Thirteenth: [Meet]

3 1 0
                                        

A/n:
Maaf, sengaja aku taroh di atas. Belajar dari pengalaman pribadi, biasanya kalo taroh bawah gak dibaca. Ada yang suka kalo aku tulis scene Willy sama Lei bicara langsung gak? Aku pribadi lebih suka nulis scene mereka telponan, hehe. Selain karena lebih gampang karena aku pure fokus ke dialog mereka aja—gak pake narasi 'kan soalnya, aku merasa kalo obrolan Willy sama Lei lebih feel pake scene telponan. Lebih sederhana dibaca, gak banyak-banyak narasi—Eh, bahkan gak ada narasi sama sekali, wkwk. Soalnya aku sendiri sering capek kalo baca cerita yang narasinya lebih banyak daripada dialog karakternya. Mungkin ada yang sama? Aku harap gak.

Part kali ini sengaja aku buat Willy sama Lei ketemu langsung, biar kalian gak bosen. Kalo nurutin kebiasaan buruk aku yang sering khilaf males baca narasi text banyak-banyak, nanti kalian ketularan kayak aku. Oke, berhenti curcol, silahkan baca.

-Leoeus (Leio)

•••

"Jedag-jedug-jedag-jedug."

"Lei, gak capek ngomong gitu terus?"

"Jedag-jedug-jedag-jedug."

"Ayo masuk, ditungguin Mama di dalem." Willy mendorong punggung Lei pelan agar cewek itu mau melangkah masuk. Tetapi, Lei justru keras kepala menahan langkahnya.

Kali ini nada beo-an Lei terdengar bertempo lebih cepat dari sebelumnya. "Jedag-jedug-dug-dug-dug-dug."

Rumah minimalis berwarna dominan putih-hitam dengan banyak kaca di tiap bangunannya itu berdiri anggun dan kokoh. Pilar-pilar berdiameter oval terlihat menjulang tinggi menghiasi teras rumah keluarga Willy yang luas. Halaman depan sisi kiri terdapat minipark yang dihiasi dengan bunga warna-warni, air mancur yang di sekelilingnya terdapat kolam ikan berbentuk lingkaran, dan ayunan berbahan kayu jati. Sementara halaman depan sisi kanan dibiarkan kosong dengan rerumputan yang terpangkas rapi. Di sekitar gerbang rumah, tanaman arbei tumbuh lebat di sana.

"Lei." Willy mengerutkan dahinya. Pasalnya, sedari tadi Lei menceracaukan kata-kata yang sama bahkan sebelum Willy menjemput Lei dari rumahnya. "Lo ngapain, sih? Heran gue."

TalkzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang