Duapuluh

296 51 6
                                    

Waktu menunjukkan jam 07:00. Harusnya seluruh siswa sudah di dalam kelas. Namun kali ini tidak.

Pengumuman untuk apel pagi sudah terdengar dari speaker yang di tenpell di setiap sudut sekolah.

Tak berapa lama, seluruh siswa telah berbaris rapi dilapangan.

"Selamat pagi semua". Sapa pak kepala sekolah.

"Pagi pak....".

"Baik...kalian tentu tau, sekolah kita adalah salah satu sekolah dengan predikat dan prestasi terbaik. Oleh karena itulah bapak meminta kalian semua untuk kumpul di lapangan. Bapak ingin menanyakan pendapat kalian tentang poster yang mereka di setiap mading sekolah."

Ucap pak kepsek sambil mengangkat poster yang berisikan fotoku.

Semua siswa tampak terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua siswa tampak terdiam. Walau ada beberapa dari mereka yang masih menceloteh.

"Yuangka alexsandria, mohon ke atas podium". Ucap pak kepsek.

Aku melangkah santai, seakan tak terjadi apa-apa.

"Keluarin aja pak". Teriak leo. Disusul dengan teriakam siswa lain.

Dan aku yakin mulut mereka telah di bayar oleh ariel.
Sesampainya aku di atas podium.

"Mohon kalian kontrol emosi kalian. Kita butuh penjelasan dari yang bersangkutan". Ucap pak kepsek.

"Kalau bobrok, bobrok aja. Gak mungkin sampah di sama ain sama emas". Teriak alexa.

Aku hanya tersenyum.

"Ok...gue minta maaf atas isu yang nyebar atas gue. Tapi jangan kira gue minta maaf atas perbuatan gue. Gue minta maaf mengatas nama kan orang yang nyebar ini semua di sekolah". Ucapku sambil mengangkat poster itu.

"Alah..banyak bacot loe, kalau udah busuk, busuk aja. Jangan banyak gaya". Teriak leo.

"Ok....gue bakalan cerita...kebenaran dari isu ini. Sekolah pertama gue di SMA Negeri 2 jakarta. Sekolah pertama gue saat masuk SMA. Di sini awal mula gue kenal yang nanya kekerasan. Siswa yang merokok, narkoba, dan kemudian bully.  Smp gue cuma bisa diam liat anak-anak yang tertindas. Tapi setelah masuk SMa gue gak bisa diam. Karna korbannya adalah sahabat gue sendiri. NASYA.

Dia anak orang berkecukupan. Sekelas lah sama orang yang ngebully dia. Nyesalnya gue, gue ninggalin dia karna suatu masalah. Padahal cuma gue orang yang dekat sama dia. Dan penyesalan itu gue bawa sampai hari ini. Karna pembulian atas dia itu berujung dengan kematian nasya. Dia bunuh diri. Gue punya seluruh rekaman atas pembulian itun dan bukti kuat kalau Nasya bunuh diri karena gak tahan di bully, gue lapor ke kepsek, tapi kepsek malah memohon agar gue gak nyebar bukti itu. Dan akhirnya ia menang setelah mempropokasi nyokap gue untuk bawa gue keluar dari sekolah. Dan pindah. 

gak nyampe 1 semester, akhirnya  gua di pindahin nyokap ke singapur ,  gue pikir disana akan berbeda, ternyata gak, bahkan lebih parah. Sekolah mengetahui dan membiarkan adanya bully itu. Bahkan bukti yang gue punya gak ada gunanya. Sampai akhirnya nyokap mindahin gue karna gue matahain hidung anak pemilik saham terbesar di sekolah itu. Gue sama sekali gak nyesal. Paling gak gue gak diam.   dan gak nyampe 3 bulan, gue pindah SMA lagi ke SMA internasional di jakarta, mungkin gue emng udah di takdirkan untuk selalu ketemu kasus yang sama. Disini gue berhadapan langsung sama guru bp yang gak bertanggung jawab. Ia menindas semua anak yang gak patuh sama dia. Dan melecehkan siswi yang dia sengaja panggil ke ruangannya. Salah satunya gue. Untungnya gue udah punya rekaman pengakuan salah satu siswi yang udah di lecehin sama dia, dan bukti penganiayaannya. Hingga ia di pecat dari sekolah. Dan pihak srkolah meminta pada gue untuk pindah. Karena berpotensi membahayakan reputasi sekolah. dan gue pindah lagi setelah bulan ke 4 ke salah satu SMA negeri di jogja.

