Wattpad Original
Ada 17 bab gratis lagi

03 | bis

5.8K 353 7
                                    


0 3

b i s

[Lat] Dua kali; ulangi tindakan yang relevan dari kalimat ini.


AKU CUKUP MENGENAL Adelaide Bretton sebelum aku bertemu dengannya. Dia muncul di berita hampir setiap saat dan juga merupakan salah satu pengusaha paling produktif di negara ini—wanita cerdas, penuntut dan kejam; tidak terlalu berbeda dengan suami dan putranya. Ketika disatukan, mereka adalah definisi dari kata intimidasi yang sesungguhnya. Aku merasa sangat lega ketika Parker mengatakan kepadaku bahwa aku hanya perlu bertemu salah satu dari mereka.

Jadi, dua hari setelah hari ulang tahunku yang kedua puluh, aku mendapati diriku menunggu di salah satu kafe di Mortezion—sebuah hotel yang berjarak dua jam perjalanan dari rumah. Aku sungguh gugup, terlebih karena Parker datang terlambat. Aku datang sendirian ke hotel ini, mengabaikan tatapan tajam dari para resepsionis ketika aku baru tiba dengan mengenakan jaket kulit hitam di atas tea dress dengan pola bunga-bungaku.

Meskipun tempat itu hanya sebuah hotel, semua orang di sekitarku tampak berpakaian sempurna, yang seharusnya tidak terlalu mengejutkan mengingat Mortezion adalah salah satu hotel mewah yang tidak akan pernah mampu kukunjungi untuk bahkan barang menginap semalam saja. Melakukan sedikit usaha lebih dalam berpakaian akan menjadi pilihan yang bijak, kurasa, tetapi aku baru saja menyelesaikan kelasku, mengambil cuti setengah hari sehingga aku bisa tiba di sini tepat waktu. Aku sangat lelah dan ingin sekali tidur siang di kafe ini ketika seseorang berjalan mendekat dan aku segera mendongak.

"Isla Moore?" Aku mengangguk sedikit ragu pada pria yang menanyakan pertanyaan itu. Dia tampak samar-samar familier, ikal pirang jatuh ke matanya yang cemerlang dan senyum ramah terukir di wajahnya, tetapi aku tidak bisa mengingat di mana aku pernah melihatnya sebelumnya. "Aku Nolan Mortez, teman Parker. Dia memberitahuku bahwa dia akan agak terlambat dan memintaku untuk membantumu mempersiapkan diri terlebih dulu."

Potongan puzzle yang hilang jatuh ke tempatnya dan aku akhirnya tahu di mana aku pernah melihatnya. "Kau yang di fountain coklat waktu itu," kataku, bersemu ketika dia mengangkat sebelah alisnya. Ingatan itu masih membekas dengan sangat jelas dan aku ingat bagaimana dia melihatku mencelupkan makananku ke dalam cokelat sebelum melakukan hal yang sama persis pada makanan di piringnya sendiri. "Di pesta amal–tapi itu sudah lama sekali."

"Oh, aku ingat," dia tertawa, sangat melegakanku. "Biasanya, hal-hal semacam itu akan terlupakan begitu saja dalam pikiranku, tapi itu adalah pertama kalinya seseorang mengancam akan mengusirku dari sebuah pesta. Omong-omong, seseorang itu adalah kakakmu."

Mataku membelalak saat mendengarnya, bukan karena Parker ingin mengusir Nolan dari pesta amal itu, tetapi karena fakta bahwa ini adalah kali pertama orang luar benar-benar mengetahui hubungan di antara Parker dan aku. Kami bukan saudara kandung, tetapi kami jelas-jelas memperlakukan satu sama lain seperti itu. Namun demikian, kami sangat berhati-hati saat menunjukkannya, karena secara teknis, Parker masih seorang Collins dan aku masih seorang Moore dan orang tua kami tidak bersama.

"Jangan khawatir tentang itu," kata Nolan, ketika dia melihat ekspresi tegang di wajahku, "Parker sudah menyebutmu sebagai adik perempuannya selama bertahun-tahun di hadapanku dan Kade. Tapi ini tetap hanya di antara kami—jadi saat Nyonya Bretton datang nanti, berhati-hatilah untuk tidak keceplosan, oke?"

Aku mengangguk. Jangan sampai hal itu benar-benar terjadi. Konsekuensinya adalah bencana.

"Saat ibu Kaden datang nanti, duduklah dengan tenang dan jangan mengucapkan sepatah kata pun—Parker dan aku akan menjelaskan semuanya. Jika dia bertanya padamu secara langsung, pertahankan kontak mata yang tepat dan jawab setenang mungkin. Jangan tergagap atau dia akan berpikir kau tidak cukup meyakinkan untuk pekerjaan ini. Bersikaplah sesopan mungkin, karena dia tak akan menerima penghinaan dengan mudah, tapi bersikaplah tegas dan cobalah untuk tidak bertindak seakan-akan kau merasa terintimidasi olehnya—yang mungkin akan kau rasakan. Sial, bahkan aku selalu merasa terintimidasi olehnya," tambahnya, sambil tertawa sinis.

Berdansa | Slow DancingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang