6.

8.2K 737 73
                                    

Melangkah dengan kaki terseok, juga menahan bagian bawah yang begitu nyeri, ia merasa sedang dipermalukan saat ini. Seluruh pasang mata kru televisi sedang menatapnya entah dengan perasaan apa di dalam sorot itu, mengakibatkan ia rasanya ingin ngesot daripada berjalan seperti ini.

Di dalam kepalanya ada iblis yang memaki sang suami. Ini semua gara-gara Sasuke, meminta jatah saat mendekati waktu ia berangkat kerja. Kenapa tidak tadi malam saja, efeknya pasti tidak terlalu berlebihan seperti ini. Demi Tuhan, ia ingin mencincang bagian bawah Sasuke.

Sebuah tepukan di bokongnya membuat ia meringis. Sudah sakit semakin dibuat sakit, gedek saja ia merasakannya. Lalu ia menoleh ke samping, ada Kiba yang meringis lucu dan ada Shikamaru yang berwajah malas--seperti biasanya. Ditinjunyalah kepala Kiba sampai manusia penyuka anjing itu menoleh menghadap Shikamaru, itu balasan darinya karena dia berani menepuk bokongnya saat ia sedang kesakitan.

Kiba mengaduh panjang sambil mengelus pipi tembamnya. Tatapan tajamnya menghujam Naruto, tetapi tidak sampai lama tatapannya membaik, ia sedang ingin menggoda Naruto saat ini. "Semalam, kau melakukannya berapa ronde? sampai caramu berjalan begitu semrawut." Goda Kiba dengan alis naik turun.

Orang di samping Kiba dengan gaya rambut nanas menoleh pada si pirang, mata kuacinya tersorot ejekan yang sangat mematikan bagi Naruto. "Berapa lama Sasuke tidak kau beri jatah, Naru?" biasanya lelaki cerdas bermarga Nara ini hanya akan peduli dengan pekerjaan, kini malah asik mengikuti Kiba untuk menggoda Naruto.

Ingatkan Naruto untuk memecat dua manajer sialannya ini. Kenapa mulut dan pikiran mereka berdua selaras untuk menggodanya di depan banyak orang saat ini. Ia dibuat malu hari ini. Biang keladi ini semua harus ia amankan untuk ia siksa. Hah, ia hembuskan nafas panjang, "Besok aku libur." Mengingat keinginan Menma, ia harus membuat jadwal padatnya untuk melonggar.

Kiba dan Shikamaru menatap tajam Naruto. Mana bisa mengajukan jadwal semendadak begini. Ini bukan kantor mewah yang biasanya sekretaris akan langsung bekerja sedemikian rupa agar ada waktu longgar buat bos, melainkan ini adalah dunia entertainment yang seluruh jadwalnya sudah terpampang jelas di internet dan orang-orang luar, tidak mungkin dirubah. Akan ada denda sedikit untuk menggantinya.

"Mana bisa begitu!" bentak Kiba dan Shikamaru bersamaan.

Mata biru Naruto menggelap. Kepalanya ingin pecah. Ia ingin menjedotkan kepala ke kamera atau apapun benda padat yang lain. Ia segera duduk, membiarkan dua manajernya sibuk dengan umpatan dan makian untuknya, juga mengoceh mengenai betapa ruginya mereka untuk membayar denda. Cih, mereka berdua belum berumah tangga, makannya tidak tahu susahnya menjalani dunia antara rumah dan pekerjaan.

"Berhenti mengoceh! aku libur hanya sehari bukan setahun lebih! denda biar aku yang membayar!" sinis Naruto. Ia mulai terganggu dengan keributan yang dilakukan oleh dua orang di depannya.

"Bukan begitu Naruto, tetapi bag---"

"Jangan membantah! tidak bisakah aku berlibur satu hari saja untuk saat ini? kalian semua tidak pernah memberiku izin untuk berlibur, kalian pikir aku robot?!" Naruto semakin menajam ucapannya, memotong perkataan Shikamaru dengan telak.

"Kenapa kau tidak mengerti juga Naruto, agen--"

Naruto tahu ini akan berurusan dengan agensi. "Apa Agensi juga akan mengurus kekecewaan anakku mengenai orang tuanya yang sibuk bekerja dibanding menemaninya belajar di rumah?! aku juga seorang ibu, aku memiliki kewajiban atas anakku. Aku meminta libur karena memang anakku membutuhkan waktu dengan orang tuanya! bukan tanpa alasan aku membuat libur seperti ini!"

"Jika tidak karena anakku atau suamiku, aku takkan mengambil libur. Sekalipun aku libur sehari, agensi tidak akan langsung bangkrut. Kalian ini belum pernah mengalami kehidupan setelah menikah, jadi menurut saja dengan ucapanku. Aku yang akan berbicara dengan agensi, aku yang akan berbicara di media massa, bukan kalian yang hanya mengatur jadwal dan memermudah segalanya." Untuk kali ini, Naruto benar-benar meluncurkan seluruh luapan emosinya, ketika selama ini tidak pernah sama sekali mereka melihat kekesalan Naruto.

MINE || SASUNARU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang