18. Berbagi

8 2 0
                                    

"Ketika kamu kaya, tidak akan menjamin kamu bahagia. Apalagi ketika ada bagian yang lain yang tak kamu keluarkan. Maka bersyukurlah, dan kebahagiaan akan menyertaimu.

☘☘☘

Seluruh anggota Golden Tree dan Alina sudah berjanji untuk berbagi makanan hari ini kepada orang-orang yang membutuhkan. Bedanya kali ini Suho ikut itu saja. Mereka terjun ke lapangan langsung untuk membagikan makanan. Meski terik matahari membuat keringat mereka bercucuran, hal itu tidak mematahkan semangat mereka. Sebenarnya selain soal berbagi, ada misi rahasia yang baru saja diinfokan Beby melalui grup. Dan Anel termasuk salah satu orang yang harus turun tangan until menyelesaikan misi.

Berhubung panti asuhan yang anak Golden Tree dirikan dulu sudah mengalami perluasan dan pembangunan baru, maka ada beberapa kamar kosong yang harus diisi. Apalagi beberapa anak panti ada yang sudah mandiri dan tidak tinggal di panti, ada yang sudah bekerja bahkan ada yang sudah menikah di usia muda. Ya kalau memang sudah waktunya sih bertemu jodoh di usia muda pun tidak masalah. Pasti karena kedua pasangan sudah sama-sama siap.

Anel sudah tahu ke arah mana dia harus mencari anggota baru panti asuhan mereka. Anak-anak itu pasti sudah tidak asing dengan Anel. Tak lupa Anel membawa bagian makanan untuk anak-anak itu. Melihat mereka sedang beristirahat di emperen jalan membuat senyum terbit di bibir Anel.

"Assalamualaikum adek-adek, apa kabar?"

"Waalaikumsalam, mereka menjawab salam Anel serentak.

"Alhamdulillah kami baik kak," kata gadis belia yang satu-satunya cewek di sana mewakili.

"Kakak mau bagi makanan lagi ya kak?" Tanya si yang paling kecil. Matanya sudah terarah terus pada tangan Anel yang menenteng kantong plastik.

"Iya dek, bukan kakak sih tepatnya. Ini dari sahabat-sahabat kakak juga."

"Terus kakak kok sendiri?" Tanya si kecil lagi.

"Kitanya mencar," Anel mulai ikut duduk di samping mereka. "Yaudah nih makan dulu. Sekalian kakak numpang duduk ya."

"Iya kak, makasih ya kak."

"Sama-sama,"

Mereka menerima kantong plastik yang berisi makanan itu. Senyum anak jalanan itu yang tadinya malu-malu kini mengembang sempurna. Anel senang melihatnya. Merasa bersyukur juga dirinya memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari anak-anak itu.

"Jadi kalian tuh kalau ngamen dari jam berapa sampai jam berapa?" Tanya Anel di sela-sela anak-anak jalanan itu makan.

"Ya tergantung kak, pokoknya kalau jalanan sudah ramai ya kita mulai ngamen."

"Oh gitu," Anel mengangguk-anggukan kepala. "Kalian kan gak punya rumah nih, jadi kalau malam tidur dimana?"

"Dimana saja sih kak, cuma seringnya di emperen toko. Atau di gedung tua yang udah gak ada penghuninya."

"Di gedung tua, gak takut ada hantunya?" Anel meluruskan kakinya yang tadi sudah banyak berjalan, sesekali memijitnya dengan tangan miliknya.

"Ngapain takut kak, Allah kan selalu jagain kita." Mendengar jawaban mereka hati Anel hangat. Memang benar Allah selalu menjaga hamba-hambaNya.

Fragment (Golden Tree The Series Two) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang