EMPAT

333 55 11
                                    

Aku berdiri diantara rak buku yang begitu mempesonaku.

Berbagai buku yang memuat tentang artikel-artikel hasil penelitian menjadi favorit ku.

Dan jangan salah, udah beberapa teman kelas yang menemukan ku di antara rak kelas IPA itu. Dan aju yakin kalian bisa menebak tanggapan mereka.

"Hei...".

Sapa Stefan sambil duduk di bangku kosong dekatku.

"Eh...hei....".

"Sains?". Ucapnya sambil.menaikkan alisnya sebelah.

"Yups...sains." balasku.

"Hm...dasar aneh loe. Kalau anak ips belajarnya manajemen, keuangan, hutang, ini loe, malah sains". Ucap Stefan sambil membuka buku berbentuk majalah pria di depannya.

Spontan tawaku terlepas. Hingga mengundang keributan di perpustakaan itu.

SSstt....

Penjaga perpustakaan itu menegorku.
Stefan hanya tertawa di balik bukunya sambil sesekali mengintip wajahku yang mengejek sang penjaga perpus.

"Idih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Idih...udah salah, ngeyel lagi".

"Ini kan karna loe juga. Loe anak ipa, bacaannya ipa. Bukan majalah ". Balasku.

"Oiya...stef, gue mau tanya sesuatu boleh gak?".

"Kenapa nggak?".

"Semalam gue liat loe di mall. Cuma gue gak tau sih itu elo apa bukan".

"Masa sih? Semalam gue ngantar mama arisan deh. Bukan ke mall". Ucap Stefan memandang ku serius.

"Loe yakin? Soalnya gue liatnya jelas banget. Itu kaya loe. Loe yang dulu".

"Hmm...loe kangen sama gue yang dulu?". Tambahnya yang membuat dadaku terasa sesak.

"Gu..gue cuma deskripsiin apa yabg gue liat semalam stef". Ucapku grogi.

"Hahahah...  Iya iya...biasa aja kali. Gue juga cuma godain loe" .

"Nyebelin loe". Ucapku.

"Btw loe di undang gak ke pesta si ariel?".

"Iya...loe?".

"Iya". Balas Stefan.
"Serius loe diundang? Gak bercanda kan?". Tanyaku memastikan.

"Apaan sih. Nih undangannya".

Ia melempar undangan itu ke hadapanku.

What...
Stefan yang penampilannya kaya calon korban bully ini juga di undang. Yang bener aja. Kok kaya ada yang janggal?

"Emang kenapa sih yu?".

"Eh...enggak...mmm. Stef, gue mau nanyak".

"Tanya aja".

FALSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang