Tawuran

4.8K 370 10
                                    

Happy Reading

****

"Gue baru engeh deh, tadi pagi kok gak upacara ya? Sekarang kok pulang cepet juga?" tanya Abi.

Saat mereka bertiga sedang diparkiran. Duduk dia atas motor mereka masing-masing seraya memakai helm.

"Lah lo gak tau?" balas Aji.

"Kalau gue tau ngapain gue nanya bambank!"

"Ya mana saya tau, saya kan ikan!"

"Anjim!"

"Tadi pemilik sekolah kunjungan. Sekalian bahas kasusnya Irwan tuh, yang abis ditonjokin sama anak SMA 1 Jakarta" sahut Candra yang sudah jengah dengan pertengkaran keduanya.

Entah kenapa hari ini kedua manusia itu selalu bertengkar dan mempersalahkan hal kecil yang menurut Candra itu sangat amat tidak penting. Dan pertengkaran mereka berdua membuat Candra ingin sekali menceburkan kedua manusia itu ke dalam kolam ikan belakang sekolah yang seminggu ini belum dibersihkan.

"Tau dari mana lo?" tanya Aji.

"Tadi kan ada pengumumannya dodol! Makanya kalau ada orang ngomong tuh dengerin, jangan malah ditinggal tidur!" sahut Abi.

"Halah! Lo juga kaga dengerin aja belagu!"

"Enak aja! Gue dengerin kok, sok tau lo?!"

"Ya kalau lo dengerin, ngapain masih nanya tadi kagak upacara sama sekarang pulang awal?! Ih gemes deh gue sama lo, Bi! Gemes minta gue cepok!"

Kan, mulai lagi.

"Kali ini kalian bisa diem gak? Kalian gak punya malu apa yak berantem diliatin banyak orang?" sahut Candra.

"Lah mana saya tau, saya kan ikan!" balas Abi dan Aji bersamaan. Keduanya lalu tertawa bersama sambil bertos ria saat melihat wajah masam Candra.

"Asu!" ucap Candra.

.

.

.

Cuaca siang ini mendung. Terlihat awan hitam menghiasi langit kota Jakarta. Seolah siap kapanpun menjatuhkan airnya.

Jalanan yang biasa sepi tak ada satu motor pun yang melintas disana karena itu hanyalah jalanan buntu, yang dimana diujung jalan itu terdapat sebuah gudang bekas penyimpanan beras yang sudah tak terpakai sejak terbakar beberapa tahun yang lalu.

Tapi hari ini berbeda, jalanan itu kini nampak ramai. Terlihat 2 rombongan murid dari sekolah yang berbeda sedang berdiri dengan saling berhadapan.

Saling melemparkan tatapan tajam. Kedua tangan mereka terlihat saling mengepal menahan amarah setelah beberapa waktu yang lalu saling beradu mulut.

"Intinya gue sama temen-temen gue mau, temen lo itu minta maaf. Berlutut di hadapan gue sama temen-temen!" teriak Sarga. Yang terlihat seperti pemimpin dari kubu SMA 1 Jakarta.

"Loh jancuk! Belum puas kalian ngeroyok temen gue sampe masuk rumah sakit?!" balas Aji. Yang berdiri di garda paling depan, memimpin pasukan SMK 1 Jakarta.

Aji seolah tak takut saat ini. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah dia sedang membela temannya, dan itu benar.

Di samping kiri Aji, ada Candra yang juga mengepalkan tangan. Wajahnya pun memerah menahan amarah mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut sang lawan.

AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang