"Kenapa nak?" Tanya Jaehyun memeluk Ara yang sedang menangis dipelukannya.
"Ara kesepian yah, sampai bosan mau ngapain" jawab Ara.
Jaehyun mengerti perasaan Ara sekarang seperti apa. Ia butuh perhatian, ia butuh teman, di lingkungan rumah ini tak terlalu banyak anak kecil, makanya Ara jarang keluar rumah.
"Sekarang jangan nangis lagi ya, ayah kan udah disini nemani Ara, jadi Ara udah gak sepi lagi, main sama ayah aja yuk" hibur Jaehyun.
Tak lama kemudian, terdengar suara Alisya memanggil Ara. Alisya mendekati putrinya itu.
"Eh mata Ara kok bengkak, habis nangis ya?" Tanya Alisya.
Ara ngangguk.
Jaehyun mengode Alisya untuk tidak bertanya pada Ara, untung nya Alisya paham hal itu.
"Bunda" rengek Ara.
"Apa sayang" jawab Alisya dengan mengelus kepala Ara.
"Kapan Ara punya adek?" Tanya Ara.
Alisya terdiam. Menatap sang suami.
"Ara benar² pengen punya adek?" Jaehyun memastikan.
"Iya ayah. Ara sering dengar cerita teman Ara disekolah dia punya adek lucu" jelas Ara.
Alisya memeluk Ara. "Kalau Ara sholat, selalu berdoa ya" ucap Alisya menahan air matanya agar tidak jatuh.
Hampir saja Jaehyun berkata bahwa punya adek lucu itu diluar ekspektasi, tapi Alisya melarang nya. Namanya juga anak kecil, yang ia tau seorang adek itu lucu, menjadi temannya nanti.
🍑
Malam hari, setelah Ara sudah tidur.
Jaehyun memperhatikan sang istri yang tampak murung dan bersedih.
Alisya berbaring membelakangi Jaehyun.
Jaehyun pun memeluk Alisya dari belakang.
"Dek, mas tau adek kenapa, pasti karena pernyataan Ara tadi kan? Jangan terlalu dipikirkan dek, mas udah pernah bilang, mas ga suka adek begini, diam, gamau bicara apa-apa, nangis" ucap Jaehyun.
"Gimana gak kepikiran mas? Aku merasa bersalah disini, semenjak kecelakaan hari itu aku gabisa hamil lagi, gabisa ngasih Ara adek, sampai Ara nangis kalau dia pengen adek" jawab Alisya dengan nada agak tinggi.
Alisya kalau sudah menyebut dirinya dengan aku, perasaannya campur aduk.
"Dek, hadap mas sini" perintah Jaehyun.
Alisya membalikkan badannya.
"Suatu saat Ara bakal ngerti. Jadi berhenti nyiksa diri adek begini, dan jangan pernah salahkan masa lalu, kejadian kecelakaan adek dulu itu ujian dari tuhan, dan sekarang kita juga sedang diberi ujian, jangan pernah negatif thinking kalau adek gabisa hamil lagi, dokter pernah bilang kan, kalau adek masih bisa hamil lagi" ucap Jaehyun.
"Tapi kemungkinan nya kecil mas" jawab Alisya dengan suara tangisan.
"Kalau tuhan berkata lain dek, semua akan terjadi" jawab Jaehyun.
"Sekarang, mas perbolehkan adek nangis, nangis sepuasnya dipelukan mas" ucap Jaehyun.
Alisya memeluk suaminya erat, dan menangis dipelukan sang suami, sampai baju Jaehyun pun basah karena air mata Alisya.
🍑
Keesokan paginya. Jam 05.45
Jaehyun yang selesai sholat subuh melihat wajah sang istri dalam keadaan pucat. Badannya panas.
"Ca"
"Dek, kita kerumah sakit ya" Jaehyun membangunkan Alisya.
Alisya membuka matanya dan tubuhnya menggigil.
Jaehyun langsung menelpon mama nya minta tolong untuk kerumahnya, menjaga Ara sebentar karena Jaehyun akan membawa Alisya kerumah sakit.
Tak butuh waktu lama, mama Jaehyun datang. Dan Jaehyun sebagai suami siaga, langsung membawa Alisya kerumah sakit.
Melihat sang istri kembali berbaring di brankar rumah sakit membuat hati Jaehyun sakit. Ia selalu berpikir, kapan ia akan menjadi suami yang baik untuk istri dan anaknya.
Alisya diberi infus, dan diberi obat injeksi penurun panas.
"Mas" panggil Alisya dengan suara parau.
"Jangan ngomong kalau masih lemas, istirahat aja" ucap Jaehyun.
"Maaf udah ngerepotin mas" ucap Alisya.
"Udah mas bilang jangan bicara, adek masih lemas, lanjut tidur aja" ucap Jaehyun menggenggam tangan sang istri dan sesekali mengecupnya.
Tak lama kemudian, dokter memanggil Jaehyun, ada yang ingin ia bicarakan dengan Jaehyun.
"Dek, mas bicara sama dokter dulu ya, kalau ada apa-apa, teriak aja, panggil perawatnya ya" ucap Jaehyun yang dibalas anggukan oleh Alisya.
-Jenoooww-
4 September 2020