"Terlihat menarik, tapi tak menggoda
Terlihat manis, tapi tak berasa
Kamu tahu itu apa?
ya, sama halnya seperti kita
Terikat dengan satu rasa yang sama,
tapi belum tentu namanya cinta."
______________Himawari Uzumaki berlari sembari menggigit roti setelah mendapati jam di tangan menunjukkan pukul 7:30. Tentu saja dia telat. Semua ini terjadi karena semalam, tidak bisa tidur. Memikirkan seharian kemarin yang terjadi apa saja, bersama cowok jangkung itu.
Inojin Yamanaka. Seseorang yang memeluknya kemarin siang.
Dia kembali menarik senyum, hatinya benar-benar berbunga.
Himawari kemudian mengambil langkah cepat setelah bel berdering keras mengisi area sekolah. Dia berbelok, sengaja ingin melewati kelas Inojin dahulu. Dia diam di ujung tembok, kemudian berjinjit melihat ke dalam ruang kelas melalui jendela. Pelajaran sudah dimulai dengan datangnya Guru Lee.
Dan di sana, di pojok ruangan, seseorang yang istimewa duduk dengan kepala menunduk --tengah menulis. Ekspresinya serius. Ekspresi yang sangat Hima suka.
Dia menarik senyum lagi ketika mengetahui lelaki itu sadar ada yang memerhatikan dari arah jendela. Gadis itu melambaikan tangan, sebelum melanjutkan larinya menuju kelas.
Inojin Yamanaka menarik kedua alisnya, oh, dia telat?
***
Himawari duduk di kursinya dengan sopan, ketika menerima nasihat dari kakaknya. Boruto, menanyakan apa yang terjadi kemarin dengan Inojin.
Ya, Himawari ingin menjawab. Tapi Boruto terus berceloteh seperti mamanya.
"Iya. Udah dong, Abang. Lagian Adek udahan kencannya sama Kak Inojin." Himawari berujar dengan bibir bawah yang dinaikan. "Aku sama Kak Inojin nggak ngapa-ngapain, kencan biasa. Tapi kencannya nggak kayak kebanyakan orang. Nggak kayak kencan Abang sama Kak Ara. Makan-makan, beli baju." Gadis itu melirik sinis kakaknya sekilas.
Boruto berkacak pinggang. "Pulang sekolah kemarin, kamu ke mana? Main ke rumah Inojin? Iya? Terus pulang sebentar buat ganti baju doang? Asik main sama cowok, ya?"
Himawari membuang napas sebal, dia membuat angin di dalam mulutnya. "Iya-iya, Bang. Adek nggak akan gitu lagi. Tapi, malam ini kan, ada festival tahunan Yakiniku. Adek mau ikut."
"Nggak."
"Perginya nggak sendiri, kok. Sama--"
"Inojin? Huh?" Boruto mengangkat kedua alisnya dua kali, menantang emosi Hima.
Gadis itu membuang muka. "Ah. Abaaaang. Nggak asik." Gadis itu merengek dengan alis berkedut.
Shikadai Nara yang duduk di meja dengan game ditangan terkekeh pelan. Mengingat Boruto terlalu posesif pada adiknya. Shikadai ingat, saat dulu Boruto pernah mengatakan bahwa dia suka Hima. Bukan sebagai--Adik. Melainkan sebagai gadis. Boruto termasuk siscon sebelum mengenal Sarada Uchiha.
KAMU SEDANG MEMBACA
InoHima | 10 Days I Love You
Acak"Kak Inojin, mau jadi pacar aku nggak?" *** Himawari Uzumaki mencintai seorang Inojin Yamanaka yang begitu disukai banyak orang. Dirinya tahu, mencintai seseorang seperti Inojin dengan sikap cenderung 'tidak peka' dan peduli adalah rasa sakitnya. Ta...