Selamat Membaca
****
Abi dan Heru sampai di warung pojok. Hanya butuh waktu 5 menit menggunakan sepeda motor untuk sampai di warung pojok, karena jarak antara kos Heru dan warung pojok memang tidak terlalu jauh.
Abi dan Heru kemudian masuk kedalam warung pojok setelah memarkirkan sepeda Scoopy milik Heru yang baru dia beli beberapa minggu yang lalu itu di bawah pohon mangga. Memesan makanan mereka terlebih dahulu sebelum ikut bergabung bersama kumpulan teman-teman mereka yang duduk lesehan di pojok warung.
Setelah memesan makanan apa yang mereka inginkan, Abi dan Heru langsung bergabung bersama gerombolan teman-teman mereka itu. Heru mengisi tempat yang kosong yang ada di sebelah Arga, berbeda dengan Abi yang dengan rusuh mengambil tempat di tengah-tengah Aji dan Candra.
Yang tentu saja langsung mendapatkan sambutan berupa umpatan yang keluar dari bibir kedua sohib Abi. "Rusuh bener dah anjing satu ini" kata Aji.
"Babi emang! Duduk ditempat yang kosong napa Bi! Dikira bodinya kecil kayak anak TK kali ya!" kata Candra.
Abi hanya tersenyum lebar seraya mengapit lengan Aji dan Candra sebagai balasan. Remaja itu kemudian juga menarik kedua tubuh kedua sahabatnya untuk lebih merapat dengan dirinya dan menyenderkan kepalanya di bahu lebar Candra.
"Gue lemas banget masa Can, padahal dari tadi kaga ngapa-ngapain" ucap Abi yang sudah menutup kedua matanya.
Beberapa hari belakangan ini Abi memang merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Dia merasa mudah lelah dan merasa tidak nyaman pada dadanya, yang kemudian menjalar ke lengan sebelah kirinya. Belum lagi biasanya hal itu dibarengi dengan jantungnya yang berdebar dengan kencang dan sesak nafas.
Abi sebenarnya ingin mengadukan yang dia rasakan pada Gara. Namun teringat jika pria tua yang menjadi Papanya itu sangat protektif dan paranoid jika menyangkut dirinya, maka Abi mengurungkan niatnya itu.
Biasanya jika disekolah Abi itu paling suka main basket saat istirahat, beberapa hari belakangan ini Abi hanya duduk di tribun bawah pohon mangga seraya menonton teman-temannya bermain. Karena dia sudah lelah lebih dulu hanya dengan berjalan dari kelas ke lapangan basket.
Kalau bisa nonton sambil ngadem, ngapain harus ikut main sambil panas-panasan?, Itulah yang menjadi prinsip Abi beberapa hari belakangan jika dia diajak main basket. Bahkan saat jam olahraga kemarin, Abi lagi-lagi memilih ngadem dibawah pohon mangga. Dengan alasan bahwa Papanya tidak mengijinkan dia ikut jam olahraga.
Dan Pak Andi, guru olahraga yang mengajar di kelas Abi pun percaya dan tidak bertanya lebih lanjut. Tentu saja karena dia tau siapa sosok Papa Abi.
"Curhat Lo?" balas Aji.
"Serius, Ji. Gue lemes banget sekarang ini. Kayak mau rebahan aja setiap waktu" bantah Abi.
"Karena belum makan aja kali. Lo kan suka gitu kalau laper, mirip orang yang udah gak makan seminggu aja ngeluhnya" sahut Heru.
"Kalian mah gitu. Gak percaya banget gue sekarang lagi lemes" ucap Abi kesal. Menatap Heru dan Aji bergantian dengan pandangan yang kesal.
"Gitu aja marah" gumam Aji.
"Lo lemes karena kualat kali sama bokap Lo. Kan Lo sering tuh bikin bokap Lo naik darah karena ulah Lo yang nakal banget, jadi kali aja ini karma buat lo" sahut Arga.
"Kagak ya! Gue sama Gara adem ayem aja, kagak pernah tuh gue bikin Gara marah" bantah Abi.
Tanpa sadar bahwa tindakan kaburnya ini sudah membuat Gara murka di kantor. Dan perkataan Abi itu langsung disambut dengan gerutuan teman-temannya yang mendengar bantahannya.
"Ya terus Lo kenapa biji kelengkeng?!" sahut Arga.
"Mana gue tau! Kalau udah tau gue gak bakal nanya ya kembaran Mimi peri!"
"Bodoamat! Ngomong sama titisan dakjal emang gak bakal ada ujungnya" sahut Dito yang duduk tak jauh dari Abi. Yang langsung mendapatkan hadiah lemparan kotak korek milik Aji dan tepat mengenai kepala Dito. Tentu saja pelakunya Abi.
"Sakit babi!" teriak Dito.
"Bodoamat gue gak denger" balas Abi acuh seraya menyamankan posisinya senderan di bahu Candra. Yang membuat sang empu hanya menghela nafas pasrah.
****
Sedangkan di lain tempat, lebih tepatnya di kantor Gara, pria itu mengamuk memarahi Jaya dan semua bodyguard seperti dugaan Abi. Ruangan pria itu kini bahkan sudah berantakan dengan berkas dan kertas yang tersebar di lantai.
Guci dan vas bunga yang ada di ruangan Gara bahkan juga menjadi pelampiasan amarah pria itu. Semua orang yang ada di ruangan Gara hanya bisa menunduk dan mendengarkan berbagai kalimat penuh amarah tuan besar mereka itu.
"Tidak becus! Menjaga 1 anak saja kalian masih kecolongan! Apa saja yang kalian kerjakan sampai Abi bisa kabur ha?!"
"Temukan Abi secepat atau pekerjaan kalian menjadi taruhannya! Pergi sekarang!" teriak Gara.
Yang membuat semua orang di ruangan itu langsung bergerak mencari sosok tuan muda mereka yang berhasil melarikan diri dan membuat mereka semua kelimpungan.
Sepeninggal para bodyguard dari ruangannya, Gara kemudian meraih ponselnya dan berusaha melacak posisi Abi yang memang sudah tersambung ke semua benda elektronik milik Abi. Namun begitu mengetahui posisi jam tangan Abi yang terakhir kali anaknya gunakan itu berada di gedung perusahaannya, membuat Gara langsung melempar ponselnya ke lantai.
Yang membuat ponsel keluaran terbaru itu langsung mati dengan layar yang retak di beberapa bagian. "Anak nakal! Awas jika sudah nanti ketemu nanti" gumam Gara. Pria itu kemudian berjalan keluar dari ruangannya.
Mendekat ke meja sekertarisnya yang sudah berdiri dengan kepala tertunduk. "Atur ulang jadwal saya yang tertunda hari ini. Setelah itu bersihkan ruangan saya" kata Gara. Setelah mengatakan itu, Gara kemudian langsung pergi dari sana tanpa mendengar balasan dari sekertarisnya itu.
****
Thanks,
Jujur siapa yang nungguin Abi?!
Kangen gak kalian sama Abi?
Maaf ya kalau gak sesuai ekspektasi kalian. Udah nunggu lama, eh gak sesuai sama yang kalian kira.
Btw, saran dong buat cerita Abi kedepannya. Biar aku makin semangat terus buat lanjutin cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abimanyu
FanfictionHARAP FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU TERIMA KASIH :) **** Punten slur. Mohon maap nih ye kalau part awalnya berantakan kayak jalan percintaan author. Tapi author berjanji dengan segenap jiwa dan hidup author, author akan memperbaiki tulisan autho...