BAGIAN.13

14.5K 351 5
                                    

Next cerita
.
.
Happy reading:)

Yuna berjalan menuju pintu masuk rumah, dan jungkook sudah duduk dikursi tamu sambil melihat yuna yang lewat didepannya. Jungkook terkekeh melihat raut wajah yuna yang masam.

Memasuhi pintu ruang kamar yang menjadi tempat yuna curhat sudah jadi kebiasaan yuna, bahkan anak rumahan lainnya.

Yuna berjalan menuju kamar mandi untuk bersihkan badan supaya bisa lebih segar, setlah mandi yuna mengganti baju ala anak rumahan dengan baju setengah lengan rambut diurai celana pendek serta make up tipis.

Saran (1000 hours-jk)

Perempuan itu tidak ada niatan untuk menemui jungkook karna merasa kesal dengannya. Tapi sepertinya laki laki seperti kelinci itu sudah dipintu kamar yuna dengan melihat yuna yang sedang rebahan.

Jungkook mengendap seperti pencuri untuk menuju kearah yuna, yuna belom mengetahui kedatangan jeon sampai jeon sudah ikut rebahan disamping yuna.

Merasa ada yang aneh yuna menoleh kearah belakang dan sudah pasti yuna terkejut bagaimana tidak? Jeon sudah berhadapan dengan yuna dengan senyum kelincinya.

''Ya!!... Jeon jungkook! Apa yang membuatmu ikutan sepertiku?'' mata melotot nada suara tinggi sudah diposisi yuna.

''Sepertinya memang benar seorang jeon jungkook sudah tidak ada urat malu''

Jeon duduk tepat disamping yuna dan mata yang bertatapan.

''Eomma menyuruhmu untuk makan siang, jadi aku memanggilmu'' tutur jeon

''Eomma katamu? Sejak kapan eommaku mempunyai 2 anak laki laki ?'' yuna tak terima dengan perkataan jeon.

"Kau mau makan atau tidak? Atau aku bawakan saja?'' jeon

''Tidak, tidak usah. Aku tidak lapar aku hanya ingin tidur'' sarkas yuna

Lagi lagi jeon menjitak kepala yuna dengan keras ''makan! Kau ini jangan jadikan kebiasaan'' tiba tiba laki laki bermarga jeon itu pergi meninggalkan yuna

''Dasar pria aneh'' ketus yuna dengan nada meninggi

Karna yuna sudah yakin bahwa jeon sudah pergi yuna melanjutkan rebahan dengan makan coklat simpanannya. Sudah lama yuna rebahan tapi tidak membuat yuna bangun untuk keluar kamar.

Langkah kaki mendekat kearah kamar yuna, mungkin hanya jimin atau mungkin eommanya. Tapi itu salah semua.

''Makan'' suara jeon merusak ketenangan yuna dan menoleh kearahnya.

''Bukankah kau tadi sudah pergi? Kenapa datang lagi?'' tanya yuna dengan alis mengangkat

Jeon nampak meletakkan nampan makanan yuna diatas nakas dan mengambil nasi untuk disuapkan kepada mulut yuna.

''Jika kamu malas bergerak biarkan hanya mulutmu yang bergerak'' tutur jeon dengan mendekatkan sendok kemulut yuna. Merasa yuna tidak mempedulikan kata kata jeon. Jeon sedikit mendengus dan mencupit pipi yuna agak keras.

Sudah pasti yuna merasa kesakitan dan menjerit
''Ap-'' suara yuna terpotong karna sendok nasi sudah masuk kemulut yuna.

''Satu kosong'' kekeh jeon

**🍒**

Akhirnya yuna mau makan ya walaupun sedikit paksaan. Yuna berjalan dibelakang jeon untuk pergi duduk diruang tamu. Mereka sudah duduk bersebelahan setelah jeon mengembalikan nampan makanannya. Suasana sedikit canggung dan..

''Dimana eomma-ku'' yuna

''Mungkin dia sedang pergi, tadi dia menitipkan kau untukku jaga'' tutur jeon

''Um... Hah?! Pergi katamu? Dan meninggalkan kita bedua dirumah ini?'' yuna seketika syok mendengar jeon berkata tadi

Suara mobil menjadi perhatian oleh dua orang yang sedang duduk diruang tamu tersebut.

