Happy Reading
****
Gara membantu tubuh lemas Abi untuk berbaring lagi setelah menyerahkan wadah berisi muntahan Abi kepada Jaya untuk dibersihkan lagi. Setelah Abi berbaring, Gara menyingkap baju pasien yang dipakai oleh Abi lalu membaluri perut Abi dengan minyak telon.
Setelah selesai, Gara kemudian menyelimuti tubuh Abi menggunakan selimut bergambar beruang coklat yang dibawakan oleh pengawalnya tadi.
Sejak dipindahkan ke ruang rawat, sudah 2 kali Abi muntah. Walau hanya cairan bening yang di keluarkan oleh Abi. Karena semua makanan yang sebelumnya Abi konsumsi, sudah Abi keluarkan di rumah tadi.
"Masih mual?" tanya Gara seraya mengusap rambut Abi. Yang hanya dibalas gelengan lemah oleh Abi.
"Kalau gitu tidur ya?"
"Pa, peluk" ucap Abi lirih.
Gara tersenyum. Dia sangat suka momen saat Abi sedang sakit seperti ini. Abi akan berubah menjadi sangat manja dengannya. Namun bukan berarti Gara suka Abi sakit seperti ini, Gara sangat benci melihat anaknya yang biasanya sangat aktif malah terbaring lemah seperti ini. Dengan wajah pucat tanpa rona.
"Tempatnya gak cukup sayang, kamu tidur aja. Papa usap kepalanya sampai kamu tidur" balas Gara.
"Peluk"
Gara memperhatikan bankar tempat Abi berbaring. Memang lebar dan cukup untuk 2 orang. Namun melihat bahu kiri Abi yang masih cidera membuat Gara takut melukai bahu anaknya, jika berbaring di sisi kiri Abi. Sedangkan di sisi kanan Abi, ada selang infus yang terhubung di pergelangan tangan kanan Abi.
"Papa, puk-puk aja ya?"
"Peluk"
Gara menghela nafas. Melihat mata Abi yang berkaca-kaca dan siap menumpahkan air matanya itu membuat Gara tak tahan.
Perlahan Gara mencoba berbaring di sisi kanan Abi setelah menyingkap selimut Abi terlebih dahulu. Gara berbaring dengan posisi miring menghadap Abi, dengan tangan kiri yang dia gunakan sebagai sandaran kepala.
"Udah, sekarang kamu tidur"
Abi menurut. Dia menutup kedua kelopak matanya saat tangan kanan Gara mulai mengusap perutnya dari balik selimut. Menikmati sensasi nyaman dan dingin dari tangan Gara yang menjalar ke seluruh perutnya.
Dan perlahan rasa kantuk mulai datang menghampiri Abi. Dan tak lama setelahnya, Abi mulai masuk kedalam mimpi.
....
Abi terbangun lagi saat matahari sudah berada di atas kepala. Kepalanya tertoleh ke kanan kiri untuk mencari sosok sang Papa, yang seingatnya sedang mengusap perutnya sebelum dia masuk ke alam mimpi.
Lalu dimana sosok Papanya itu sekarang? Meninggalkan dirinya sendirian di ruang berwarna pastel dengan tangan yang tertusuk jarum infus.
Tunggu, jarum? Infus?
Abi mengangkat tangan kanannya lalu mengerjakan berulang kali untuk memastikan benda yang menusuk tangannya benar-benar jarum infus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abimanyu
FanfictionHARAP FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU TERIMA KASIH :) **** Punten slur. Mohon maap nih ye kalau part awalnya berantakan kayak jalan percintaan author. Tapi author berjanji dengan segenap jiwa dan hidup author, author akan memperbaiki tulisan autho...