Sepuluh

302 52 11
                                    

Aku memarkirkan sepedaku di tempat biasa. Senin pagi, walau sudah mati-matian memotivasi diri untuk semangat, bagaimanapun senin adalah hari yang menjenuhkan bagiku.

"Hi...beb, ikut kita". Ucap ariel yang tiba-tiba datang bersama rina dan alexa kemudian membopongku ikut pada mereka ke sebuah gudang kosong jauh di sudut lingkungan sekolah.

"Ngapain sih kesini?". Gerutuku.

"Hari ini kita udah putusin buat sah-in loe jadi gang kita. Dengan segala pertimbangan loe cocok untuk jadi gang kita". Ucap ariel sambil terus mengomando kami untuk jalan.

Sesampainya di gudang,
Aku terkejut melihat kondisi nina yang diikat dan mulut di bekam.

Mereka benar-benar gila.

"Ok...langkah terakhir, loe siram tu cewek pake air kotor Ini ". Ucap alexa memberiku seember penuh air kotor yang sudah hitam dan berminyak.

Aku benar-benar terbelalak. Apa mereka gak punya hati.

"Ayo...cuma dengan sekali siram aja kok". Ucap rina.

Aku memandang nina yang kini menangis sedih. Ia hanya pasrah menerima perlakuan 3 gadis itu. Ntah  karena itu berpengaruh pada beasiswanya.

"Hey...come on". Buru ariel.

Akupun menerima ember berisi air kotor itu. Menatap intens nina dan air matanya.

Dan,

Brushhhhhh....

Air itu kini telah membasahi pemiliknya. Membuat tampilan baju seragam putih itu menjadi hitam kecoklatan.

Kini aku puas melihatnya.

Hari itu sekolah begitu gempar oleh berita penyiraman itu. Aku benar-benar tidak perduli. Dan tutup kuping atas gosip yang beredar.

"Yua....ikut gue". Ucap Stefan menarikku. Namun sesegera mungkin ku hentak tanganku melepas pegangan Stefan.

"Kalau loe mau ngomong, loe ngomong disini".

"Yu gue udah peringatin loe kan, jangan ikut campur sama gang nya ariel. Kenapa sih loe gak ngerti".

"Kalau gue minta loe jangan ikut campur urusan gue bisa?".

Stefan tampak terdiam. Ia menatapku tajam dari balik kacamata itu.

"Jangan buat gue lepas kendali atas loe yua, gue bener-bener udah nahan diri dan nekan ego gue buat loe"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan buat gue lepas kendali atas loe yua, gue bener-bener udah nahan diri dan nekan ego gue buat loe".

Deg....cetakan aneh itu kembali.

Aku mendekat satu langkah. Dan itu membuat jarak kami menipis, ku bahkan bisa mencium bau segar mint dari nafasnya.

"Gue tantang loe buat lepasin itu semua. Kalau loe masih berani buat ikut campur urusan gue, loe bakalan liat siapa yuangka alexandria sebenarnya Stefan". Ucapku lalu pergi meninggalkan cowok itu dengan segala isi kepalanya.

FALSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang