Hi! Apa kabar? Aku update lagi nih. Minta vote dan comment yang banyak dong 🥺🥺🥺 Jangan silent reader 😭
Ngomong-ngomong Selamat Membaca yak💛✨——————
"Minjun. Brokoli-nya dihabisin sayang."
"Dikit aja ya Mommy, Minjun kenyang."
Beatrice mengangguk seraya tersenyum, "Anak Mommy pinter banget sih."Mereka kembali melanjutkan acara makan mereka. Makan malam sederhana malam ini hanya ada tumis brokoli dan tempe goreng. Makan malam mereka memang sederhana, tapi tempe goreng adalah salah satu makanan kesukaan Minjun setelah Kalguksu. Lagi, Minjun memang jiplakan pria itu, makanan favorite mereka saja sama.
"Mommy, besok kita jadi pergi ke toko buku ga?" tanya Minjun selepas dia meminum air putihnya.
"Jadi dong, Minjun mau beli buku apa?" tanya Beatrice balik.Telunjuk kecilnya mengetuk-ngetuk dagu-nya. Pose sangat imut untuk wajahh tampan Minjun. Melihat Minjun tumbuh tampan, pintar dan penurut membuat Beatrice tidak berhenti bersyukur. Hal terbaik yang ia dapatkan dalam hidup hanyalah Minjun.
"Minjun mau beli buku Dinosaurus sama buku mewarnai boleh ga Mom?"
"Boleh sayang, tapi kalau sudah beli harus bener-bener di baca dan di warnain. Okay?"Minjun mengangguk cepat, dia terlihat sangat senang dan hal itu juga ikut membuat Beatrice senang.
Minjun suka sekali membaca dan mewarnai, tapi dia tidak suka berhitung. Mirip sekali dengan Beatrice, sangat mirip. Hanya hobi Minjun dan cara tersenyum-nya saja yang ia ambil dari Beatrice. Yah, setidaknya itu meyakinkan orang bahwa Minjun benar-benar anak Beatrice, bukan anak dari wanita lain yang kebetulan lewat.
"Mommy, Minjun kenyang." Beatrice meniliki piring makan Minjun
"Haha, kamu katanya cuma mau makan sedikit brokoli-nya, kok Mommy lihat piring Minjun bersih?" Goda Beatrice membuat Minjun mencebik lucu.Dan satu hal lagi dari Minjun yang mirip Beatrice, dia suka makan.
"Jangan cemberut gitu. Justru malah Mommy seneng banget loh anaknya Mommy pinter banget bersyukur sama Tuhan. Mommy yakin Tuhan pasti makin sayang sama Minjun." Kata Beatrice menenangkan.
Mata Minjun berubah berbinar, pria kecilnya kembali menujukan senyumnya.
"Nanti Tuhan kasih hadiah ke Minjun dong kalau makin sayang sama Minjun?"
Beatrice semula diam, lalu mengangguk sambil tersenyum. Menyusul Minjun yang sudah menyelesaikan makanannya.
"Minjun mau minta hadiah apa sama Tuhan emang-nya?"
Kembali dalam pose berpikir ala Minjun, Beatrice terkekeh. Dia selesai dengan makanannya, meminum air putihnya lalu menumpuk piring kotor mereka.
"Boleh ga Mommy kalau Minjun minta Appa pulang?"
Tubuh Beatrice menegang. Sejujurnya ini bukan pertama kalinya, Minjun menginginkan ini, tahun lalu saat ulangtahunnya dia menginginkan Appa-nya datang. Tentu saja Beatrice sangat terkejut, selama ini dia pikir Minjun tidak akan pernah menanyakan keberadaan Appa-nya. Dia pikir akan semudah itu membuat sosok Appa hilang dari kehidupan Minjun.
Dulu, dia memberikan alasan bahwa Appa Minjun sedang bekerja jauh dan tidak bisa di ganggu. Dan sekarang, kalau Beatrice memberikan alasan itu lagi, sudah pasti Minjun akan sedih dan berpikir Appa-nya tidak peduli pada-nya. Padahal, semua salah Beatrice sendiri. Beatrice yang ingin menghapus sosok itu, dia yang menyembunyikan Minjun dari dunia.
"Bisa ga Mommy?" Suara Minjun menyentakkan Beatrice.
Beatrice berusaha tersenyum walaupun dalam otakknya terus berkeja kacau. Dalm sehari, dia kembali memikirkan orang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistakes
Fanfiction"Aku mencintaimu," lirih tapi Beatrice masih bisa mendengarnya dengan baik. Senyum kebangganya merekah, Beatrice berkedip seolah sedang meyakinkan diri-nya sendiri. Dia tidak sedang bermimpi, ini benar-benar nyata dan Beatrice masih tidak mempercaya...