Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛
●●●
.
.
.
.Dyandra menerjapakan matanya, menyesuwaikan cahaya matahari yang masuk di sela-sela jendela kamarnya, seperti biasa, bundanya selalu bar-bar ketika membangunkannya,
"Dyandra, bangun" ujar Yuni sambil memukul pantat Dyandra,
"Aw...aww, bunda"
"Kamu tahu ini jam barapa?" Ujar bundanya sambil beracak pinggang,
"Adek sengaja izin nggak masuk kerja, bunda"
Bundanya tidak mengerti, ada apa? Anaknya tidak sakit mendadak ingin izin kerja,
"Adek belum siap bertemu manajer menyebalkan itu"
"Siapa? Mantu bunda?" Dyandra mencebikkan bibirnya, apa tadi katanya 'mantu?' Sejak kapan? Terlebih nada bicara bundanya sangat lembut saat menyebut kata 'mantu'
"Bunda, kenapa bunda menerima perjodohan itu?"
"Tetu saja" ujar bundanya sangat bahagia, "kamu imgat beberapa bulan yang lalu?"
Dyandra menyerjit tidak yakin,
"Dia adalah lelaki tampan yang duduk di sebelah uztad, yang bunda minta disetiap doa agar mendapat menantu yang seperti itu, eh taunya sama Alloh di kasih orangnya langsung, bukan duplikat atau semacamnya"
Dyandra membelalakan matanya, tidak pernah terfikirkan di dalam hidup Dyandra jika hidupnya akan berputar di situ-situ saja,
Jika ada yang bilang, jodohmu yaitu dimana lingkupmu, kenyataanya lingkup Dyandra dan Chandra ya hanya kantor dan tahu campur pak. Suman, di masjid? Dyandra saja baru pertama kali ikut pengajian ibu-ibu. Tapi bukankah semua itu hanya kebetulan?"Udah, sana cepet kamu mandi terus berangkat ke kantor, jangan lupa dandan cantik, kan mau ketemu mantu bunda"
Ujar Yuni sambil mencoba membangunkan Dyandra dan mendorong Dyandra sampai masuk ke kamar mandi. Ya Alloh, niat hati ingin menghindari, Dyandra harus bersikap bagaimana nanti?
Dyandra memakai baju dengan asal, melihat jam yang sedari tadi seperti tidak berputar, jika seperti ini bagaimana ia bisa membolos kerja?
"Loh, kok pakai itu?" Ujar bundanya yang menatap dari ujung kepala hingga kaki, kemeja yang di masukan celana jeans, jangan lupakan jika celana jeans yang Dyandra pakai memiliki style sobek di bagian lututnya,
"Pakai gamis dong dek, kamu kan udah mau nikah, sebisa mungkin di rubah pakaiannya, jangan pakai yang terlalu ketat, kamu harus menjaga kehormatan suamimu"
Dyandra menghembuskan nafasanya lelah, menikah dengan Chandra apa harus sepertu ini, tahu begini ia akan menolak saja, "bunda, adek belum siap, tolong jangan paksa"
Yuni melihat kesungguhan Dyandra jika memang wanita itu belum siap, "baiklah, bunda tidak akan memaksa, tapi bunda harap kamu segera memulainya dari sekarang"
Dyandra duduk di pinggir ranjangnya dengan menjatuhkan kedua bahunya,
"Loh, udah sana berangkat"
"Bunda, ini sudah hampir jam delapan, adek bolos saja ya"
Bundanya menggeleng tegas, "buruan berangkat, atau bunda telepon mantu bunda biar kamu di jemput?"
Mendengar perkataan itu, membuat Dyandra bergegas mengambil tas dan segera berpamitan dengan bundanya. Tidak akan, ia tidak siap apa lagi harus satu mobil dengannya, berdua. Tidak, ini mimpi buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum, Dyandra! ✔
Romancesemua berawal dari, "pak Chandra... " "Assalamualaikum Dyandra" "pak Chandra, maaf saya terlamb-..." "Assalamualaikum Dyandra" "pak Chandra, ini- ...." "Assalam-...." "Assalamualaikum pak Chandra, ini proposal yang bapak minta sudah saya selesaikan...