tanya Sousuke yang merasa curiga.
Sementara Asuma-sensei, Haruna, Tsumugi, dan Sousuke sedang berpikir negatif tentang panitianya, yang lain menurunkan barang-barang dan ada yang sedang membangunkan si kebo Serena.
"Ellian-san, ayo bangun."
"Nanti lanjut tidur di kamar deh."
Berbagai bujukan diucapkan supaya Serena mau bangun. Tapi tidak ada yang mempan.
Akhirnya Haruna mendekat. "Ellian, ada wifi sama stopkontak gratis di penginapan," bisik Haruna di dekat telinga Serena.
Serena langsung segar. Dia mengucek-ngucek matanya. Dengan semangat dia bangun dan membantu yang lain menurunkan barang dan membuang sampah camilan yang tersebar di bus.
"Haruna-san hebat ya!"
"Contoh lah ketua kita. Besok pilih ketua yang bisa jinakin Ellian aja."
"Kalo itu mah udah pasti Tsumugi."
"Oke deal. Ketua kita tahun depan Tsumugi."
Setelah menominasikan ketua selanjutnya kepada Tsumugi secara tidak langsung, mereka masuk ke penginapan dengan ekspresi puas.
Kebanyakan dari mereka langsung kembali tidur ketika sampai di kamar masing-masing. Tapi yang lainnya ada yang malah begadang, ada yang melihat-lihat penginapannya, ada juga yang menata barang bawaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wave || Haikyuu! X OC
FanfictionEllian Serena. Di mata orang asing, dia kalem, sopan, dan tinggi (badannya). Tapi Serena hanya akan membuka diri kepada orang terdekatnya saja. Dan kemampuan pasifnya, yaitu, membuat hati pria di sekitarnya terombang-ambing. "Baru kali ini aku m...