Nah...disini gue lumayan lama nih sekolahnya. Hampir 1 semester. Gue banyak ikut lomba mipa, olimpiade, bahkan sampai pada tingkat nasional. Sampai gue tau, bahwa salah satu anggota gue di gantikan sama seorang anak pejabat yang otaknya cuma ingin populer. Kalian bisa bayangin, peserta kelompok yang udah masuk final salah satu anggotanya di gantikan sama yang otaknya minus. Kalah donk. Dan ia dengan seenaknya menyalahkan gue dan teman gue satu lagi. Pas kita tanya rumus dia malah ngelak. Gue gak terima dan akhirnya gue srlidikin. Ternyata ia ngancam teman gue, dan nyogok mentor belajar kita.

Gue laporin ke pihak yayasan. Dan bener aja, bokap dia adalah pemilik yayasan. Yang dengan begonya nurutin aoa pun permintaan putrinya. Akhirnya tu sekolah kalah. Makin lama gue makin muak sama nih cewek hingga akhirnya gue nguntilin kegiatan dia. Kalian tau dia cewek liar. Diskotik, bar, minuman keras, gue kasih semua bukti itu ke bokapnya tapi loe pada pasti tau efeknya. Gue malah di mintabpindah dengan predikat siswi terbaik. Gila gak tuh?!! 😂😂😂.

Tapi akhirnya gue pindah lagi ke luar negeri, dan kena lagi,  disana main bulan-bulanan bully nya. Gue sampe masuk rumah sakit. Nyokap gur stress liat gue. Karna menurutnya itu adalah kesalahan. Tapi gak buat gue. Meski itu bukan di negara gue, segila mungkin gue coba buat hadapin siswa yang di sana. Dan gue punya bekas luka itu sampai sekarang di pundak kanan gue. Mereka sekelompok cowok brengsrk. Yang suka malak dan mukulin orang seenaknya.  Hingga mereka masuk penjara atas kesaksian gue.

Dan disinilah gue sekarang. Di depan loe semua. " ucapku sambil menyapu pandangan kepada seluruh siswa yang kini telah diam.

"Bapak terkejut atas pengakuan kamu yuangka". Ucap pak kepala sekolah.

"Gak papa pak, saya tau cepat atau lambat sekolah akan mengetahui segala hal tentang saya. Tapi yang ini terlalu melebihkan hingga satu sekolah salah paham. Dan tentunya saya gak terima". Ucapku lalu memutar rekaman suara ariel yabg sengaja kurekam.

Kepala sekolah tampak terkejut. Retinanya membulat dan pandangannya menuju ariel.

Sementara ariel tampak memucat. Ia dan teman-temannya tampak panik.

"Baik...setelah ini, ariel, rina dan alexa. Kalian ke ruangan bapak. Untuk seluruh siswa segera kembali kr kelas kalian dan pelajaran akan di mulai". Ucap pak kepala sekolah.

Seluruh siswa bubar. Kecuali Stefan yang masih setia memandangiku.

Aku berjalan mendekati lelaki yang kini mematung memandangku.

" kaget?". Tanyaku memandangnya tajam.

"Gue ngerti kenapa tante khawatir banget sama loe, loe nantang bahaya loe sendiri yua". Ucap Stefan.

"Gue gak mau kejadian 2 tahun lalu terulang Stefan."

"Biarpun itu nina?".

"Ya...biarpun dia nina".

Ucapku lalu pergi.

Kalau gue diam, gue ngerasa kejadian nasya itu terulang setiap harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau gue diam, gue ngerasa kejadian nasya itu terulang setiap harinya. Salinan surat yang mengucapkan maaf, minta tolong, rindu, semua kata dan kalimat yang tertulis di surat itu selalu menghantui gue.

Hal yang membuat gue gila akan rasa bersalah. Itu yang buat gue gak bisa biarin semua hal terjadi dan berlalu gitu aja.

Vote and comen

FALSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang