¤Sweet Mafia¤

4.8K 365 57
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Bangchan masih terinsak kecil, Bahkan setelah Hyunjin mengeluarkan miliknya dan mendudukan Bangchan di disebelahnya. "Hampiri dia!" Printah Hyunjin sembari menarik Bangchan agar berdiri.

Bangchan menangis dan meringis kesakitan. "H-hiks...."Tubuh kecilnya di dorong-dorong pelan oleh Hyunjin agar berjalan ke arah Minho.

Perlahan Bangchan menggerakan kakinya untuk melangkah. Namun baru selangkah kakinya bergetar dan membuat Bangchan terjatuh ke lantai. "Ahk! Hiks...."

Hyunjin tersenyum senang, merasa terhibur dengan Bangchan yang kesulitan terutama akibat dirinya.

Bangchan berusaha bangkit, bocah itu nampaknya tak menyadari jika roknya sedikit terangkat, membuat Hyunjin bisa melihat sedikit bokongnya dan lelehan sperma yang mengalir menyusuri paha Bangchan.

"Fuck!"Minho terkekeh kecil. Ia menarik Bangchan agar duduk di sebelahnya. "Kau bersenang-senang? Maaf aku tidak ikut bermain."

Ucap Minho. Ia Kemudian meringis sembari memengangi pundaknya. Hyunjin mengangkat sebelah alisnya dan menegakan tubuhnya. "Kau terluka?!"

Minho mengangguk, dengan tersenyum kecil ia menatap ke arah Hyunjin dan berkata. "Bawahan ayah mu menghancurkan Bar ku Hwang. Ku rasa ia tau jika Yeji telah mati."

Suasana hening seketika. Hyunjin menyatulan alisnya heran dan curiga.

"Bagaimana kau tau jika Yeji sudah mati? Kau tidak ada disana."

Hyunjin tau Minho bukanlah penghianata. Ia hanya penasaran bagaimana pemuda Lee itu bisa tau, terlebih Minho sudah mengatakan tidak akan ikut lagi.

Kecuali jika keadaan mendesak.

Minho mendengus. Ia menahan rasa sakit pada pundaknya. "Aku tetap diberikan informasi Hwang. Aku bukan penghianat atau buronan kalian. Lagipula aku masih anggota Woojin," ujar si pemuda Lee.

Minho memang tidak menyatakan dirinya keluar dari grub. Hanya saja. Pemuda Hyunjin tidak pernah melihat Minho ikut dalam pertarungan atau apapun yang bersangkutan dengan pekerjaan Mafia mereka.

Bangchan hanya diam. Ia tidak mengerti dengan apa yang Minho dan Hyunjin bicarakan. Bangchan hanya sibuk mengelap air matanya dan fokus untuk tidak banyak bergerak karna bagian bawahnya sakit.

"P-paman Minho...." panggil Bangchan. Minho segera menoleh, Bangchan mengusap pipi Minho.

Wajah Minho terlihat pucat. "Paman sakit?" Tanya Bangchan sembari memeluk leher Minho. "Paman Minho dingin sekali." Minho tersenyum tipis.

Ia memeluk tubuh Bangchan erat. Dan kemudian pandanganya memberat.

"YAK?! MINHO HYUNG!"

Dan gelap.

.
.
.
.

Woojin berjalan dengan tenang di antara lautan darah manusia di lantai.

Mayat-mayat dan darah yang sudah menggenang mengotori lantai dan tapak sepatunya, seakan tidak membuat Woojin risih.

Pemuda itu justru malah bersiul sembari memainkan pistolnya. Woojin keluar dari gudang itu.

Gudang yang di jadikan tempat, para bawahan Minhyun. Woojin mendecih ketika ia melirik ke belakang.

50 orang itu hanya memiliki badan kekar tanpa kemampuan. Woojin tentu dapat dengan mudah mengalahkan mereka semua.

Felix memerhatikan Bossnya itu dari dalam mobil. "16 menit! rekor terbaru mu Hyung," puji Felix setelah Woojin masuk ke dalam mobil.

Pria dengan freckles di wajahnya itu segera menjalankan mobil dengan cepat. "Hmm, waktu mu 5 menit untuk ke mansion Lix." Ucap Woojin dengan nada menantang.

Felix menyeringai senang dan mengeratkan peganganya pada stir mobil. "Beri aku 3 menit!" Ucapnya.

Kecepatan pun bertambah drastis. jika Woojin tidak mengenal Felix, mungkin dirinya akan takut.

Tapi tidak. Selain ahli pisau, Felix juga pembalap yang hebat. Terbukti ketika Felix dapat menyusul beberapa truk dan melaju di antara celah sempit antara mobil besar.

"WOOOO~HOOO!" Felix napak menikmati. Suara sirine polisi di belakang sana tak mengganggu kesenanganya.

Jalan Tol memang menyenangakan. Terutama ketika melihat salah satu mobil hilang kendali, karna kaget di sela oleh Felix.

Menghasilkan sang pengendara membelokan mobilnya secara tiba-tiba, dan mobil itu kemudian di tambrak oleh truk air, lalu di tabrak lagi oleh beberpa mobil dan polisi pun tidak dapat mengejar Felix.

Woojin tersenyum lebar. Mengingat jika terus lancar seperti ini, maka Felix akan membawa mobil ini ke mansion tepat 3 menit.

Ponsel milik Woojin bergeyar. Sang pemilik tentu langsung mengambilnya dari dalam saku dan menekan ikon terima.

Woojin menempelkan ponsel itu ditelinga, mendengarkan apa yang sang penelphone katakan. Dan setelah selesai.

Dengan wajah serius Woojin memasukan ponselnya kedalam saku. "Ke rumah sakit!" Titahnya pada Felix.

"Jadi kita harus putar balik? Ck, sialan." Rutuk Felix sembari memelankan laju mobilnya. Woojin menggedikan bahu, "kau tau jalan pintas kan?"

Dan setelah kata-kata itu. Felix kembali tersenyum, "Tentu, tapi eratkan sabuk pengaman mu. Karna kita akan menabrak beberapa pagar!"

.
.
.

Bangchan memainkan tangan Minho yang terpasang infus, bocah itu bersenandung kecil sembari menggoyangkan kakinya ke depan-belakang untuk menghilangkan rasa bosan.

Bangchan melirik Hyunjin yang tengah berbicara atau lebih tepatnya bercerita pada dua orang. Yang satu pirang ber-freckles sementara yang satu lagi mirip beruang.

Bangchan suka orang yang mirip beruang itu. Sangat lucu dan terlihat kuat.

"Ch-chaniee?" Panggil Minho dengan suara heran. Ia baru saja bangun pasca oprasi dan orang pertama yang Minho lihat adalah Bangchan.

"Paman Minho!" Bangchan segera naik ke ranjang Minho dan memberikan pelukannya. Minho terkekeh pelan, masih cukup lemas dan pelukan Bangchan sangat nyaman.

"Minho." Suara tegas yang sangat Minho kenal. "Woojin hyung?"

"Aku sudah bercerita semuanya." Sela Hyunjin. Felix segera menyenggol tanganya. Woojin menyodorkam sebuah pistol pada Minho. "Untuk mu. Berjaga-jaga jika ingin bergabung,"

Minho menyeringai, "kau tau aku suka balas dendam!" ia menerima pistol itu.

"Bagus, kita akan berangkat ke jerman besok."

"Sepertinya tidak perlu...." sela Felix.

Yang lain menatapnya heran kecuali Bangchan. Felix segera mencabut sebuah pisau dari sakunya. "Markas di serang, dan Changbin berhadapan langsung dengan Minhyun saat ini!"

Woojin dan Hyunjin mengepalkan tangan mereka. Suasana menjadi mencekam untuk sesaat.

"Kita pergi sekarang! Minho menyusul dan ikuti arahan ku nanti, dan kau Hyunjin! Bawa anak itu...."

Hyunjin hendak bertanya, namun Woojin segera berkata. "Kita butuh pengalih perhatian!"






TBC
Chap selanjutnya akan penuh bawang

[4]🌷Sweet Mafia [HyunChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang