Senin pagi... Dengan semangat penuh, aku berlari setelah memarkirkan sepedaku.
Aku tak sabar bertemu nina. Hari ini adalah hari pertama ia kembali kesekolah setelah ia di skors.
"nina". Panggil ku saat melihat nina keluar dari kelas.
Plak....
Waktu terasa membeku,
"kenapa loe tampar gue?!!! Loe gak tau terimakasih banget sih nina. Loe tau gak cuma buat loe gue hampir kehilangan segala hal". Bentakku hampir menangis.
Nina masih mempertahankan wajah nanarnya.
" gue udah muak liat sikap loe yang gak tau terimakasih itu nina, gue.. ", "gue gak minta loe bantuin gue. Gue udah bilang, loe gak usah ikut campur sama urusan gue". Balasnya meneriaki ku. Kini satu sekolah perhatikan kami. Termasuk ariel dengan seringaian sialannya.
"gue udah mati2an perjuangin loe buat balik ke sekolah nina. Loe liat luka di wajah gue. Loe liat..liat nin ".
Plok....
Nina melempar wajahku dengan surat di tangannya.
"perjuangan loe.. Berhasil. Gue di keluarin dari sekolah gara-gara loe".
Deg....
Jantungaku seakan berhenti berdetak.
Mulutku menganga, aku masih tidak percaya dengan ucapan nina.
Kupungut kertas yang tergeletak di kakiku. Lalu membacanya.
Benar saja. Disana tertulis kalau nina di keluarkan dari sekolah. Dan surat itu di tanda tangani oleh pak pratama sendiri. Pemilik yayasan. Papa ariel.
" puas loe... Puas loe hah. Gue benci... Gue benci sama loe", "nina".
Stefan datang dan mencegah tangan nina untuk kembali menamparku.
"loe apa-apaan sih". Bentak stefan.
"stef... ". Nina memeluk stefan.
Perasaanku bercampur aduk. Rasa sakitku dan kecewa kini benar-benar menyelimuti ku.
Aku tak memperdulikan dialog demi dialog dari mereka. Maupun kesimpulan setiap siswa yang kini pasti bergema.
Dengan secepat mungkin kuoacu langkahku. Aku berlari menuju kantor kepala sekolah.
"pak saya mau ngomong". Ucapku saat berhasil menerobos kantor kepala sekolah.
" maaf pak, anak ini tidak dapat saya tahan". Ucap bu selfie.
" tinggalakan kami buk. Tak apa". Ucap kepsek.
"duduklah yuangka".
"maaf pak, saya mau langsung to the point aja. Kenapa nina di keluarin? Bukankah video itu sudah jelas, kalau ariel udah ngejebak nina? ".ucapku dengan suara menahan tangis.
"saya tau kamu akan datang kemari yuangka. Tapi itu adalah keputusan dari bapak pratama."
"keputusan apanya pak. Itu gak adil".
"saya mengerti yuangka. Tapi tanda tangan itu asli. Ariel membawanya dan menyerahkannya pada saya. Saya juga masih bawahan beliau. Tak mungkin saya mengelak".
Aku terdiam. Air mataku lolos dari kelopaknya.
" saya mengerti perasaanmu. Tapi itu bukan wewenang saya yuangka. Maafkan saya".
Aku terdiam.
Aku benar-benar tak. Menyangka, ariel sekejam itu.
Aku keluar dari kantor kepala sekolah dengan hati teriris.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALSE
Randomkebohongan, ketulusan, kejujuran dan kesetiaan adalah hal semu yang mudah di palsukan. jika ada sesuatu yang bisa mengalahkan itu semua. mungkin itulah cinta...
