"Setelah tahu jika mommy mu memiliki seorang anak dari pria lain, apa daddy mu tidak menceraikan nya?" Tanya Eunhyuk lagi, yang cuek dan blak-blakan dalam bicara.
"Tidak, karena dia ikut kabur dengan dongsaengku dan istri nya" jawab Amber tak menyadari kesalahan nya.
"Bukan kah ceritamu sedikit aneh" ungkap Euhyuk curiga, Amber mengerutkan keningnya tak terima.
"Maksudmu aku berbohong begitu?" Ketus nya.
"Aku tidak mengatakan begitu, kenapa kamu tersinggung?" Balas Eunhyuk tak mengerti, Amber gugup, bola matanya terus bergerak tak tenang.
"Tidak ada yang berbohong disini, karena kebohongan hanya akan membuat kalian semakin lama tinggal di sini" sindir Hanbin
"Tapi menurutku memang ada yang aneh dari cerita Amber yang ku dengar" timpal Dong Wook.
"Dia dan dongsaeng nya menyukai gadis yang sama, tapi gadis itu menikah dengan nya, artinya gadis itu lebih mencintai Amber bukan? Lalu jika dia mencintai Amber, kenapa dia mau diajak kabur dongsaeng nya?" Ujar Dong Wook tentang kecurigaan nya pada cerita Amber.
"Dan kau tahu kan Amb, dongsaengmu lah yang menginginkan kesembuhanmu, itulah sebab nya ia mengirim mu kesini" tambah Hanbin.
"Aaaaaaarrrrrrrggghhhh. . . " teriak Amber marah, membuat semua perhatian di ruangan itu jadi berpusat pada nya.
"Kenapa semua orang lebih menyukai dongsaengku? Kenapa?!" Teriaknya putus asa
"Kenapa selalu dia yang mendapat pujian, kenapa?" Amber terus berteriak dengan wajah memerah dan air mata yang sudah membasahi pipi nya.
"Bahkan Tuhan pun seolah membenciku dan lebih berpihak pada nya" lanjutnya lirih, lalu menjatuhkan pantat nya di kursinya kembali, sambil menunduk sesenggukan.
"Its okey, kamu bisa menyampaikan semua isi hati mu disini, dan kami tak akan menghakimi mu" ujar Hanbin menepuk bahu Amber, Eunhyuk memberinya tisu yang diambil dari sudut ruangan aula, semua menunggu sampai Amber tenang, ada yang mengusap kepalanya, mengusap punggung nya atau menepuk-nepuk pahanya untuk memberi kekuatan mental.
"Irene" ucap Amber tiba-tiba, semua lalu terdiam dan fokus mendengar kan cerita yang hendak Amber ungkapkan lagi.
"Nama gadis yang sama-sama kami sukai, aku sering menjahilinya karena untuk menarik perhatian gadis itu, tapi dongsaengku selalu hadir untuk membantu nya, Rio, nama dongsaengku, dia begitu dingin dan tak banyak bicara, bahkan tak protes ketika aku mendapat fasilitas pribadi dari daddy, dia begitu takut pada daddy yang tak pernah bicara dengan nya, aku tahu Irene dan Rio berkencan, dan aku sudah hilang akal untuk mendapatkan gadis itu, dan ternyata ia adalah putri dari salah satu pegawai daddy ku, aku meminta pada daddy untuk dijodohkan dengan Irene" cerita Amber
"Dan bagaimana reaksi dongsaengmu?" Tanya Mina penasaran.
"Sssttt. . . Diam dulu, biarkan dia bercerita" potong Naeyeon kesal karena ulah Mina.
"Dia hanya diam, bahkan ketika aku berusaha memanasi nya sehari setelah aku menikah pun dia tak marah, hanya pergi begitu saja" jawab Amber
"Dan entah bagaimana, akhirnya mereka mulai berhubungan dibelakang ku, sampai memiliki seorang putra, sakit yang ku rasakan, tapi setelah ku pikir, aku tak benar-benar mencintai Irene, aku hanya terobsesi dan penasaran karena dia mengacuhkan ku, tak seperti gadis lain yang akan selalu mengejarku, jadi untuk apa aku sakit hati, toh kegadisan nya sudah aku dapatkan, jadi ku biarkan mereka kabur dengan status tak jelas, aku tak menceraikan Irene, agar Rio tak bisa menikahinya, hingga suatu hari, perusahaanku hendak bekerja sama dengan investor dari perusahaan lain, dan Rio lah yang menjadi negosiator nya" semua terkejut mendengar nya, dan penasaran dengan apa yang akan terjadi kemudian.
"Diluar dugaan, Rio membuatku harus menandatangi surat perceraianku dengan Irene, jika ingin perusahaan nya menanamkan modal pada perusaanku ku, dan disitu juga, dia mengakui jika sebelum Irene menikah dengan ku, dia telah lebih dulu meniduri nya" lanjut Amber lemah sambil menunduk.
"Aku hancur, harga diriku terluka, aku marah karena selalu kalah dari nya, bahkan mertua ku saja terang-terangan menunjukan ketidak sukaan nya pada ku, dendam, hanya itu yang terlintas dikepala ku, aku jadi membencinya, apalagi akhirnya perusahaanku jatuh ke perusahan nya, karena tak mampu memenuhi perjanjian yang telah disepakati, sambil menunggu waktu yang tepat untuk melampiaskan dendam ku, aku pergi untuk minum-minun, agar aku bisa bersabar dan menyusun rencana, tapi itu pun juga gagal, aku selalu tak berdaya di hadapan nya, aku merasa tak percaya diri jika bertemu dengan nya, yang jauh lebih berhasil dari ku" Amber menarik ingusnya dari hidung karena air matanya kembali mengalir.
"Dan dia yang mengirim mu kesini, artinya Rio masih peduli pada mu, dan itu karena dia menyayangimu, bahkan ia juga memenuhi semua barang yang kamu minta kesini, Amber-yaa, Rio sedang berusaha memperbaiki hubungan kalian, hapus rasa dendam mu, karena ku rasa itu yang justru membuatmu semakin terpuruk, alkohol lah yang membuatmu kehilangan kepercayaan diri, fokus lah pada kesembuhan mu, dan buat keluarga mu bangga" tutur Hanbin menasehati.
"Terima semua dengan lapang dada, jika kamu menginginkan hidup yang tenang, banyak pembelajaran yang bisa kamu ambil, agar hidupmu lebih tertata dengan rapi nanti nya" tambah Hanbin
Tiga minggu kemudian
Dan Amber pun senang, karena lusa, ia bisa pulang kembali ke rumah nya, karene sudah tak sakaw lagi dan bisa mengendalikan hasrat minum nya.
"Amber-yaa, ini sudah waktu nya istirahat, apa yang kamu lakukan disitu?" Tegur Hanbin yang masih melihat Amber di ruang kesenian
"Ne hyung, aku sedang membuatkan hadiah untuk putri kecil ku" jawab Amber tak menoleh.
"Putri?" Heran Hanbin.
"Ne, aku memiliki putri dari kekasihku terdahulu, dan aku baru mengetahui nya dari mommy" jawab Amber tetap fokus dengan alat ukir nya.
"Jadi, itu yang menjadi motivasimu akhir-akhir ini?" Tanya Hanbin lagi
"Ya, bisa dibilang begitu" kekeh Amber.
"Lalu dengan Rio?"
Amber tak menyahut
#TBC
Satu chap lagi tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Cinta Season 2
Fanfictionkelanjutan dari Bukan Salah Cinta yang pertama, buat yang mau ngikutin cerita ini, silakan baca yang season pertama dulu biar nyambung.