Rio pulang, dia memasuki rumah nya, karena Leo libur, bocah itu di rumah Jisoo bersama Abigail, dia mendapati sang istri tertidur di sofa ruang tamu, dengan baby Lili berada didekapan nya sambil menyusu asi milik mama nya, Rio menggeleng.
"Tumben jam segini dia tertidur, capek huh?" Tanya nya, tapi itu tak terdengar oleh Irene saking pulas nya dia tidur, Rio lantas mengambil baby Lili karena takut terjatuh, dan memindahkan nya ke kamar bayi.
Cup
Rio mengecup kepala sang istri yang langsung terbangun dari tidur nya.
"Baby Lili" paniknya karena merasa sang putri tak berada di dekapan nya, wajahnya nampak kebingungan.
"Hey hey" Rio menepuk ringan pipi istri nya yang langsung terkesiap.
"Oppa" ucapnya nyaris menangis, karena pikirnya baby Lili hilang.
"Si kecil dikamar nya, tenanglah, aku yang memindahkan nya" beritahu Rio
"Phiew, syukurlah" lega Irene.
"Oppa sudah pulang, ayo aku siapkan air panas untuk oppa mandi" ajak Irene menarik tangan Rio menuju ke kamar nya, Rio menurut, mengikuti langkah sang istri, pikiran nya mulai curiga dengan Irene yang sekarang sering ketiduran disiang hari.
Jam 6 sore nya Rio bersama Irene dan baby Lili menjemput Leo ke rumah Jisoo.
"Hi Aliss unnie" sapa Irene menirukan suara baby Lili, Alis yang sudah berusia delapan bulan pun memekik girang bertemu dongsaeng nya yang masih berusia lima bulan, Leo dan Abigail sedang membantu Dara grandma di dapur menyiapkan makan malam, Jisoo sedang mandi belum lama dia baru pulang dari kantor nya.
"Irene-ahh, bagaimana perkembangan baby Lili?" Tanya Rose, mereka berdua hanyut dalam obrolan di ruang tamu, Rio ke dapur menyusul keponakan dan putra nya, pria kecil itu terkikik geli menyuapi potongan telur gulung pada noona nya, yang disuapi pun senyum-senyum.
"Momm, jatah untuk Leo sudah habis ya, karena sudah dia makan duluan" goda Rio dari ambang pintu, Leo melirik tajam pada sang ayah dengan wajah cemberutnya, karena tiba-tiba sang ayah menjahilinya.
"Rio-yaa" kekeh Dara dengan candaan Rio.
"Lihatlah momm, telur gulung mu dihabiskan oleh Leo" Rio terus menggoda
"Tidak grandma, Leo hanya mengambil 1 potong" bohong nya.
"Tidak mungkin, papa sudah melihatmu dari tadi boy" Rio pura-pura tahu, padahal dia juga bohong.
"Iya iya, Leo ambil 2" jujur nya.
"4 ya" potong Abigail.
"Dua, yang dua lagi kan Leo suapkan pada noona" protes nya lucu, Dara dan Rio terbahak, melihat Leo yang tak kalah akal.
Sepulang dari rumah Jisoo, Leo sudah tertidur, Rio menggendong nya dan membaringkan dikamar sang putra, Abigail tentu sudah dia antar ke rumah nya, Irene juga menidurkan baby Lili dikamar bayi, setelah itu mereka pun masuk ke kamar untuk tidur.
Tengah malam Rio terbangun, dia ingin buang air kecil, tapi tak mendapati sang istri disisi nya, Rio acuh, selesai dengan urusan pribadinya, dia kembali tidur karena pikirnya Irene tengah menyusui si kecil, padahal Irene sedang mengerjakan rancangan untuk Taeyeon diruang kerja nya.
Dan lagi, seminggu bisa tiga kali Rio tak menemukan sang istri di sisinya ketika tengah malam tiba, dia pun keluar, membuka pintu kamar baby Lili, yang ternyata tak ada disana, bayi perempuan itu tertidur pulas sendiri.
Lalu Rio menuju ke kamar Leo, dan lagi-lagi, Irene juga tak disana, terakhir ke ruang kerja nya, Rio yakin karena pantulan cahaya dibawah pintu yang begitu terang.
Ceklek
Rio langsung membuka tanpa mengetuk.
"Astaga oppa!" Kaget Irene, Rio masih berdiri diambang pintu.
"Mau terus bekerja sampai jam berapa?" Tanya nya datar, Irene tersenyum kecut, takut jika Rio akan marah, suami nya itu hendak melangkah masuk, tapi Irene buru-buru berdiri dan menahan nya.
"Aku sudah selesai, ayo kita kembali tidur" Irene mendorong keluar tubuh Rio menggunakan tubuh nya, pria itu pun pasrah, dia menurut saja.
Suatu hari, Rio mendatangi kantor milik Jisoo, dia ingin membicarakan perihal sang istri yang hampir setiap malam lembur, dia sudah diruangan Jisoo sekarang.
"Maafkan hyung Rio-yaa, selain menjadi arsitek utama disini, aku memang meminta Irene untuk memeriksa hasil rancangan pegawai yang lain, hyung janji akan mengurangi beban pekerjaan nya nanti" jawab Jisoo atas pertanyaan dongsaeng nya.
"Apa kamu tahu, tuan Kim sudah mendirikan perusahaan baru?" Tanya Jisoo, Rio menggeleng.
"Hyung tahu darimana?" Tanya Rio.
"Beberapa waktu yang lalu, pegawainya menawarkan rancangan nya pada ku" jawab Jisoo.
"Hyung terima?" Selidik Rio.
"Tidak, ada beberapa bagian yang mis dari sketsa nya, awalnya hyung tak tahu, tapi melihat signiture Taeny, aku jadi mengerti, jika itu dari tuan Kim" balas Jisoo.
"Jadi, andai itu adalah rancangan yang sempurna, apa hyung akan tetap menerima nya meski tahu siapa arsiteknya?" Tanya Rio lagi.
"Tentu, bisnis adalah bisnis Rio, tak ada hubungan nya dengan yang lain, jika itu bagus dan berpotensi menguntungkan ku, kenapa tidak?" Jawab Jisoo masuk akal.
"Bukan karena ingin membantu daddy?" Desak Rio, Jisoo terbahak.
"Dia bukan ayah ku, dia ayah mu" elak Jisoo.
"Tapi fakta nya, hyung berasal dari sperma terbaik daddy" santai Rio, Jisoo semakin terpingkal, jika hanya berdua dengan Jisoo, Rio memanglah tetap memanggil Taeyeon daddy, karena dia memang putra kandung Kim, tidak seperti yang Taeyeon tuduhkan selama ini.
"Sering-seringlah mengunjungi hyung di kantor, aku senang kita bisa tertawa bersama" ujar Jisoo menepuk bahu Rio.
"Ne hyung, aku pamit" kata Rio.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Cinta Season 2
Fanfictionkelanjutan dari Bukan Salah Cinta yang pertama, buat yang mau ngikutin cerita ini, silakan baca yang season pertama dulu biar nyambung.