15

46 4 3
                                    

Jangan lupa comment dan vote






———

Tekstur gelas kertas terasa halus di ujung jari Beatrice, dalam waktu lama dia betah untuk memutari pinggirannya. Sembari menunggu hujan kembali reda, dia menghabiskan waktunya melakukan hal itu. Membosankan memang, tapi dia lebih memilih seperti ini daripada bergabung dengan para kru lain yang memandangnya sinis. Mereka tidak suka pada Beatrice karena perhatian Teo yang berlebih.

Beatrice menghela napas, hidupnya tidak pernah berat. Lucu sekali, padahal dalam setiap doa-nya dia selalu meminta pada Tuhan untuk meringankannya sedikit demi sedikit. Nyatanya, semakin hari rasanya semakin berat. Jujur, Beatrice tidak ingin banyak mengeluh, tapi dalam 27tahun hidupnya, Beatrice benar-benar merasa sangat lelah sekarang.

Semua bermula dari berpisahnya Ayah Beatrice dengan Mama-nya. Selang beberapa tahun, Mama-nya meninggal dunia karena Kanker. Belum selesai, Beatrice selama setahun harus menjalani pengobatan Tuberculosis. Setelah itu, diri-nya harus putus kuliah, berangkat ke Korea untuk bekerja di lembaga bahasa. Satu tahun dia mendapatkan sedikit kebahagiaan, dirinya kembali dihujam rasa sakit luar biasa.

Beatrice berjuang sendiri.

Beatrice menyembuhkan dirinya sendiri.

Hujan terlihat mulai mereda, di luar sana. Udara dingin semakin menusuk di kulit Beatrice tanpa permisi. Sekilas terpintas sedikit penyesalan pemilihan tempatnya saat ini. Seharusnya dia duduk di cafe atau di lobby saja, bukan di tepi kolam renang lantai tiga yang sepi.

"Perlakuanmu pada Taeyong sedikit keterlaluan. Aku tidak suka." Jhonny mengangkat Beatrice dalam lamunannya.

Sorot mata-nya menujukan ketidaksukaan, Beatrice menunduk lesu. Jhonny benar dia memang keterlaluan. Namun, ketakutan benar-benar menguasai Beatrice.

"Dia ayah kandung Minjun. Kamu tahu itu kan?"

Beatrice bungkam.

Jhonny tidak habis pikir tentang kejadian tadi malam. Dia tidak menyangkan Beatrice akan bersikap seperti itu pada Taeyong. Dia dan Taeyong tidak ada bedanya kalau begitu. Mereka berdua saling melakukan kesalahan terbesar karena mengikuti ego mereka sendiri.

"Kemarin dia memberitahuku seluruhnya." Beatrice mengangkat wajah, tertarik pada kalimat Jhonny.

"Dia menceritakan semua hal yang bahkan kamu sendiri tidak tahu." Tambah Jhonny menarik Beatrice semakin memusatkan perhatian padanya.

Melihat reaksi positif dari Beatrice, Jhonny menyunggingkan senyum miring. Dasar adiknya yang bodoh.

"Kalian hanya salah paham. Sasaeng yang membuat hubungan kalian hancur."

"Maksudnya?"

Sebelum memulai penjelasannya, Jhonny menarik napas dan memungut seluruh energi-nya. Akan ada banyak emosi yang ia keluarkan untuk menceritakan apa yang sudah Taeyong ceritakan pada-nya.

"Pagi, sebelum berangkat ke acaraMusic Show, Taeyong mendapat kiriman foto dari seseorang yang tidak di kenal, bukan hanya Taeyong tapi pihak management juga mendapatkannya."

Beatrice mengernyit bingung.

"Foto itu adalah fotomu dengan Yoojin tidur bersama." Beatrice membulatkan mata dan menegang.

Kepala Jhonny mengangguk paham akan reaksi Beatrice, "Kamu tahu sendiri, Taeyong mudah sekali terpancing emosi jika sudah berkaitan tentang kamu dan laki-laki lain." Jhonny memberi Jeda sebentar sebelum kembali bercerita, "Dia marah besar, di sisi lain, pihak Management yang mengetahui hal itu mengambil langkah besar. Mereka tahu, kamu berpengaruh besar pada Taeyong. Semalam sebelum kamu datang ke dorm kami, pihak Management mendesak Taeyong untuk mengakhiri hubungan kalian."

Beautiful MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang