Happy Reading
****
Abi yang baru saja turun dari lantai 2 dengan wajah yang terlihat segar setelah mandi, langsung membalikkan badannya dan berlari menuju kamarnya saat mendapati sosok Arya yang baru saja masuk ke rumah bersama Gara di sebelahnya. Tenang, gips di kakinya sudah di lepas tadi pagi. Tentunya Abi yang memaksa dan mengancam Gara.
Niatnya ingin bermanja-manja lagi dengan Gara setelah mandi pupus sudah. Padahal pagi tadi dia sudah memutuskan untuk bersikap manja kepada Gara hari ini karena rindu dengan sosok Papanya itu.
Tapi ternyata Gara menghianatinya, dengan mengundang musuh bebuyutannya, Arya, ke rumah. Sungguh, Abi tak mengira kalau dia akan kedatangan tamu dakjal. Tau begini 'kan dia bisa kabur dulu tadi saat Gara pergi untuk menyambut Arya.
Apalagi dokter yang merangkap sebagai sepupunya itu masih lengkap menggunakan jas dokternya, yang berarti pemuda itu baru pulang dari tempat terkutuk yang disebut rumah sakit. Dan jangan lupakan tas kerja pemuda itu, yang Abi yakini berisi berbagai peralatan untuk menyiksa dirinya. Membuat Abi merinding sendiri membayangkannya.
Sesampainya di kamar, Abi langsung mengunci pintu kamarnya. Badannya bersandar di pintu, menahan pintu jika kalau-kalau Gara memerintah pengawal untuk mendobraknya. Ya walaupun sia-sia, karena tenaganya tak sebanding dengan tenaga beberapa pengawal yang mendobrak pintu kamarnya.
Badan Abi sudah panas dingin mendengar suara Gara dan Arya yang sedang mengobrol mendekat. Dan tak lama setelahnya, pintu kamarnya di ketuk dari luar disusul suara Gara yang menyuruhnya untuk membuka pintu.
Tok tok tok
"Abi, buka dulu pintunya nak. Ada Arya nih yang mau jenguk kamu"
Abi mendengus. Apa kata Gara? Arya mau menjenguknya?
"Ck dasar pak tua! Gue bukan anak kecil yang bisa lo bodohin!" gerutu Abi.
"Dek, buka pintunya dong! Kamu gak kangen apa sama Kakak?" ujar Arya.
"KAGAK! GUE GAK KANGEN SAMA LO! JADI SEKARANG LO PERGI AJA DAKJAL!" teriak Abi.
Samar-samar Abi mendengar Gara menyuruh Jaya untuk mendobrak pintu kamarnya. Sontak saja Abi langsung berlari ke dalam kamar mandi lalu mengunci pintunya. Dan benar saja, pintu kamarnya dibuka secara paksa. Sehingga menimbulkan suara gebrakan yang lumayan keras. Membuat Abi yang ada di dalam kamar mandi tersentak kaget.
"Dek, suka banget sih main petak umpet" ucap Arya yang berjalan mendekat ke kamar mandi.
Tok tok tok
"Keluar dong dek, kakak kangen tau sama kamu"
Abi yang ada di dalam mandi mendengus kesal. "Tapi gue gak kangen sama lo! 2 tahun lebih gue pergi, kagak pernah tuh gue liat lo nyari gue ataupun nemuin gue. Sekarang sok-sokan bilang kangen, pencintraan lo! Dasar dakjal" jawab Abi ketus.
"Siapa bilang? Gue tiap mau berangkat kerja pasti ketemu sama lo"
"Ketemu apaan? Liat bayang-bayang lo aja gue kagak pernah"
"Ya kan gue dalam mobil dek, gimana bisa Lo liat bayang-bayang gue"
"Bodo amat! Mending lo pergi aja sana. Gue gak mau liat wajah Lo"
Saat Arya hendak membalas ucapan Abi lagi, Gara lebih dulu menahannya dan maju mendekat ke pintu kamar mandi. "Abi, kamu yang keluar atau Jaya bakal dobrak pintunya" ucap Gara.
"Dobrak aja-"
Belum selesai Abi berbicara, Gara sudah lebih dulu menyingkir dari depan pintu dan menganggukkan kepala, memberikan tanda kepada Jaya agar mendobrak pintu. Tak tau kalau anaknya masih berdiri bersandar di pintu.
BRAK!
Bruk!
"HUWAAAAAAAA! PAPA JAHAT HIKS SAKIT! HUWAAAAAAAA!"
.
Abi masih sesenggukan saat Arya sudah keluar dari kamarnya setelah memeriksa dirinya. Perlahan Gara membantu Abi berbaring setelah mengatur posisi bantal agar Abi merasa nyaman. Tak lupa Gara juga menaruh bantal di bawah lengan kiri Abi, lalu menarik selimut sebatas pinggang Abi.
Setelah itu Gara ikut berbaring di sebelah Abi dengan posisi miring menghadap Abi. Tangan Gara kemudian mengusap-usap perut Abi perlahan setelah menyingkap kaos yang dipakai Abi. Sebuah cara untuk membuat bayi besarnya itu cepat tidur.
Sejak kecil Abi memang suka sekali di usap-usap perutnya atau punggungnya sebelum tidur. Apalagi setelah badannya di olesi minyak telon. Yang kata Abi baunya enak dan bisa membuatnya cepat tertidur.
Tapi sayangnya saat ini Gara tak mengolesi perut Abi menggunakan minyak telon. Karena entah bagaimana bisa minyak telon yang biasanya selalu ada di kamar Abi tiba-tiba saja menghilang.
Meskipun tanpa minyak telon, Abi kini mulai memejamkan matanya, nafasnya pun perlahan mulai teratur. Gara yang melihat Abi sudah mulai terlelap hanya bisa tersenyum sendu. Tangan yang tadinya mengusap-usap perut Abi, kini terangkat untuk mengusap jejak air mata di wajah Abi yang sudah mengering. Ah, wajah tampan Abi yang selalu dia banggakan kini terlihat kucel karena jejak air mata, padahal Abi baru saja mandi tadi.
TBC
Dah cukup. Otak gue lagi gak bisa diajak mikir. Jadi sorry kalau part ini gaje.
10-09-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Abimanyu
FanfictionHARAP FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU TERIMA KASIH :) **** Punten slur. Mohon maap nih ye kalau part awalnya berantakan kayak jalan percintaan author. Tapi author berjanji dengan segenap jiwa dan hidup author, author akan memperbaiki tulisan autho...