Bonus. Aku update lagi....
Jangan lupa vote dan comment ya✨🤍 Selamat membaca~————
"Please lebih cepat lagi." Beatrice kembali memohon pada supir mobil Van NCT127.
"Sedang saya usahakan Nona."
Beatrice menggigit bibirnya, Taeyong menarik Beatrice dalam pelukan. Tipikal Beatrice ketika sedang ketakutan dan menahan sedih, menggigit bibirnya. Taeyong sangat hapal itu.
"Jangan khawatir, Minjun anak hebat, okay?"
Beatrice menggeleng, "Bagaimana kalau dia nanti kedinginan? Atau dia di culik orang? Aku seharusnya mengecek ponsel-ku, harusnya aku..." Tangis Beatrice kembali pecah. Taeyong memeluk Beatrice semakin erat.
"Pak, please lebih cepat." Beatrice lagi-lagi memohon.
"Iya Nona, sebentar lagi sampai." Jawab sang supir tenang.
Tangan Taeyong tidak henti memberikan usapan untuk Beatrice. Setiap usapannya Taeyong berharap memberikan ketenangn untuk Beatrice. Mendengar Beatrice menangis, mendengar berita tentang Minjun memang cukup membuatnya panik. Tidak bisa bohong, Taeyong merasa sangat khawatr juga, tapi dia berusaha kuat agar Beatrice tenang.
Lima menit, setelah mobil sampai di pekarangandaycare, Beatrice melaju turun tanpa Taeyong bisa hentikan. Wanita itu menghalau hujan tanpa membawa payung. Melihat tindakan gegabah Beatrice, Taeyong cepat-cepat mengambil payung besar yang di simpah di bawah jok dan menyusul Beatrice.
"Minjun!"
Beatrice berlari ke kelas Playgroup B di persimpangan dekat tangga. Kelas itu adalah kelas Minjun.
"Mommy," Walau sayup Beatrice bisa mendengar suara anaknya dari dalam.
Beatrice membuka pintu kelas dan mendapati wajah pucat Minjun yang kedinginan dan lelah. Bibirnya kering dan tubuhnya terlihat mengigil. Hati Beatrice tersayat dan perih. Untuk pertama kalinya dalam hidu, dia merasa sangat payah. Dia memang bukan ibu yang baik. Dia harus meminta maaf pada Minjun.
"Sayang," Beatrice membawa Minjun dalam pelukannya.
Erat sambil menangis. Beatrice menumpahkan seluruh ketakutan, penyesalan dan kekhwatirannya.
"Maafin Mommy ya sayang. Mommy nakal. Maafin Mommy."
"Dingin Mommy." Hanya itu yang bisa Minjun katakan.
Beatrice semakin merasa bersalah pada Minjun. Dia memeluk erat-erat anaknnya dengan hati-hati. Dia ingin menyalurkan kehangatan.
"Appa?"
Deg.
"Mommy, Appa sudah pulang?"
Tubuh Beatrice menegang, dia melupakan satu hal penting karena kekhawatirannya pada Minjun. Dia lupa kalau dia menjemput dan meminta pertolongan Taeyong untuk Minjun. Beatrice sudah menggagalkan rencana-nya sendiri. Pikirannya benar-benar kosong sekarang, dia tidak tahu harus berbuat apa. Beatrice yakin Taeyong sudah melihat wajah Minjun. Dan, tentu saja dia akan tahu kalau Minjun adalah anaknya.
"Mommy lepas," Minjun berontak dari pelukan Beatrice yang mulai mengendor.
"Mommy ih, Minjun mau peluk Appa!" Lengah, Minjun lepas dari pelukan Beatrice dan berlari ke arah Taeyong.
Pelan-pelan Beatrice mmebalikkan tubuhnya, dia melihat Taeyong membawa Minjun dalam pelukannya. Minjun memeluk erat Taeyong tanpa tahu pria itu sedang menangis sekarang. Kini terbongkarlah sudah semua hal yang sembunyikan dari dunia. Beatrice merasa sangat kalah sekarang, dia pasrah. Taeyong pasti akan memarahi dan paling ia takutkan akan terjadi. Pria itu akan mengambil Minjun dari-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistakes
Fanfic"Aku mencintaimu," lirih tapi Beatrice masih bisa mendengarnya dengan baik. Senyum kebangganya merekah, Beatrice berkedip seolah sedang meyakinkan diri-nya sendiri. Dia tidak sedang bermimpi, ini benar-benar nyata dan Beatrice masih tidak mempercaya...