1. Ambruknya Perusahaan Kim

4.2K 245 24
                                    

Cup

Leo mencium perut buncit sang mama yang tengah mengandung, dan hanya tinggal menghitung hari, untuk segera melahirkan, Irene juga sudah mengambil cuti dari perusahaan Jisoo dan Rose.


"Dongsaeng baik-baik sama mama ne, selama Leo sekolah" pamit nya lucu, Leo sudah berusia 4 tahun sekarang, tapi sudah mulai mengikuti pendidikan pra sekolah, dengan tas biru berkarakter optimus prime yang tergantung di punggung nya.




Cup






Rio mencium kening sang istri sambil mengusap perut nya.




"Aku berangkat ne" pamit nya.





"Ne oppa, hati-hati" balas Irene.






Leo berjalan dengan di gandeng sang ayah menuju ke mobil mereka, sebelum berangkat mereka akan menjemput Abigail terlebih dahulu ke rumah nya.





Leo membuka kaca mobil nya, lalu berteriak memanggil noona nya.





"Jangan berteriak boy, turun dan panggil noona mu" nasihat Rio, bocah itu lalu melompat dari mobil sang ayah dan berlari memasuki rumah sederhana milik Krystal.




"Kryst Mommy, di mana noona?" teriaknya, Rio menggeleng mendengar teriakan Leo dari luar.





"Hi baby Leo, noona sedang mengambil tas nya, ini mommy membuatkan mu kroket isi telur" jawab Krystal, menyerahkan lunch box berisi kroket kentang dan sayuran yang di dalam nya berisi telur puyuh.





"Yeay, thank you mommy" girang Leo yang memang hobby makan itu.






"Ayo noona, papa sudah menunggu diluar" ajak Leo saat Abigail sudah keluar dari kamar nya, mereka bertiga pun keluar rumah bersama karena Krystal juga akan berangkat kerja.



"Bye, hati-hati, jangan nakal di sekolah ne" pesan Krystal melambaikan tangan nya ketika mobil Rio mulai melaju.




"Bye momm, ok" balas Leo dan Abigail kompak, setelah anak-anak berangkat sekolah, Krystal pun mulai menggendong tas box nya, dan mengendarai motor nya menuju base camp tempat ia bekerja, sambil menunggu orderan.




Seperti itulah aktivitas Rio setiap pagi, dan Irene yang di rumah pun mulai menggambar desain rumah kecil sederhana, untuk mengisi waktu luang nya selama cuti hamil.





Sesampai di kantor, Rio membaca beberapa map yang ada diatas meja nya, sesaat kemudian dia memijat pelipis nya sendiri, membaca laporan jika perusahaan sang ayah telah jatuh ke perusahaan Kwon, karena gagal memenuhi perjanjian tentang laba yang mereka janjikan dulu.







Tok. . . Tok. . . Tok. . .




"Masuk" jawab Rio atas suara ketukan pintu diruang kerja nya, sang tamu pun masuk.





"Momm" sapa Rio yang ternyata itu adalah Dara.






"Sudah tahu tentang perusahaan Kim, boy?" Tanya Dara berjalan lalu duduk di kursi yang berada diseberang Rio dan hanya terhalang meja kerja itu, Rio mengangguk atas pertanyaan sang ibu tiri.




"Sudah momm" jawab nya acuh.





"Tak ingin melakukan sesuatu untuk daddy mu?" Selidik sang mommy.





"Tidak, biarkan dia mendapatkan hukuman nya sekarang, ini tak seberapa dibanding luka yang harus Rio dan hyung tanggung selama ini momm" jawab Rio dengan wajah memerah marah, hati Rio sudah terlanjur mengeras, Sandara menghela nafas.






"Rio dan Jisoo, kalian sama" batin Sandara.







Flasback on

Keluarga Dara sedang makan malam di rumah, Rose, Jisoo dan si kecil Alissya yang berumur enam bulan sedang menikmati menu nya.


"Jisoo-yaa, selesai makan temui mommy di ruang kerja" perintah Sandara pada Jisoo putra satu-satu nya.





Dan Jisoo pun menurut, dia menemui sang mommy dan duduk di sofa ruang kerja pribadi milik Dara yang berada di rumah nya.




"Mommy sudah mendapat kabar dari kantor, jika perusahaan Kim akan jatuh ke perusahaan Kwon, masih ada waktu, lakukan sesuatu demi ayah mu" mohon Dara, bagaimana pun, dia masih menaruh rasa peduli pada Taeyeon, meski dia pernah terluka oleh nya.





"Ayah yang mana? Aku tidak merasa memiliki seorang ayah momm" jawab Jisoo santai menutupi kekesalan nya atas permintaan ibu nya itu.




"Soo-yaa. . . " bujuk Dara lembut agar mampu melunakan keras nya hati Jisoo.





"Momm, dia masih punya Amber yang selama ini hidup bagaikan raja, jadi biarkan dia yang membantu ayah nya sendiri" tegas Jisoo kesal, tanpa menunggu jawaban sang mommy dia langsung keluar menuju kamar nya begitu saja.







Flashback off










"Baiklah, mommy tak bisa memaksa kalian berdua" pasrah Dara, yang kemudian meninggalkan ruang kerja Rio.




Sementara di tempat lain, Yuri dan Taeyeon, bersama Hyo dan Yeri yang masih setia mengabdi, membantu sang boss mengemasi barang nya, untuk memindahkan kantor nya ke gedung yang lebih kecil dan masih berstatus kontrak, karena gedung milik Kim beserta perusahaan nya telah di akuisisi oleh perusahaan Kwon.





Yuri adalah asisten pribadi Taeyeon, Hyo adalah kepala pemasaran tadi nya, tapi pria itu juga bisa merangkap sebagai sekertaris, sedangkan Yeri, gadis yang baru saja lulus SMA itu bekerja sebagai resepsionis di perusahaan Kim, karena tak tega, Taeyeon tetap mempertahankan nya yang berasal dari keluarga kurang beruntung.




Dengan langkah tertatih Taeyeon memasuki ruangan nya yang sekarang lebih sempit, Yuri mengikuti dari belakang dengan membawa beberapa kardus berisi barang milik majikan nya, Hyo sendiri menata meja kerja nya yang berada di depan ruang kerja Taeyeon, sementara Yeri, menata meja nya yang lebih tinggi dari meja biasa di samping pintu masuk lobby.





Tiffany membuka ponsel nya, setelah menerima sebuah pesan yang masuk, dia membaca alamat yang tertulis disana, bersama Seo dan Seulgi, mereka pun berangkat menuju kesebuah restaurant, setelah, itu dia melaju menuju alamat yang dia terima tadi.





"Aku sudah di depan" kata Tiffany lewat sambungan telpon





"Baik nyonya" jawab pria yang ditelpon Tiffany tadi.




Yuri nampak keluar dari kantor baru perusahaan Kim, yang berganti nama menjadi perusahaan Tae, dia menghampri mobil milik Tiffany diseberang jalan.






"Selamat siang nyonya" sapa Yuri membungkuk hormat, Tiffany mengangguk.





"Bagaimana dengan keadaan nya?" Tanya Tiffany




"Tak terlalu baik nyonya, memikirkan perusahaan, tuan muda Amber, ditambah penolakan Rio dan Jisoo, membuat tuan besar kehilangan banyak berat badan nya, dia mengalami insomnia akut setiap malam nyonya" lapor Yuri, wajah Tiffany berubah sendu, Taeyeon tetaplah suami nya, tak mungkin dia akan mengacuhkan nya.





"Ini, pastikan dia makan dengan baik, dan yang ini, untuk kalian bertiga" Tiffany menyerahkan beberapa papper bag pada Yuri yang berisi makan siang, dia rutin mengirimi untuk Taeyeon yang tidak pernah tahu akan hal itu.






"Ne, terima kasih nyonya" jawab Yuri.










#TBC

Bukan Salah Cinta Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang