"Tidak ada yang bisa menebak kita akan jatuh hati pada siapa. Cinta itu misteri, sulit dimengerti. Kadang terlalu buta juga terlalu berambisi."
☘☘☘
Paris, 10 Maret 2025
Dimitri masih termenung melihat ke kalender yang dari tadi di pegangnya. Dia masih bertanya-tanya untuk apa dia melingkari tanggal sembilan di bulan Maret pada kalendernya. Apakah mungkin dia melupakan sesuatu? Tetapi apa itu?
"Dimitri sayang, ayo sarapan dulu." Ibu Dimitri masuk ke kamarnya karena pria itu tidak juga menyahut.
"Hai sayang, kamu tidak dengar ya tadi mom ngomong apa."
"Ya ampun sorry, Mom," Dimitri meletakkan kalendernya kembali di nakas samping tempat tidur.
"Yaudah, ayo makan dulu!" Dimitri mengangguk.
Dia dan ibunya bergegas keluar dari kamar. Tetapi tentu Dimitri masih kepikiran. Dia pikir mungkin saja ibunya tahu. Lagipula kalau itu penting mengapa Dimitri tidak mengingatnya sama sekali.
"Mom, kira-kira Mommy tahu gak kenapa Dimitri nandain angka sembilan di bulan Maret?"
Ibunya tampak sedikit terkejut Dimitri menanyakan perihal itu. Secepat mungkin juga dia mengembalikan ekspresi wajah biasa. Lagipula itu pertanyaan yang mudah untuk dijawab.
"Oh itu kan tanggal jadian kamu sama Valerie."
"Eh serius Mom, kok Dimitri bisa gak ingat sama sekali. Aduh apa Val gak marah ya karena Dimitri lupa?"
"Santai aja Dim, Val kan juga tahu kamu baru sembuh dari sakit. Nanti Val juga bakal ke rumah kok. Yang penting sekarang Dimitri makan dulu aja."
"Well Mom,"
Keduanya yang telah tiba di meja makan langsung mengambil tempat. Semua anggota keluarga Dimitri makan dengan tenang. Saat di pertengahan suasana sarapan Valerie tiba-tiba sudah muncul saja. Dengan ramah pula keluarga Dimitri langsung menyambut Valerie ramah. Bahkan Ibu Dimitri bersemangat sekali saat mempersilahkan Valerie untuk bergabung sarapan bersama.
Selesai makan, Dimitri juga Valerie menuju halaman belakang rumah. Dan duduk pada kursi yang telah disediakan di sana dengan meja yang menyatu dengan payung di tengahnya. Keduanya sama-sama diam. Entah mengapa Dimitri masih merasa canggung dengan Valerie. Meski semua orang juga sudah tahu hubungan mereka terbilang sudah lama.
"Aku permisi sebentar ya." Dimitri angkat suara pertama kali entah untuk pamit kemana.
Secepat kilat pula Dimitri kembali. Tidak sampai dua menit.
"Dari mana sih, kamu?"
"Tidak dari mana-mana kok." Dimitri tersenyum manis ke arah Valerie.
"Aku makin curiga, deh." Dimitri tersenyum lagi, kali ini lebih manis dari sebelumnya. Membuat Valerie meleleh.
"Val aku mau minta maaf sama kamu." Tiba-tiba Dimitri sudah menyodorkan bunga yang tadi dipetiknya begitu saja. "Kamu bakal maafinkan?"
"Memangnya kamu salah apa?" Valerie malah balik bertanya.
"Aku kan lupa soal tanggal jadian kita kemarin. Maaf ya, aku jahat banget kan Val."
"Oh soal itu. It's okay Dim. Kita kan juga gak harus ngerayain setiap bulan. Btw makasih bunganya. Valerie mengambil bunga itu dari tangan Dimitri."
"Tapi biasanya kan cewek suka cowok yang seperti itu. Cowok yang romantis. Aku merasa tidak romantis sama sekali." Valerie yang mendengarnya hanya bisa terkekeh kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragment (Golden Tree The Series Two)
ChickLitGolden Tree The Series 2 Apakah kita bisa percaya cinta seseorang akan tetap sama dari waktu ke waktu? Aku rasa tidak akan ada yang begitu. Ini tentang karir, cinta, mengikhlaskan dan takdir.