Wattpad Original
Ada 19 bab gratis lagi

01 | anacrusis

55K 1K 45
                                    


0 1

a n a c r u s i s

[Lat] Sebuah not atau sekelompok not yang mendahului birama pertama.


DI HARI ULANG TAHUNKU yang keenam belas, ibu tiriku—Rosemary membuang satu-satunya buku koleksi dongengku. Katanya buku itu sudah berdiam terlalu lama di loteng hingga terselimuti debu, tetapi aku tahu, dia hanya tidak menyukai cara bagaimana ibu tiri sering digambarkan di dalam buku-buku dongeng. Ibu tiri Cinderella, misalnya, yang karakternya dibuat benar-benar jahat.

Aku ingin memberi tahu Rosemary bahwa buku Cinderella yang kumiliki sesungguhnya adalah versi Grimm Brothers—Aschenputtel. Namun, setelah aku berpikir lebih dalam sekali lagi, Aschenputtel adalah kisah yang jauh lebih mengerikan daripada versi Disney yang umum diketahui. Sebagai contoh, di versi ini kedua saudara tiri Cinderella memotong bagian kaki mereka agar sepatu kaca itu pas untuk dikenakan dan pada akhir kisah, mata mereka menjadi buta karena serangan merpati. Aku tidak pernah berharap cerita fiksi seperti ini akan menjadi kenyataan, terutama pada Parker yang kucintai melebihi dunia ini.

Terlebih yang diinginkan Rosemary hanyalah menyingkirkan gagasan atau prasangka buruk apa pun yang kumiliki tentang ibu tiri. Jadi aku membiarkannya, hanya menyaksikan dengan sedih ketika dia berjalan menuruni tangga sambil mengangkut kantong hitam dengan Aschenputtel terbaring di atas tumpukan barang-barang yang tak dibutuhkan lagi. Dia membuangnya ke sisi lain taman, tempat dikumpulkannya sampah-sampah.

Dan seperti itulah.

Suasana hatiku agak suram untuk sisa hari itu. Sebagian dari diriku merasa antusias karena akhirnya aku berusia enam belas tahun—setiap anak ingin tumbuh dengan cepat, ingin berdiri dan mencapai puncak dunia, dan menguasai segalanya yang berada di bawah kaki mereka. Namun, bagian lain dari diriku rasanya hanya ingin bermuram durja. Sepertinya sisa-sisa kenangan masa kecilku telah ikut terbuang bersamaan dengan buku koleksi dongeng terakhirku. Dan walau aku sangat tidak menyukai Cinderella, rasanya selalu menyenangkan untuk menyimpan semacam fantasi liar tentang seorang pangeran yang akan datang lantas berlutut di hadapanku suatu hari nanti.

Namun Parker mengubah segalanya menjadi lebih baik ketika dia pulang ke rumah hari itu setelah menyelesaikan pekerjaan dengan membawa boneka beruang berukuran raksasa yang nyaris saja tidak bisa melewati pintu rumah kami.

"Kiriman khusus untuk tuan putri kesayanganku," katanya dan menyeringai, matanya yang kelabu berbinar-binar di bawah lampu teras yang redup.

Biasanya, aku akan mengklasifikasikan diriku sebagai orang yang relatif tenang, tetapi kakak tiriku ini baru saja membelikanku boneka beruang yang merupakan hadiah sempurna untuk anak berusia tiga tahun; walau begitu aku tahu dia telah berusaha sangat keras untuk ini, karena sementara beruang itu memegang bantal merah di antara kedua tangannya, di atas bantalnya tersemat sebuah gelang charm.

Aku tidak bisa menahan teriakan memekakkan telingaku saat berlari melintasi koridor dan menerjang ke dalam pelukan Parker. Dia menangkapku dengan mudah dan langsung mengayunkan tubuhku ke udara seolah-olah aku seringan bulu, sebelum menarikku ke dalam pelukan erat. Aku melingkarkan lenganku di lehernya dan tertawa. "Terima kasih, terima kasih, terima kasih," semburku. "Tapi kau seharusnya tak perlu memanjakanku, sungguh."

"Para putri ditakdirkan untuk selalu dimanjakan," balasnya dengan penuh kelembutan seperti yang selalu dilakukannya, dan menurunkan tubuhku. "Selamat ulang tahun, adik kecil."

"Terima kasih," gumamku lagi seraya memeluk boneka beruangnya kali ini, lantas menyelipkan gelang charm yang ada di atas bantalnya di pergelangan tanganku. Sejauh ini hanya ada sebuah charm menggantung di sana—angka 16 kecil dalam emas putih—tetapi aku cukup yakin, Parker akan menambahkan lebih banyak charm nantinya. "Ini hadiah yang luar biasa," komentarku, mengerutkan hidungku ketika sebuah pikiran melintasi kepalaku, "kau hanya perlu memberiku charm dengan angka baru setiap tahunnya dan menganggapnya sebagai hadiah."

Berdansa | Slow DancingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang