8. Sticky Note

1.1K 264 46
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●

.
.
.
.

Sehan memberikan satu kecupan di pipi Dyandra untuk pertama kalinya sejak keduanya menjalin hubungan, suara riuh tidak terima dari teman-temannya tergelak sangat keras, aduan protes karena hanya sebuah kecupan di pipi, alih-alih mereka meminta Sehan yang seharusnya memberi sebuah ciuman di bibir Dyandra,

Dyandra? Tentu saja kecewa, ia memandang Sehan dengan tatapan yang sulit di artikan, Sehan yang menatap Dyandra memasang wajah bertanya, seperti 'ada apa?'

Dyandra segera mengalihkan pandangan dari wajah Sehan, ia memilih izin kepada teman-temannya untuk pergi ke toilet, Dyandra perlu meredam emosinya, tidak mungkin jika ia marah kepada Sehan di depan teman-temannya hanya karena sebuah kecupan di pipi, tapi nyatanya Dyandra benar marah dan kecewa,

Sepuluh menit Dyandra baru keluar dari kamar mandi setelah ia hanya berdiam diri, duduk di bilik toilet paling ujung, Dyandra berjalan mendekat ke arah teman-temannya tapi betapa terkejutnya ia saat melihat Sehan tengah menerima bogeman mentah dari seorang lelaki? Yaitu kakaknya, Kafi.

'Bugh'

"Dimana Dyandra?"

"Kakak!!!" Dyandra berlari ke arah kakaknya dan berusaha melerai pekelahian mereka berdua,

"Jadi ini kelakuan kamu di belakang bunda sama kakak? Hah!!!" Atensi Kafi beralih menatap Dyandra, berbicara dengan memberi bentakan,

Dyandra hanya mampu menundukan wajahnya sambil menangis sesenggukan, ia tidak pernah menyangka akan terjadi hal sampai seperti ini,

"Dan kamu!" Tunjuk Kafi kepada Sehan, "jika kamu pria yang serius berhubungan dengan adik saya, seharusnya berani mendatangi saya langsung, bukan malam mengajak adik saya ketempat hina seperti ini!!!" Bentak Kafi yang seketika membuat suasana menjadi senyap,

Kafi melepas jaketnya dan menyampirkan kepundak adiknya, setelah itu Kafi langsung membawa Dyandra keluar dari tempat laknat itu dengan menarik lengan Dyandra.

.
.

Dyandra terbangun dari sebelum adzan subuh berkumandang, tubuhnya terasa lelah karena menangis sampai tertidur dengan posisi yang salah, ia memilih sekalian menunaikan sholat subuh dan tidak bisa lagi kembali tidur karena ada satu pikiran yang membuat Dyandra merutuki kebodohannya,

Dyandra baru ingat, jika kemarin malam ada Chandra di sana, Chandra datang dengan kakaknya, bagaimana bisa? Pikir Dyandra, ingatan itu membuat wajah Dyandra seketika memanas, Dyandra kembali menenggelamkan wajahnya di kasur sambil berteriak

'Aaarggggghhhhhhh, untung saja ini hari sabtu' guman Dyandra,

Ketukan pintu mengalihkan Dyandra yang tiba-tiba ia teringat dengan bundanya,

"Dek, kamu kenapa? Sudah bangun?"

Ya, perasaan bersalah dan menyesal semakin terasa saat Dyandra mengabaikan budanya kemarin malam saat mengetuk pintu kamarnya, Dyandra telah mengecewakan bundanya yang sangat menyayangi dirinya,

Dyandra segera membuka pintu,

"Bundaaaaa" ucap Dyandra sambil memeluk bundanya yang tidak lagi muda tapi masih cantik di mata Dyandra,

Assalamu'alaikum, Dyandra! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang