15. Kim Taeyeon Siuman

1.2K 186 27
                                    

Malam itu, karena kondisi Amber mabuk berat, dia langsung tertidur begitu di masuk kan ke dalam bangsal panti rehabilitasi.


Pagi nya, ia pun mulai terbangun, membuka kedua matanya, untuk sejenak Amber mencoba mengingat tempat dimana dia berada sekarang.





Klik


Ceklek




Pintu kamar nya dibuka dari luar, Amber terkejut, menatap wajah pria asing yang muncul di hadapan nya.






"Selamat pagi, saya Hanbin, perawat di panti rehabilitasi ketergantungan alkohol disini, mulai hari ini anda adalah pasien disini" beritahu Hanbin, Amber terbelalak.






"Tidak tidak, aku tidak sakit" teriaknya, dia pun hendak menerobos pintu keluar, tapi Hanbin berhasil menahan nya dengan memeluk pinggang Amber dari belakang.






Bugh



Amber menyikut wajah Hanbin dengan siku kanan nya, dan berhasil lepas, tak mau menyerah Hanbin pun mengejarnya dengan alat kejut di tangan kanan nya, mereka berkejaran di lorong, dari arah berlawanan bobby muncul, dia bersembunyi dibalik pilar, begitu Amber mendekat.




Dug




Bruk



Drett





Bobby menjegal kaki Amber, begitu dia terjatuh, Hanbin langsung melumpuhkan nya dengan alat kejut, pria itu pingsan, dengan bantuan Bobby, Hanbin pun membawanya kembali ke sel.



"Gumawo Bob" ucap Hanbin dengan nafas terengah sehabis berlarian.




Amber di masukan ke ruang isolasi, karena sikapnya dianggap berbahaya.





Di rumah sakit

Masa kritis Kim Taeyeon pun terlewati, kini hanya menunggu kesadaran nya saja, Tiffany dan Dara pun lega, semenjak itu, Rio dan Jisoo pun menghilang, seolah ditelan bumi.



Dua hari setelah operasi, Kim Taeyeon pun mulai sadar, kedua mata nya terbuka, dia menoleh ke samping dimana menampakan pemandangan Istri dan mantan selingkuhan nya, serta Yuri, duduk menunggui nya.



"Nyonya" panggil Yuri tanpa menoleh, Tiffany dan Dara pun mengikuti arah pandang Yuri, mereka kaget melihat Taeyeon sudah tersadar.






"Cepat panggil dokter Yul" perintah Tiffany panik.






"Rio-yaa, daddy mu sudah sadar" Tiffany menelpon putra bungsu nya.





"Ne momm, Rio senang mendengarnya" jawab sang putra, begitu juga Sandara, dia menelpon Jisoo untuk mengabari perihal kesadaran ayahnya.






"Pindahkan saja ke kamar VVIP momm, untuk mendapatkan perawatan yang terbaik" pinta Jisoo yang artinya, semua biaya ia yang menanggung, meski belum begitu mengenal sang ayah, sebagai anak ia tak mungkin lepas tanggung jawab, apalagi Rio sudah menanggung banyak beban selama ini, membiayai Abigail dan mommy nya, membiayai proses penyembuhan Amber dan melunasi semua hutang nya.




"Fanny-ahh" suara lemah Taeyeon memanggil sang istri.




"Maafkan aku ne, aku memang salah" sesal nya nyaris menangis, suaranya bahkan nyaris hilang karena dia masih begitu lemah.





"Aku sudah memaafkan mu oppa, sekarang fokus saja pada kesembuhan mu, ne" jawab Tiffany lembut.





"Dimana Dara?" Tanya Taeyeon.





"Dia sedang mengurus administrasi nya oppa" balas Tiffany lagi.




Krriing. . .




Ponsel Yuri berdering, dia pun keluar untuk menerima panggilan.




"Hallo Rio-yaa"





"Hallo, ucle, tolong ke panti rehab ne, bawakan perlengkapan mandi untuk hyung" perintah Rio.





"Ne" patuh Yuri.





"Nyonya" Yuri mencegat Dara yang hendak masuk ke ruangan Taeyeon.





"Ne?" Kejutnya.




"Maaf, saya harus pergi ada urusan kantor, jika tuan bertanya nanti" pamitnya.




"Oh, baiklah" jawab Dara





"Kamsahamnida" ucap Yuri yang kemudian meninggalkan rumah sakit, menuju ke panti, dimana Amber sedang mengamuk disana, merusak fasilitas pribadi di ruang isolasi, tak ada perawat yang berani mendekat, sampai akhirnya Yuri datang, dengan membawa apa yang Rio perintahkan.





"Yuri sialan, berani kurang ajar kamu denganku sekarang" geram Amber lewat pintu ruang isolasi yang berjeruji besi.





"Kemari kau, aku akan menghajar mu" tangan Amber berusaha meraih baju Yuri yang berdiri jauh dari pintu.





"Kamu hanya kacung Yuri-ahh, jangan berani macam-macam dengan anak boss mu" umpat nya lagi, Yuri menatap datar tanpa ekspresi, yang tentu ini menambah kesal Amber.





"Saya datang untuk membawakan keperluan anda, atas perintah Rio" ucap Yuri seolah tak memasukan ke hati atas apa uang telah Amber ucapkan pada nya.




"Brengsek, setelah merebut istriku, menghancurkan perusahaanku, kini dia ingin menghancurkan hidup ku juga, huh? Apa dia masih belum puas dengan kehidupan nya yang sekarang?!" Teriak Amber murka.






"Setahuku, Rio tak pernah merebut istri anda, tapi andalah yang dulu mencuri Irene darinya" ejek Yuri.






"Sialan kamu Yuri" lagi Amber berteriak.




"Dan soal perusahaan, anda sendiri yang kurang cakap dalam menangani nya, dan hanya mencari kambing hitam atas ambruknya perusahaan yang telah tuan Kim rintis dari nol" skak matt, Amber memang tak becus karena itu bukan bidang nya, dia mengambil bisnis seperti Rio dan Jisoo, tapi ia tak pernah benar-benar kuliah, gelar nya adalah palsu, tuan Kim lah yang membelikan nya.





"Dan untuk yang ini, secara fisik anda mungkin sehat, tapi secara mental, saya meragukan nya" lanjut Yuri.





"Ingat tuan muda, suatu saat, anda pasti akan menangis dikaki Rio" ucap Yuri sebelum berbalik meninggalkan Amber.





"Aku tak akan pernah kalah oleh Rio, ingat aku akan menghajarnya jika bertemu dia nanti!" Teriak Amber pada Yuri yang mulai menjauh, pria itu tetap acuh tak mempedulikan teriakan Amber.



Di rumah sakit, Taeyeon menatap Dara sayu, antara malu, merasa bersalah, dan menyesal, belum sempat Taeyeon berkata, Dara sudah menghapus air mata yang mulai membasahi wajahnya, melihat sang mantan yang begitu lemah, antara senang, lega, dan haru, hilang sudah sakit hatinya.




"Dara-yaa" lirih Taeyeon.





"Ne oppa, ne, tak perlu mengatakan nya, aku sudah melupakan semua nya" isak Dara yang tahu apa yang akan Taeyeon ucapkan, yaitu permintaan maaf.





"Aku hanya tak ingin terlambat mengatakan maaf, baik pada mu atau pun pada putra-putra ku" lanjut Taeyeon.






"Tidak, oppa tidak terlambat, mereka pasti datang oppa, percayalah" hibur Dara, mengusap punggung tangan kanan Taeyeon.





"Oppa istirahat ne" bujuk Dara, Tiffany pun menyelimuti tubuh kurus suami nya itu sampai sebatas dada, dan mengusap-usap rambutnya untuk memberi rasa nyaman, tak ada rasa cemburu, kedewasaan telah merubah cara pandang mereka tentang cinta.








#TBC
















Bukan Salah Cinta Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang