Kabur

1.8K 171 12
                                    

Happy Reading

****

Setelah Abi selesai makan siang dan minum obat, Abi dan Jaya langsung kembali ke ruangan Gara dengan malas. Karena jujur saja, Abi saat ini merasa lelah dan mengantuk. Efek dari obat yang dia konsumsi mulai menunjukkan reaksinya.

Padahal tadi saat Abi makan dia sudah berencana akan pergi ke taman kantor lebih dulu. Salah satu tempat favoritnya saat dia berkunjung atau ikut ke kantor bersama Gara dulu.

"Jaya, gendong gue" ucap Abi dengan lesu saat mereka sudah berada di dalam lift. Abi bahkan sudah bersandar sepenuhnya di dinding lift. Beruntung di dalam lift saat ini hanya ada mereka berdua.

Lalu tanpa mengatakan apapun Jaya langsung berjongkok di depan Abi. Abi yang melihatnya langsung naik ke punggung Jaya dan menaruh kepalanya di bahu pria itu. "Gue ngantuk banget habis makan, Jaya" gumam Abi.

"Tuan muda tidur saja. Saya tau Tuan muda saat ini sangat lelah" balas Jaya.

Dan Abi hanya bergumam tak jelas sebagai jawaban. Karena saat ini remaja itu sudah berada di ambang kesadaran. Remaja itu antara mendengar dan tak mendengar ucapan Jaya. Dan bertepatan pintu lift terbuka di lantai ruangan Gara, Jaya mendengar suara deru nafas Abi yang teratur.

Dan dengan bantuan sekertaris Gara, Jaya membaringkan tubuh Abi dengan hati-hati di atas tempat tidur yang memang disediakan oleh Gara untuk Abi. Dulu sejak masih kecil Abi memang kerap ikut Gara ke kantor sampai malam. Jadi Gara berinisiatif membuat sebuah kamar di sebelah ruangannya untuk Abi jika Abi ikut berkunjung ke kantor.

Jaya melepaskan dasi yang melingkar di leher Abi agar remaja itu bisa tidur dengan nyenyak. Tak lupa dia juga melepaskan sepatu Abi lalu menyelimuti Abi sebelum dia keluar dari ruangan tersebut.

****

Pukul 3 lebih 21 menit, Abi tiba di depan sebuah rumah berlantai 2. Di depan rumah itu, terdapat papan kayu bertuliskan "Menerima Kost Pria" yang tergantung di depan pagar rumah tersebut. Jangan tanya kenapa Abi bisa sampai disini. Tentu saja jawabannya adalah Abi kabur. Karena sangat tidak mungkin Gara akan membiarkan Abi berkeliaran tanpa pengawasan Jaya.

Dengan langkah percaya diri, Abi memasuki rumah kost tersebut. Yang langsung disambut oleh penjaga kost yang sedang bersantai di pos jaganya. "Ya ampun Mas Abi, udah lama gak kesini. Apa kabar Mas?" ucap penjaga kost dengan logat Jawanya.

"Wah ya baik banget Pak. Buktinya saya bisa kesini dengan keadaan lengkap" balas Abi.

"Syukurlah, Mas. Ngomong-ngomong ini Mas Abi kesini ada perlu apa ya?"

"Oh, saya mau main ke kostnya Bang Heru. Bang Heru sekarang kerja atau di kost, Pak?" tanya Abi. Dia perlu memastikan kalau Heru berada di kosnya saat ini. Karena kalau Heru tidak ada di kostnya, Abi bisa langsung ke rumah Aji atau Candra.

Bersembunyi dari Gara atau Jaya yang pasti saat ini sedang kelimpungan mencarinya ke setiap sudut penjuru kantor. Ah, tiba-tiba Abi merasa bersalah kepada Jaya. Saat ini Jaya pasti sedang mendengar amarah Gara karena dirinya berhasil kabur.

"Mas Heru kayaknya di kost Mas Abi. Dari pagi saya belum denger motor Mas Heru keluar"

Abi yang mendengarnya langsung mengangguk. Dia kemudian berpamitan kepada Pak Joko lalu bergegas ke kamar kost Bang Heru. Kalian masih ingat 'kan dengan Bang Heru? Pemuda 2 tahun lebih tua dari Abi dan tinggal di kamar yang berada tepat di sebelah kamar kost Abi dulu. Pemuda yang sudah Abi anggap sebagai kakaknya sendiri.

Tangan Abi sudah siap mengetok pintu kamar kost Heru saat pintu tersebut sudah lebih dulu terbuka dari dalam dan menampilkan sosok Heru yang Abi cari. "Loh, Abi? Abi 'kan?" ucap Heru dengan wajah kaget seperti melihat hantu.

"Iya 'lah, masa orang ganteng kayak gini dikira setan" balas Abi sambil berjalan masuk kedalam kamar kost Heru.

Heru yang melihat Abi langsung nyelonong masuk kedalam kamarnya mau tak mau ikut mendekat. Padahal tadi dia sudah akan pergi untuk mencari makan. Mengingat perutnya belum dia isi sejak pagi karena terlalu malas untuk beranjak dari tempat tidurnya.

"Mau ngapain kesini? Habis diusir sama bokap Lo lagi?" tanya Heru yang sudah duduk di atas tempat tidurnya. Memperhatikan Abi yang sibuk memilih pakaian di lemari baju miliknya.

"Bukan diusir, tapi gue kabur. Habis suntuk banget gak boleh ngapa-ngapain sama si tua bangka Gara" balas Abi.

"Bokap Lo itu"

"Lah emang bokap gue. Yang bilang kalau Gara itu satpam kostan emang siapa? Gak ada 'kan?" kata Abi. Setelah dia menemukan pakaian Heru yang dia rasa tak terlalu besar dan pas pada tubuhnya, Abi mulai melepas seragam dan sweater miliknya lalu berganti baju milik Heru. Kaos putih bergambar kaktus kecil ditengahnya yang menjadi pilihan Abi.

"Gak mandi Lo?" tanya Heru yang melihat Abi langsung berganti pakaian tanpa niat membersihkan tubuhnya lebih dulu.

"Gak, gue udah ganteng. Nanti gue makin ganteng kalau mandi. Kasian nanti Lo kalah saing" balas Abi acuh seraya melipat asal baju miliknya. "Gak mau keluar bang? Gak suntuk Lo di kost doang?" tanya Abi setelah selesai memasukan bajunya di paper bag.

"Ini tadi gue niatnya mau ke warung pojok. Mau beli makan, eh Lo keburu dateng" balas Heru.

"Yaudah ayok kesana! Gue kangen makan mie disana"

"Pake jaket, udah sore ini" ucap Heru. Dia kemudian bangkit dan berjalan keluar lebih dulu.

Abi tanpa membantah mengambil asal jaket milik Heru di lemari lalu ikut menyusul langkah abangnya itu keluar kamar kost. Tak lupa dia juga mengunci pintu kamar kost Heru dan menyimpan kunci tersebut di bawah keset depan pintu.

****

Thanks,

AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang