2 0
i n m o d d i
[It] Dengan gayanya; dengan caranya.
RUPANYA yang aku benar-benar mendapatkan buket bunga.
Saat itu sekitar pukul tujuh malam pada hari jamuan makan malam perusahaan Kaden dan aku masih mengenakan jubah mandi, dengan rambut tersisir rapi ke belakang sehingga aku dapat leluasa merias wajahku, ketika bel pintu ke apartemenku berdering. Sejenak, aku tersentak, bertanya-tanya apakah Kaden datang lebih awal dari yang seharusnya. Kami sudah membuat janji sebelumnya pada pukul setengah delapan. Dan, dalam balutan jubah mandiku yang tua dan usang, aku masih belum berpakaian pantas untuk menerima tamu, terlebih kalau itu dirinya.
Mengikat tali jubah mandiku dengan kuat di pinggang, aku pergi ke ruang tamu dan mengaktifkan sistem interkom. "Halo?"
"Pengiriman untuk Isla Moore," terdengar suara kasar di ujung sana, diselingi oleh gelombang statis yang sedikit bergetar.
Alisku mengernyit menjadi satu. "Aku tidak memesan apa pun."
"Ini dari Tuan Kaden Bretton."
"Oh." Aku mengetuk tombol biru dan mundur satu langkah. "Silakan masuk."
Butuh beberapa menit sebelum aku mendengar ketukan di pintu. Saat membukanya, aku memberikan senyum sopan ketika aku melihat seorang pria berdiri di luar sana, tetapi mataku melebar kala mendapati buket bunga di tangannya. Dan bukan sembarang jenis bunga.
Forget-Me-Nots.
Untuk sesaat napasku tercekat di tenggorokanku ketika aku menatapnya. Lalu aku tersadar saat pria itu mengulurkan papan klipnya. Dalam keadaan agak linglung, aku mencoretkan tanda tanganku asal-asalan pada garis bertitik pada kertas, dan mengucapkannya selamat malam setelah dia menyerahkan buket itu padaku.
Menutup pintu, aku menatap bunga-bunga itu, menghirup dalam-dalam ketika aku mencium aroma wanginya. Untuk sesaat, rasanya seperti aku telah terlempar kembali ke masa lalu lagi. Sebuah kartu putih yang terpasang di ujung buket bunga itu tertangkap mataku dan aku mengambilnya dengan dua ujung jariku, lantas mengangkatnya untuk melihatnya lebih dekat.
Ini masih bukan kencan.
Gelembung tawa keluar dari bibirku dan aku memeluk buket itu dengan lembut di dadaku. Segalanya tampak kembali seperti semula, kami sepertinya kembali ke keadaan semula dan aku tidak bisa meminta lebih dari ini.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Penthouse Parker berada di lantai dua puluh tiga dan naik lift untuk menuju ke lantai bawah selalu memakan cukup banyak waktu. Aku memainkan gelang charm tipis di pergelangan tanganku; gelang yang sama dengan yang diberikan Parker kepadaku pada ulang tahunku yang keenam belas, dan menarik napas panjang.
Kaden mengatakan bahwa dia akan menungguku di limusinnya, tetapi aku tidak tahu bagaimana harus bersikap di depannya. Biasanya aku selalu menganggap diriku sebagai orang yang cukup percaya diri, tetapi kurasa dia selalu memiliki kemampuan untuk menghancurkan segala jenis penjagaan seseorang. Gaunku untuk malam ini adalah sesuatu yang kupilih secara khusus untuk kesempatan ini—warna biru malam, dengan garis leher yang jatuh di bawah bahu; sesuatu yang telah disetujui oleh Millie ketika aku mengirimi gambarnya beberapa waktu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berdansa | Slow Dancing
RomanceSetelah kecelakaan mobil Kaden Bretton mengalami kebutaan temporer, dan Isla Moore berusaha mengakhiri hubungan mereka di saat dia harus menyamar menjadi kekasih Kaden yang meninggal dalam kecelakaan itu. ...
Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir