Tujuhbelas

263 46 16
                                    

Setelah adegan menangis di bawah hujan, kini aku baru sadar, aku harus menerima amukan dari harimau betina di rumahku. Mama.

"Kamu kok pulang sendiri. Dini hari lagi. Basah-basahan pula, muka lebam. Kamu abis ngapain sih! Mana Stefan? Tadi dia udah telpon mama bilang kamu nginap di tempat dia". Ucap mama tak berhenti.

"Aku kabur. Stefan gak tau aku balik. Terus tadi aku berantem sama preman". Jawabku malas.

"Preman? Kamu di perkosa? Masih perawan kan kamu? Kamu " haccim...".

Aku bersin.

"Kamu demam. Cepat mandi. Mama siapin obat. Besok aja kita selesaikan ini semua dengan Stefan". Ucap mama.

Syukur lah mama masih ada pemikiran untuk menyelamatkan ku dari aumannya.

Esok paginya aku tidak sekolah. Demam ku tidak turun dan aku menggigil kedinginan. Ditambah nyeri di seluruh tubuhku akibat pukulan lelaki malam itu.

"Kamu makan Dulu". Ucap mama sambil mengaduk bubur di tangannya.

"Aku disuapin sama mbok aja". Balasku.

"Jangan banyak permintaan yua".

"Ydh mama aja yang makan".

Mama tampak menghela napas.

"Mbok....". Teriak mama.

Beberapa menit kemudian si mbok datang dengan tergopoh-gopoh.

"Ia bu?".

"Mbok sibuk?". Tanya mama.

"Lagi masak buat makan malam bu".

"Ouh... Biar saya aja mbok, mbok tolong suapin yuangka, dia gak mau saya suapin". Ucap mama.

"Ouh... Baik bu". Ucap si mbok lalu menerima mangkuk bubur itu dari tangan mama.

Mama pun pergi meninggalkanku dan si mbok.

"Ribut lagi neng?".

"Gak kok mbo, kangen aja di siapin mbok". Ucapku kalem.

Sore kembali. Aku penasaran dengan. Sekolah. Amankah nina?

Tunggu!!!

Kenapa aku masih memikirkan anak itu? Loh...kok hatiku panas.

Akh...cukup yuangka. Berhenti jadi cewek idiot.

Tok...tok...

"Siapa?".

"Yua...ini mama, kamu ke ruang keluarga dulu. Mama mau bicara. Ada Stefan juga". Ucap mama.

Huft...shit...dia lagi.

"Iya_". Ucapku.

Diruang keluarga.

"Sekarang tante mau dengar penjelasan kamu Stefan, kok bisa yua pulang jam 01:30 pagi sih. Basah-basahan dan wajah nya bonyok lagi?". Tanya mama serius.

"Maaf tan, kemarin waktu saya tinggal itu yuangka udah tidur. Saya bahkan gak tau dia kabur. Saya sadarnya waktu dia udah gak ada di tempat dia tidur. Saya juga cariin sampe ke depan rumah tante. Waktu saya tanya satpam, katanya yuangka udah balik".

"Hmm...yua...mau tambah penjelasan?". Tanya mama menatap tajam ke arahku.

"Mama mau penjelasan apa?". Tanyaku dingin.

"Yua kamu ya...kaya gak ada etitudenya sama sekali". Ucap mama dengan nada meninggi.

"Yua kan udah jelasin ke mama. Yua kabur. Yua kena ujan terus berantem sama preman ampe Bonyok. Terus ngapain lagi manggil Stefan kemari?". Balasku.

FALSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang