“Willy.”
“Lei.”
•••
21.22PM
“Halo, Pacar!”
“Wa'alaikumussalam."
“Eh, Assalamualaikum.”
“Kebiasaan."
“Pacar, lo tadi udah tidur? Gue bangunin lo, ya?”
“Gak, kok.”
“Suara lo jadi lebih ganteng, kayak baru bangun tidur.”
“Suara emang ada yang ganteng?”
“Ada, dong.”
“Ada-ada aja, deh.”
“Hehe.”
“Lo gak bisa tidur?”
“Kok tau?!”
“Biasanya jam segini 'kan lo udah ngebo.”
“Oh, iya juga.”
“Gak bisa tidur kenapa? Ada masalah?”
“Gak, kok. Cuma gak ngantuk.”
“Biasanya biar ngantuk, harus makan dulu.”
“Lo mau gue jadi kayak babi?”
“Gue gak bilang gitu.”
“Gitu apa?”
“Bilang, gue mau lo jadi kayak babi.”
“Itu, udah bilang.”
“Gue jadi pengin kesel, boleh?”
"Gak boleh, udah gue bilang 'kan?”
“Iya. Cepet tidur, Lei. Gak bagus tidur kemaleman. Nanti lo sakit. Gue kasian sama Ibu, makin susah ngurusin lo.”
“Kalo gue bisa tidur, gue gak telpon lo.”
“Merem aja, nanti juga tidur sendiri.”
“Gak bisa, dibilangin gak bisa ya gak bisa!”
“Lo itung domba, deh.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Talkzone
Teen Fiction"Lo terlalu sempurna, Pacar." "Gak ada manusia yang sempurna." "Pacar, tiba-tiba gue takut kehilangan lo." "Kenapa?" "Lo terlalu 'wah' buat gue yang terlanjur 'yah'." "Apaan, sih? Diajari siapa gombal gitu? Jelek tau." "Pacar, jujur sama gue. Pasti...