Mungkin itu eomma yuna yang sudah pulang. Tapi kurasa bukan..

Seorang bertopi hitam kacamata kuning dan baju yang sedikit berantakan serta tas yang ia selempangkan. Jimin

''Pemandangan apa ini?'' jimin kaget melihat jeon dan yuna yang tidak disadari ia duduk begitu dekat

''Kau darimana saja? Apakah kau hantu tanpa memikir waktu?'' perkataan yuna nampak mewakili eommanya yang sedang pergi

''Diam dan nimkati saja, aku mau bersih bersih dulu'' kaki jimin melangkah menuju kamarnya seperti yang ia katakan tadi

Menonton saat bingung ingin berbuat apa memang usul yang sempurna, yuna dan jeon sedang duduk didepan layar TV yang sedang asik melihat netflix.
Jimin datang dengan handuk mengusap kepala yang baru selesai keramas.

''Dek tolong buatkan susu vanilla dan makanan ringan'' jimin nampak memerintah yuna dengan enteng

''Kau kira aku pembantumu? Punya kaki gunakan dengan baik, jadi orang tidak bersyukur!'' jawab yuna dengan ketus.

''Cepat.. Apa kau tidak pernah merasa lelah?'' jawab jimin dengan posisi yang sudah duduk ikut menonton

Yuna berdiri dan menuju dapur seperti apa yang diperintahkan jimin. Ya walaupun sudah membuat yuna darah tinggi.

''Jungkook, apa kau masu susu?'' jeon menoleh merasa ada yang menaggilnya

''Biacara apa kau ini hyung?'' jeon tidak paham apa yang dimaksud jimin.

''Astaga, susu instant bukan susu segar'' jimin dengan nada kesalnya

''Bolehlah jika tidak merepotkan'' gigi kelinci nampak begitu Indah dengan senyum manisnya

''Ya.. '' merasa yuna mendengarkan perkataan jimin. Yuna langsung membuat satu lagi untuk jeon.

Susu vanilla dan makanan ringan sudah diatas meja dngan suasana canggung.
Tapi itu tidak dirasakan yuna. Jimin nampak menyenggol bahu jeon dan sudah pasti jeon menoleh.

''ApaHyung?'' jawab jeon

Mata jimin malah menoleh kearah yuna dengan senyum iblisnya..

Tanpa disadari posisi jimin sudah didekat yuna begitupun dengan jungkook, yuna yang dengan polos masih tidak paham ia masih tenang melhat tv

''Dek..'' suara jimin membuat yuna terkejut, bagaimana tidak suara itu langsung didekat telinga yuna.

''Bisa ngak bikin orang tenang 1abad aja!'' ketus yuna

''Yeu.. Mana sempat keburu mati'' tutur jimin yang malah membuat jeon terkekeh

'' diem lo!'' suara itu dituju kejeon

Wajah jimin tanpa disadari sudah mendekat ketengkuk leher yuna dan nafas jimin bisa dirasakan oleh yuna.

''Lo gak punya urat malu apa?'' yuna dengan sedikit menghindar dan malah pipi yuna mendarat kebibir jeon.

Yuna yang terkejut dengan apa yang dia rasakan langsung menoleh kearah jjeon, tangan yuna mengusap pipi yang baru saja dicium jeon

''Apakah hari ini hari tidak punya urat malu?'' ketus yuna

''Baiklah kalo nganggepnya kekgitu kita lanjutkan saja tidak punya urat malunya'' jawab jimin dengan senyum miringnya

Merasa yuna jengah dengan kelakuan dua orang laki laki itu, yuna melangkah pergi dan meninggalkan mereka. Tapi tangan jeon menahan yuna dengan menarik pinggang yuna karna posisinya saat itu kepala jeon sejajar dengan pinggang yuna saat berdiri.

Badan yuna ambruk dipangkuan jeon dan tangan yuna yang menyentuh perut jimin membuat dua orang lakki laki itu kesenangan.

''Akh.. Sakit bg!'' yuna

Oke next
Jangan lupa vote.
Maap typonya:)😊

ABANG GUA YADONG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang