Masa cuti melahirkan Irene sudah habis, dia akhirnya kembali ke kantor seperti semula, dan menitipkan baby Lili di rumah orang tua nya.
Rio menemui Jennie di hotel bersama Dara mommy, CEO Kwon itu baru tiba dari Selandia Baru bersama beberapa teman nya, jadi dia memutuskan untuk menginap di hotel, selesai meeting, Rio kembali ke kantor bersama sang mommy.
"Momm, apa menurut mommy Rio mampu menjawab kepercayaan miss Kwon?" Tanya Rio tak yakin pada Dara.
"Rio-yaa, tentu kamu mampu sayang, miss Kwon mengambil keputusan ini tentu bukan tanpa alasan, dia pasti sudah mempertimbangkan nya dengan matang dan sudah tahu dengan kemampuanmu" Dara meyakinkan Rio yang akan dipromosikan menjadi CEO.
Rio membelokan mobil nya kesebuah restauran, dia hendak makan siang bersama sang mommy, mereka duduk di dekat jendela kaca yang besar.
"Mommy ikut senang kamu akan dipromosikan, ingat boy, pekerjaan seorang CEO itu tidaklah mudah dan ringan, tapi jangan takut, mommy akan selalu dibelakang mu, mendukungmu" pesan Dara sambil menunggu pesanan mereka datang.
"Ne momm, gumawo" balas Rio tersenyum.
"Momm" Rio memincingkan mata menatap keseberang restauran, dimana sang istri keluar dari mobil kantor dan memasuki sebuah gedung kecil, Sandara ikut menoleh menatap arah pandang Rio.
"Bukan itu Irene?" Tanya Rio menunjuk sang istri yang tak sampai lima menit masuk gedung, lalu keluar kembali.
"Ne, ada urusan apa dia?" Gumam Dara.
"Ah mungkin hyung mu yang menyuruhnya, dia memakai mobil kantor kan" lanjut Dara yang tak ingin terjadi salah paham antara Rio dan istri nya.
"Sudah ayo makan, ini juga masih jam kantor bukan, wajar dia keluar masuk ke gedung perusahaan partner kerja sama Jiro" hibur Dara, mereka pun melanjutkan makan nya.
Di hari yang berbeda, Irene kembali mengantarkan sketsa nya, kali ini Yuri menghadang nya.
"Nona, tuan Kim ingin bertemu" ujar nya, wajah Irene langsung memucat.
"Tidak uncle, aku takut" tolaknya
"Nona, tidak apa-apa, bukan kah saya pernah menjelaskan bagaimana keadaan tuan Kim sekarang? Jangan takut, ada saya yang akan melindungi nona, tuan muda juga tak mungkin kesini, ayo nona" bujuk Yuri, dengan langkah ragu, Irene memeluk erat tas kerja nya, mengikuti langkah Yuri dari belakang.
Tok. . . Tok. . .
Yuri mengetuk pintu dua kali, lalu membukanya.
"Tuan, nona sudah disini" beritahu nya pada sang boss, Taeyeon memutar lirih kursi kerja nya menghadap ke pintu yang tadi di belakangi nya.
Deg
Irene terkejut bukan main melihat sosok ayah mertuanya yang berbeda 180° dengan tiga tahun yang lalu, tubuhnya semakin kurus tak terawat, rambutnya mulai memutih, kulit tangan nya juga mulai keriput, hilang sudah kegagahan nya yang dulu.
"Irene-ahh" sapanya dengan senyum tulus dan suara yang bergetar.
"N-ne daddy" jawab Irene terbata takut.
"Jangan takut nak, daddy tak akan menyakiti mu lagi, justru daddy yang akan meminta maaf pada mu" ujar Taeyeon yang bisa membaca ketakutan di wajah menantu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Cinta Season 2
Fanfictionkelanjutan dari Bukan Salah Cinta yang pertama, buat yang mau ngikutin cerita ini, silakan baca yang season pertama dulu biar nyambung.