11. Kenyataan Pahit

1.2K 273 99
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●

.
.
.
.

Hari ini Dyandra super sibuk, dua tahun ia bekerja di LP Fashion, baru kali ini ai merasakan sesibuk ini, mendampingi Chandra rapat, ikut Chandra tinjau lapangan, surve lapangan, surve cabang, masih banyak lagi,

Ia melirik pergelangan tangannya, waktu menunjukan pukul 21:05, matanya terbelalak, terlalu sibuk hingga ia lupa mengabari kakaknya,  ia tidak mau lagi mencari masalah dengan kakaknya, bahkan hubungan keduanya baru membaik selama satu bulan lebih,

Dyandra melangkah memasuki ruangan devisi lamanya, mencari Hana, seperti biasa, mereka berdua akan pulang bersama jika Dyandra tidak pulang dengan Sehan,

"Bang. Rio, lihat Hana nggak?" Tanya Dyandra kepada seniornya,

Lelaki yang bernama Rio itu menoleh dan menggeleng, "udah pulang kayaknya" jawab Rio ragu,

Dyandra berjalan mendekat ke meja Hana, melihat tas dan juga mejanya yang masih berantakan, Dyandra mencoba menghubungi Hana, tapi nihil tidak ada jawaban, Dyandra mengendikan kedua bahunya, memilih segera pulang, jika tidak, bisa dipastikan akan terjadi perseteruan lagi dengan kakaknya,

Seperti biasa, kantor ini akan ramai pada tempat-tempat tertentu, dan akan sepi senyap pada tempat tertentu,
Dyandra berjalan melewati lorong yang satu-satunya masih buka, karena tidak semua lorong yang menuju lobby buka ketika waktu sudah lebih dari jam sembilan malam,

Dyandra mengambil ponselnya, untuk memesan ojek online, tidak sengaja telinga Dyandra mendengar suara orang tengah berbicara samar-samar, Dyandra semakin menajamkan pendengarannya ketika ia hafal dengan suara itu, karena penasaran Dyandra mendekat kesumber suara,

"Gugurin kandungan lo!"

'Ctakk'

Reflek Dyandra menjatuhkan ponselnya, matanya terbelalak tak percaya dengan apa yang ia dengar dan ia lihat, buru-buru ia mengambil ponselnya yang terjatuh dan segera berlari dari sana, napasnya memburu, hatinya bergemuruh, matanya memerah,

"Dyandra..."

"Lepasin!" Dyandra menghempaskan tangan Sehan yang tengah mencekalnya,
Ya, kedua orang itu adalah Sehan dan Hana, Sehan memilih mengejar Dyandra saat kekasihnya itu memergoki dirinya dan juga Hana,

"Kamu salah paham sayang, ini tidak seperti yang kamu pikirkan" ujar Sehan mencoba menjelaskan,

"Dimana letak kesalah pahamannya? Lo pikir gue budeg?" Jawab Dyandra dengan berteriak di depan wajah Sehan, kali ini Dyandra benar-benar emosi,

Sehan mengusap wajahnya frustasi, "oke aku akan jujur" Sehan menatap wajah Dyandra dan mensejajarkan wajahnya, tapi Dyandra membuang muka, "aku khilaf malam itu, dan tidak sadar!"

Hatinya bergemuruh hebat, air mata yang tadinya menetes sekarang seolah berhenti begitu saja, terlalu sakit bagi Dyandra sehingga ia tidak bisa lagi meneteskan air matanya,

Lemas, kaki Dyandra rasanya lemas, ia menatap Sehan dengan tatapan penuh kekecewaan, "kapan?"

"Satu bulan yang lalu, saat acara party Daeri"

Assalamu'alaikum, Dyandra! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang