2. Sekertaris Baru

1.4K 276 76
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●
.
.
.
.

"Mamaaaa...." teriak Byanca heboh sambil berlari begitu melihat kedua orang tuanya sedang menunggu Chandra membuka pintu rumahnya,

"Lebay... minggu lalu juga baru ketemu, dek"

"Bilang aja mas Chandra iri" ujar Byanca sewot,

"Mama sama papa mau bersih-bersih dulu?" Tanya Chandra sambil mempersilahkan masuk kedua orang tuanya,

"Kamu aja dulu mas, pasti lelah baru pulang, mama mau istirahat aja dulu"

Chandra mengangguk dan pamit untuk membersihkan diri terlebih dahulu, tubuhnya terasa lengket karena seharian ia sedikit sibuk, selain bekerja ia juga ikut serta dalam kegiatan pengajian, membuat Chandra lupa untuk mencari istri, maka dari itu mamanya gencar sekali mencarikan jodoh untuknya,

Selesai membersihkan diri, Chandra kembali ke ruang tengah, ia berjalan sambil melihat Byanca yang tengah bermanja dengan papanya, Chandra hanya menggelengkan kepalanya, mengingat usia adiknya yang menginjak 23th masih saja manja, Chandra memilih menuju dapur untuk membantu mamanya yang sedang membuat teh hangat,

"Sudah selesai ma?"

Mamanya mengangguk, "bantuin bawa mas"

Chandra membantu membawa dua gelas, berjalan mendekat ke arah papanya dan juga adiknya sambil tersenyum kecil, Chandra sangat merindukan moment seperti ini, sejak lulus SMA, Chandra sudah berpisah dengan orang tuanya karena harus menempuh pendidikan S1 di luar kota dan di lanjutkan pergi ke luar negri mejanlutkan pendidikan S2nya,

"Kamu kurusan sih, mas?"

"Mas Chandra sok sibuk ma, pulangnya malam-malam, giliran sampek rumah langsung masuk kamar gak keluar-keluar, kayak anak perawan" adu Byanca,

"Tck...tck... Byancaaa" ujar papanya sambil mengusap rambut Byanca lembut,

"Makanya mas, buru cari istri, biar ada yang ngurus" topik yang paling di hindari Chandra akhirnya di bahas lagi,

"Ini Chandra juga nyari, ma"

"Jangan terlalu milih mas, nanti mama lama nggak dapet mantu"

Chandra menhembuskan nafasnya pelan, "ma, urusan jodoh dan rezeki kan sudah ada yang atur, mas tidak ingin terburu-buru dalam memilih, mas pingin cari istri yang bisa di bimbimg dan di ajak bekerja sama dalam rumah tangga, tentunya juga baik kepada mama dan papa"

"Ya, tap-..."

"Sudahlah ma, Chandra kan lelaki, ia bebas memilih calonnya sendiri, yang menjalani kan Chandra bukan kita" papa Chandra segera menengahi perdebatan antara ibu dan anak,

"Beson ikut mama dan papa makan malam dirumah teman mama ya? Sekalian silaturahmi"

Chandra menghela nafasnya, ia hanya mengangguk, perkataan mamanya adalah ultimatum bagi dirinya.

.
.
.

"Astagfirullah, anak perawan jam segini belum bangun!"

Pagi-pagi sekali sudah terjadi keributan kecil di dalam kamar yang bernuansa feminim, dengan cat tembok berwarna pastel, sang ibu sedang membangungkan putrinya yang masih nyaman bergelung dengan tidurnya, padahal matahari sudah mulai menampakan dirinya,

"Dyandra kan lagi berhalangan, bun"

"Kamu tahu sekarang jam berapa?"

Dyandra membuka selimut yang menutupi wajahnya sambil matanya mengedar melihat jam yang menempel di dinding, seketika ia terlonjak saat ia sadar waktu menujukan pukul 07.30, mengabaikan bundanya yang masih beracak pinggang menatap tingkah polah anak perempuannya,

Assalamu'alaikum, Dyandra! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang