Suatu kebahagiaan bagi Erwin, akhirnya dia bisa menghabiskan libur panjang kerja kali ini pulang ke kampung halamannya, yang ada di pelosok kota Jawa timur.
Berhubung teman kost nya di Jakarta bernama Bayu sudah tidak memiliki kedua orang tua dan anak semata wayang, akhirnya memilih merantau meninggalkan tempat kelahirannya, kota Surabaya. Terpaksa harus ikut pergi bersamanya ke kampung halaman.
Hari ini adalah hari kedua mereka ada di sana, dan terlihat dari keduanya sedang menikmati suasana perkampungan di sore hari yang begitu indah, pemandangannya menyatu dengan alam hingga terasa begitu sejuk dan menyegarkan.
Kini terlihat Bayu yang begitu sibuk dengan kamera yang dikalunginya dileher, terus-terusan mencari objek untuk di photo.
" Win, gue keliling kampung dulu ya, biasa cari bahan buat photo, " seru Bayu yang sedikit membuat Erwin terkejut.
" Serius lo mau sendirian?? Tapi inget ya jangan macam-macam di sini, jangan malu-maluin gue! " tegas Erwin.
" Iya siap, santai aja boy. " sahut Bayu yang langsung pergi meninggalkan Erwin.
Banyak warga berlalu lalang dan sibuk beraktifitas seketika memperhatikan gerak gerik Bayu yang beberapa kali memotret warga sekitar dan beberapa di antaranya menyapanya dengan ramah.
Hingga tibalah Bayu di depan sebuah hutan yang begitu lebat, yang berlokasi cukup jauh dari permukiman penduduk. Terlihat jelas tertera tulisan di sebuah papan yang terpantek di batang pohon,
" Dilarang memasuki area hutan "
Bayu yang seharusnya paham atas batasnya, kini bukannya berbalik badan untuk pulang malah melanjutkan perjalanannya dan tidak memperdulikan larangan yang ada dan ucapan Erwin temannya itu.
" Gak mau macam-macam kok, lagian cuma mau photo aja, pasti lebih bagus nih di dalam buat di photo, " ucap Bayu sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam hutan tersebut.
langkah demi langkah pun akhirnya berhasil membawanya tiba di tengah-tengah hutan dan betapa kagetnya dia setelah melihat lebih banyak warga yang ada di dalam hutan sedang berkumpul menikmati sebuah pertunjukan tari yang di iringi alat-alat musik tradisional. Terlihat begitu menarik dan membuat Bayu langsung menghampiri kerumunan tersebut.
Kehadirannya pun di sapa hangat oleh warga dan Bayu di tarik ke depan untuk mengikuti tarian dan dia pun mengikuti tarian tersebut dengan riang.
Setelah pertunjukan tari selesai Bayu pun di ajak keliling hutan bersama warga dan terlihat banyak makanan yang di hidangankan disana dan kebetulan Bayu begitu merasakan lapar sehingga ia langsung saja ikut menyantap makanan tersebut dengan lahap bersama warga.
Hari pun mulai gelap terlihat Erwin yang begitu gelisah dengan temannya itu yang tak kunjung kembali, dengan cepat Erwin pun mengambil langkah, pergi mengelilingi perkampungan mencari Bayu. Namun tak juga ia menemukannya, akhirnya Erwin di bantu oleh warga untuk mencari Bayu dan salah satunya mengusulkan untuk mencarinya di dalam hutan.
Dan benar saja dugaan warga, Bayu ditemukan di dalam hutan dengan tatapan matanya yang kosong yang terlihat begitu linglung seperti orang kebingungan dan dia sama sekali tidak memberikan jawaban sedikit pun dari mulutnya setelah dilontarkan beberapa pertanyaan.
Erwin begitu khawatir dengan keadaan Bayu yang seperti tidak sadarkan diri. Dan lebih anehnya lagi Bayu tidak mengenali Erwin selaku temannya itu, Bayu juga mengamuk saat warga memaksa membawanya keluar hutan dan pada akhirnya Bayu berlari kembali ke dalam hutan lagi.
Kabar hilangnya Bayu pun sampai di telinga kepala Desa yang sekarang ada di tengah-tengah warga ikut menyaksikan di lama hutan. Kepala Desa menganggukan kepala dan meminta warga untuk segera meninggalkan hutan karena hark semakin gelap. Namun Erwin membantah dan meminta penjelasan pada kepala Desa dengan apa yang ia perintahkan itu. Meminta meninggalkan temannya dan bukannya membantu.
" Nak, temenmu ini sudah melanggar peraturan Desa ini dan dia sekarang harus menerima hukumannya," ucap kepala Desa tegas dan Erwin pun terkejut mendengar balasan itu.
" Maksudnya pak? emangnya teman saya salah apa, apa hanya karena masuk hutan ia harus seperti ini?! " sahut Erwin panik.
" Iya pertama dia sudah melanggar masuk ke hutan ini dan para penghuni menyambut dengan senang tumbal barunya yang datang dengan sendirinya dan yang kedua temanmu memakan makanan pemberian mereka yang artinya itu jiwanya sudah terkunci di hutan ini dan tidak akan pernah bisa untuk kembali lagi, " ucap kepala Desa tegas sambil menepuk pundak Erwin meminta untuk ikhlas.
" Teman saya kena tumbal gitu pak dan tidak bisa kembali gitu?! Gk mungkin pak temen saya pasti gk mungkin melakukan itu! Gk makan makanan itu! " bantah Erwin sambil menangis merintih.
Malam pun tiba semua warga sudah pergi meninggalkan hutan dan Erwin yang masih menangis di depan hutan berharap temannya kembali. Rasa sesal pun memenuhi dirinya karena tidak bisa menjaga temannya itu dan tidak menceritakan terlebih dahulu latar belakang kampung halamannya yang terkenal angker itu.
" Maafin gue Bay, gara-gara gw lo jadi kaya gini, maafin gw yang gk nyeritain ke lo soal hutan ini gw nyesel banget gw gk bakalan bisa maafin diri gw sendiri. Lo sahabat terbaik gw bay," ucap Erwin kembali merintih dan berlutut di depan hutan tanpa mau rasanya untuk kembali pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST OF TIME
HorrorMenyeritakan kisah sesosok hantu misterius yang mengusik waktu. Siapa saja yang bertemu, pasti akan dipermainkan olehnya. Penasarankan gimana ceritanya? Yuk mampir, baca cerita di setiap babnya.