22. Hide & Ignore

20 0 0
                                    

"Sayangnya kamu lupa kepadaku. Tak apalah, aku juga jadi mudah mengabaikan kamu dan semua persaan tentangmu."

💮💮💮

"Assalamualaikum semuanya baik itu yang sudah mandi ataupun masih muka bantal. Yang sudah bau matahari maupun yang mulutnya masih bau terasi karena belum sikat gigi. Kembali lagi dengan aku Asa, pembawa acara kesayangan kalian semua."

"Waalaikumsalam," jawab semuanya.

"Dan tentunya aku Aru si lelaki kesayangan Asa yang akan menemaninya menjadi pembawa acara. Seperti acara-acara kita yang sebelumnya tentu tidak lengkap saat kita sudah berkumpul seperti ini tanpa bermain. Kita bakal main apa nih Twinkle."

"Kita bakal main sesuatu yang seru mumpung lagi di pantai gini."

"Main apa tuh?"

"Main suami istri aja yuk," canda Daisha membuat semua pandangan mengarah ke Anel.

"Sorry ya gue gak jealous. Gue juga tahu kali kakak becanda." Menguarlah tawa di antara mereka.

"Nah gitu dong Nel, kan ada gue yang selama di sini jomblo." Tasya menempel di sebelah tangan Anel yang membuat Anel risih.

"Udah gak usah ndusel lo."

"Nah hari ini gamenya cukup mudah." Daisha melanjutkan kalimatnya.

"Kita akan bermain membuat istana pasir. Mudah bukan?" Lanjut Aru.

"Ya Allah permainan macam apa itu. Dikira gue masih bocah." Yazid berkomentar, yang kemudian melanjutkan kalimatnya. "Tapi boleh juga. Soalnya gue mau coba nih apakah saat sudah setua ini gue akan berhasil membuat istana pasir seperti dulu.

"Peraturannya cukup mudah." Aru melanjutkan arahan untuk semua orang. "Buatlah istana pasir sebagus mungkin bersama teman sekelompok kalian. Tenang saja, yang suami istri pasti sekelompok."

"Kelompok terburuk akan bertanggung jawab menyiapkan makan siang. Baikalah, kita langsukan saja bagi kelompok."

Game diantara mereka baru dimulai lima belas menit kemudian. Anel sekelompok dengan Tasya, Ajril dan Freya. Sebenarnya game ini terdengar lucu kalau diceritakan mengingat mereka sudah pada berumur. Tetapi begitulah para anggota Golden Tree. Karena motto mereka adalah Tak masalah jika umur kita menua asal jiwa masih tetap bocah. Sebenarnya itu juga bukan motto yang bisa dianggap serius tetapi sudahlah karena mayoritas dari mereka pemikirannya rada nyeleneh jadilah yang minoritas hanya bisa mengikuti. Namun sebenarnya maksud motto itu baik karena terkadang orang dewasa suka meribetkan masalah dan negative thinking dengan segala hal sedangkan seorang bocah yang polos biasa selalu positive thinking untuk apapun yang terjadi padanya karena itu mereka jadi mudah bahagia dan tertawa lepas.

"Nel, ambil air dong! " pinta Ajril pada sahabatnya itu dikarenakan posisi mereka ditempatkan sedikit jauh dari pinggir pantai. "Nih dongnya," Ajril melemparkan ember kecil bewarna pink yang biasa dipakai anak-anak buat membentuk istana pasir.

"Dasar males, yaudah bentar."

Anel bangkit dari jongkoknya. Dengan kaki telanjang, Anel dapat merasakan dengan jelas tekstur pasir pantai yang ia injak. Jujur Anel cukup senang bisa berlibur bersama sahabat-sahabatnya. Apalagi kekocakan mereka kadang membuat Anel tak bisa berhenti menahan tawa. Terutama kalau Yazid, Gilang, Desi, Daisha sudah ngebanyol. Perpaduan antara receh dan kocaknya banting banget.

Fragment (Golden Tree The Series Two) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang