Rio dan Jisoo saling bertatapan sejenak, karena tak tahu apa yang akan mereka lakukan, bagi Jisoo dia hanya menuruti paksaan mommy nya, dan bagi Rio pun sama, karena dalam hati kecilnya masih ada sedikit rasa marah dan kecewa pada sang ayah, Sandara dan Tiffany, serta Yuri menatap cemas dari luar jendela besar di kamar ICU yang menampak kan pemandangan di depan nya itu.
Dengan langkah perlahan, Rio mendekati bangsal tempat Taeyeon terbaring lemah dengan kedua mata yang tertutup, Jisso pun mengikuti langkah dongsaeng nya, berdiri di sisi Taeyeon, mata Rio terus terpaku menatap wajah sang ayah, dia nyaris menangis sekarang setelah mengamati wajah nya yang banyak berubah dan Rio baru menyadari nya sekarang.
Tangan kanan nya terulur untuk membelai rambut memutih sang ayah.
"Aku datang dadd" bisik Rio lirih.
"Cepatlah bangun dadd, aku menunggumu untuk menebus kesalahanku yang selama ini telah menjadi begitu egois dan tinggi hati pada mu" bisiknya lirih.
"Ne dadd, segeralah sembuh, agar kita bisa berkenalan, cucu-cucu mu menunggu kehadiran grandpa nya" timpal Jisoo, bibir Dara dan Tiffany bergetar menahan tangis melihat kedua putra mereka bersedia menemui dan menyemangati sang ayah.
"Beruntung nya kamu Kim, dikelilingi orang-orang luar biasa seperti mereka" batin Yuri tersenyum lega, Rio dan Jisoo awalnya tak berniat sejauh ini, mereka hanya ingin sang ayah segera mendapatkan pelayanan yang terbaik dengan segera, tapi begitu melihat kondisinya yang ternyata lebih parah dari dugaan mereka, akhir nya dua saudara itu pun berubah pikiran.
"Jangan takut dadd, kami semua disini" ucap Rio mengikuti bangsal Taeyeon yang akhirnya di dorong menuju ruang operasi, mereka semua menunggu dengan gelisah, tak lama, Rose muncul bersama Irene dan Krystal.
"Oppa" Irene tak sabar menghampiri suami nya.
"Hi sayang" sambut Rio mengulurkan tangan nya, Irene segera mendekat.
"Leo dan Lili dimana?" Tanya Rio menggenggam tangan sang istri, wajah lelah nya jelas terbaca.
"Mereka di rumah appa dan eomma Im, bersama Abigail" jawab Irene mengusap peluh di kening sang suami dengan tangan nya yang bebas.
"Oppa, apa ini sakit?" Tanya Rose perhatian melihat lengan Jisoo yang tertempel plester bekas tusukan jarum ketika diambil darahnya tadi, Jisoo tersenyum hangat lalu menggeleng.
"Its okey yeobo, baby Aliss ikut siapa?" Tanya Jisoo cemas.
"Aku menitipkan nya pada Seulgi oppa dan Seo unnie, mereka di rumah kita sekarang" jelas Rose, Jisoo mengangguk paham.
"Momm, bagaimana keadaan daddy?" Tanya Krystal duduk disamping Tiffany dengan wajah khawatirnya, meski Taeyeon juga pernah menyakitinya, tak bisa dipungkiri jika sang putri Abigail juga memiliki darah Kim.
"Dia sedang dioperasi di dalam, doaksn semuanya lancar ne" jawab Tiffany menepuk-nepuk paha Krystal.
"Ne, pasti momm, daddy adalah pria yang kuat" hibur Krystal, dua jam lebih Taeyeon masih belum keluar, tak ada yang merasa lapar meski jam sudah menunjuk ke angka satu, mereka cemas dan khawatir menunggu sang kepala keluarga yang tengah menjalani pengobatan.
Lampu merah diatas pintu ruang operasi pun padam, keluarga Kim semua nya berdiri, menyambut sang ayah.
"Dokter" Tiffany menghampiri dokter Choi yang menangani suami nya.
"Mari ikut ke ruangan saya" ujar sang dokter.
"Momm, biar Rio dan hyung yang menemui dokter, mommy temani daddy ne" pesan Rio menahan mommy nya yang ingin mengikuti sang dokter.
"Ne, benar kata Rio" bujuk Jisoo pada Sandara, akhirnya Rio dan Jisoo lah yang menemui dokter Choi.
"Begini Rio-yaa, Jisoo-yaa, operasi tuan Kim berhasil, tapi ini tak menjamin beliau bisa kembali pulih seperti semula, jika dia bisa melewati masa kritisnya nanti malam, dia akan segera sadar, tapi faktor usia membuat nya lemah nanti, jaga baik-baik pola makan nya, sudah saatnya tuan Kim pensiun" beber sang dokter, Rio dan Jisoo mengerti, dia segera keluar dan menyusul keluarga nya yang lain.
"Hyung" panggil Rio dalam perjalanan menuju ruang ICU bersama Jisoo
"Aku berniat untuk mengembalikan keutuhan keluarga kita, apa hyung setuju?" Tanya Rio
"Maksudmu?" Jisoo balik bertanya dan menghentikan langkah nya.
"Apa hyung tak menginginkan keluarga yang utuh?" Lagi Rio bertanya.
"Aku tak rela mommy jadi istri kedua" kesal Jisoo.
"Tidak, bukan itu, aku menginginkan kita semua bisa berkumpul bersama, lengkap, demi daddy" jelas Rio.
"Lalu Amber?" Tanya Jisoo lagi, mereka pun melanjutkan jalan nya.
"Akan ku kirim dia ke panti rehabilitasi ketergantungan alkohol" balas Rio.
"Kalau dia tidak mau?" Cibir Jisoo.
"Akan ku paksa" jawab Rio.
"Rio-yaa, dia bukan anak kecil" sahut Jisoo tak percaya dengan ucapan dongsaeng nya.
"Terserah" jawab Jisoo acuh.
"Aku tak bisa melakukan semua nya sendirian hyung, aku butuh hyung untuk membantuku" mohon Rio memelas.
"Ok" jawab Jisoo singkat dan terkesan becanda.
Rio dan Jisoo, dibesarkan wanita yang memiliki sisi lembut, dan penuh kasih sayang, serta rasa kepedulian yang tinggi, membuat kedua nya memiliki perasaan yang mudah tersentuh, itulah yang menjadi motivasi bagi mereka untuk mengembalikan keutuhan keluarga Kim.
Sore nya Jisoo dan Rio menyuruh para istri dan ibu mereka pulang, bersama Krystal, awalnya Tiffany menolak.
"Mommy bisa datang lagi nanti malam" rayu Rio, akhirnya Fany pun menurut, pulang bersama putri-putri mereka.
"Uncle" Rio mendekati Yuri.
"Ne Rio-yaa" jawab Yuri menegak kan tubuh nya.
"Uncle tahu, dimana hyung biasanya berpesta?" Tanya Rio.
"Ne" jawab Yuri mengagguk.
"Baiklah" balas Rio, Yuri mengerutkan kening nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Cinta Season 2
Fanfictionkelanjutan dari Bukan Salah Cinta yang pertama, buat yang mau ngikutin cerita ini, silakan baca yang season pertama dulu biar nyambung.