Wattpad Original
Ada 10 bab gratis lagi

10 | volti subito

3.1K 311 1
                                    


1 0

v o l t i   s u b i t o

[It] Membalik halaman dengan cepat.

  

DI MALAM SEBELUM pertemuan terakhirku dengan Kaden, aku berbaring di tempat tidur dengan mata yang sepenuhnya terbuka lebar dan jantungku yang berdetak kencang. Aku masih bisa melihatnya untuk yang terakhir kali, jadi kenapa hatiku terasa begitu kosong?

Namun, bahkan ketika pertanyaan itu muncul di benakku, jawabannya datang sama cepatnya. Ketika aku menyetujui hal ini, aku masuk dengan pikiran dan hati yang terbuka, dengan satu-satunya tujuan adalah membantu Kaden. Jadi setiap kata yang kukatakan, setiap tindakan yang kulakukan, itu dari lubuk hatiku. Tidak lebih, tidak kurang. Aku tak melakukan penjagaan terhadap hatiku dan itu bukanlah masalah. Konsekuensinya, aku tahu, akan memilukan, tetapi kesedihanku ini mungkin cukup sepadan.

Aku pergi ke kampus pada hari berikutnya dengan lingkaran hitam di bawah mata. Millie cukup peka kalau suasana hatiku luar biasa suram—pada kenyataannya, dia sudah memperhatikan sesuatu yang berbeda dari diriku sejak sebulan yang lalu—tetapi dia tidak mendesakku. Sebagai gantinya, dia memberiku sebotol teh seperti biasanya, menyelipkan lengannya ke lenganku dan membawaku ke kelas.

Ketika kelasku selesai, aku naik bus ke rumah pantai. Aku memandang ke luar jendela sepanjang perjalanan, mengamati mobil-mobil yang mengabur di antara pepohonan dan pepohonan yang mengabur di sisi jalan, sampai semuanya menjadi kelebat samar. Di suatu tempat di sepanjang jalan, sebuah gagasan muncul di benakku dan aku terus berkutat memikirkannya selama sisa perjalanan.

Tidak mengherankan ketika tiba di rumah pantai Brettons, Edwin mengatakan kepadaku bahwa Adelaide ingin bertemu denganku. Aku memasuki ruang kerjanya dan dia lagi-lagi mengenakan kacamata bergaya, dengan sebuah ekspresi kecurigaan di wajahnya.

"Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena kau datang sekali lagi," dia memulai dengan sangat ramah, "sudah tujuh kali, sebenarnya. Kau sepertinya telah memerankan Evangeline dengan cukup baik dan aku menghargaimu usahamu untuk melakukannya."

Aku memaksakan senyum di wajahku. "Hanya itu yang bisa kulakukan."

"Yah, aku menghargai semuanya," dia mengakui dan mengambil penanya lagi. "Kaden di lantai atas, di kamarnya. Edwin akan menemuimu."

Ruangan itu kembali sunyi dan aku tahu dia berharap aku pergi. Tetapi aku tidak bisa. Tidak sampai aku mencoba ini.

Mengambil napas dalam-dalam, aku mengumpulkan setiap keberanian dalam diriku dan mengutarakannya. "Aku harus bertanya sesuatu padamu." Ketika dia mendongak, aku melanjutkan, "apakah ada cara apa pun, sehingga aku bisa terus bersama Kaden?"

Ekspresi wajahnya tetap acuh tak acuh, tetapi aku tetap mendengar nada peringatan dalam suaranya. "Apa yang ingin kau katakan, Isla?"

"Aku berkata," mengambil langkah maju, aku mengunci tatapanku padamiliknya, "tolong biarkan aku tetap bersama Kaden sampai dia mendapatkan kembali penglihatannya."

Dan mungkin bahkan lebih lama karena aku tidak bisa mundur.

Dia terdiam begitu lama sehingga aku hampir berpikir dia tidak mendengarku. Namun, kemudian tatapannya berubah dalam sekejap dan aku tahu aku telah menggali kuburan untuk diriku sendiri. Sekarang aku harus menerima konsekuensinya.

"Kupikir kita sepakat tentang ini," dia memulai, dengan nada dingin, terpotong. "Paling banyak tujuh pertemuan, lalu kau tidak akan pernah melihatnya lagi."

Berdansa | Slow DancingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang