03.15

80 21 5
                                    


Area yang baru saja mereka masuki sedikit berbeda dari yang sebelumnya.

Sebuah tempat luas dengan tiang- tiang besar yang berdiri kokoh dan penuh dengan tong- tong tua di ujung sana.

"Gak nyangka gue, ini tempat ada ujungnya"ujar Hyunjin. Chani mengangguk setuju.

"Kita ke belakang tong aja Chan, lo butuh duduk"

Keduanya berjalan ke arah hamparan tong berwarna merah bata yang sudah pudar di ujung tempat ini. Tong bertuliskan J Liquid 1789 dengan berbagai kode di masing- masingnya menarik perhatian Hyunjin.

Setelah mendudukkan Chani yang segera bersandar di dinding, Hyunnin mengetuk salah satu tong yang ada.








Tong














'Kosong'

Hyunjin mulai mengetuk tong yang lain. Dan sama seperti yang pertama, semua tong disini, kosong.

"Yang itu belum di cek," ujar Chani seraya telunjuknya menunjuk ke satu tong yang berukuran lebih besar di depannya. Tong berwarna merah bata yang lebih cantik dari yang lainnya.

"XJ Liquid 1990+2020,"





Dong





"Yang ini ada isinya," ujar Hyunjin.

"Boleh gue buka gak sih ini" tanyanya lagi.

Chani menggeleng," jangan, kita gak tau apa isinya manatau bahan berbahaya"

Hyunjin mengangguk setuju. Lalu beralih menatap sekeliling tempat ini.

Satu area di tengah lumayan luas. Dengan delapan tiang besar di sekelilingnya.





Srang







Bunyi potongan besi.

Hyunjin mendongak ke atas. Atasnya penuh besi- besi penyangga yang sudah berkarat dengan kabel- kabel kusut yang entah apakah masih menyala atau tidak.

Hyunjin menelisik lagi. Sampai sebuah ide muncul.

Diambilnya potongan besi tadi dan segera ia kembali ke belakang. Ke tempat Chani berada. Dilihatnya Chani tengah mengganti perban- berupa kaos- dengan kain yang baru.

"Yang itu basah banget," kata Chani.

Hyunjin berjongkok didepannya.

"Lo kuat berdiri gak?"tanyanya.

"Masih kok, jalan pun gue kuat"

"Kalau lari? Lari sebentar"

Chani terlihat berpikir, lalu melirik kakinya dan mengangguk.

"Bisa"

"Okay, jadi..







































"Eh? Lobang apaan nih"

Srukk

"Akh! Sakit banget anjing"

Tangannya menepuk nepuk pahanya yang terhantam semen keras yang timbul disampingnya. Lalu terulur untuk mengambil bongkahan batu  yang sempat terjatuh yang membuatnya terperosok ke dalam lubang.

"Eh? "

Pemuda bersurai merah itu mengernyit melihat sebuah papan yang menutupi sebuah lubang.

"Buka gak ya, buka gak ya"

✔24 Hours at Jinyoung's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang