14-Dia Datang

238 101 60
                                    

lampu kamar sengaja di padamkan.
Detak jam begitu jelas terdengar di tengah malam. Rasa sunyi dan dingin pun mulai menyelimuti setiap jiwa raga.

Terdapat Rani, Syifa, Wulan, dan Dewi yang sedang duduk di lantai kamar kostnya. Mereka membentuk lingkaran dan mengelilingi lilin yang menjadi sumber penerangan mereka saat ini.

Semua mata tertuju pada suatu papan yang ada di tengah-tengah mereka, yaitu papan ouija.

permainan papan datar bertuliskan 26 huruf alfabet, lalu angka 0 - 9, dan beberapa kata singkat "ya" dan "tidak".

Jantung seketika berdetak kencang dan keringat bercucuran. Mereka mulai menempelkan jari pada koin, yaitu alat penunjuk pada papan.

Dan mereka nanti akan mengajukan suatu pertanyaan, yang berharap di bimbing oleh arwah atau roh yang mengeja jawaban atas pertanyaan mereka.

" Tolong siapapun arwah dan penunggu yang ada di sini tunjukkanlah diri kalian, "
ucap Dewi ngeri.

Semuanya hening dan tidak ada pergerakan apapun, mereka pun mencoba lagi.

" Jika kalian beneran ada, coba muncul. kalian ada atau tidak jawab, "

ucap Syifa memberanikan diri dan lagi-lagi tidak ada pergerakan.

Akhirnya mereka mencoba menunggu beberapa menit lagi untuk kembali memastikannya.

Tiba-tiba saja, lilin yang ada sebelah papan ouija pun bergoyang-goyang kencang seperti tertiup sesuatu padahal mereka tidak lagi menyalakan kipas angin ataupun membuka jendela kamarnya.

Seketika itu pun mereka saling berkontak mata dan bersamaan berlari ke ranjang kasurnya menutupi diri dengan selimut rapat-rapat.

" Sumpah gue kaget banget itu lilin nya kencang banget loh geraknya, " ucap Rani berbisik dalam selimut.

" Sama, berarti dia beneran ada di sini. Tapi ngapain kabur aturan kita tunggu aja sebentar lagi siapa tau petunjuknya bergerak juga, "

sambung Syifa sedikit menyesal.

" Lo juga kabur! Coba ke sana lagi kalo berani. Tapi kalo beneran dia dateng kita seharusnya ucap kata perpisahan buat mengakhiri permainannya, " ucap Dewi tegas.

" Ehh iya bener, kalo gak nanti kita di ikutin terus dong sama mereka. Balik ke sana lagi yuk selesain, " ajak Wulan gelisah.

kompak ketiganya menggelengkan kepala menolak keras.

" Please lo aja ran, " bujuk Dewi pada Rani.

" Iya lo aja deh yang ke sana wakil-in kita, " Pinta Syifa.

" Gak boleh gitu lah kan mainnya berempat, berarti harus berempat juga buat akhiri permainannya, " Sahut Wulan.

Mereka pun saling mendorong satu sama lain, meminta untuk kembali ke tempat asal dimana mereka memulai permainan pemanggilan roh itu dan mereka seharusnya segera menyelesaikan permainannya. Karena kelelahan, mereka pun ketiduran.

*****

Rani terbangun dari tidurnya dan betapa terkejutnya dia setelah melihat kamar kostnya berubah menjadi seperti rumah kosong yang tidak terurus, terbengkalai dan sangat berantakan.

Banyak tanaman liat menjalar di kamarnya serta barang-barang yang terlihat rusak dan karatan bertebaran di lantai. Lampu kamarnya juga remang-remang, melengkapi suasana kamar yang saat ini terasa begitu mencengkam.

Dengan cepat Rani pun membangunkan ketiga temannya dan temannya juga ikut terkejut melihat apa yang ada di hadapannya saat ini.

" Kita ada di mana Ran?! " ucap Wulan panik di susul ketiga temannya yang ikut panik, langsung berdiri dan memeriksa ruangan.

GHOST OF TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang