3

10.1K 953 47
                                    

Sasuke melangkah masuk ke dalam rumah setelah pintu terbuka. Ia disuguhi pemandangan ayu pujaan hatinya yang memakai apron. Ia menaruh tas kerjanya di meja yang dekat dengan pintu, lalu membiarkan istrinya melepas jas kantor yang ia kenakan.

Sudah menjadi kebiasaan Naruto seperti ini, terkadang jika dia sedang manis-manisnya, akan ada kopi atau teh hijau yang akan disuguhkan. Ia meneguk ludahnya pelan saat pakaian longgar istrinya sedikit melorot, menampilkan dada bidang Naruto yang menggoda. Cih, godaan macam apa ini, Sasuke menatap langit-langit ruang tamu.

Naruto memegang dasi hitam Sasuke, sedikit melonggarkannya, "Sasuke!" panggilnya pelan yang untung direspon Sasuke dengan cepat.

Sasuke menaikkan satu alisnya saat melihat Naruto memandangnya datar, ia akan bertanya tetapi dihentikan dengan dirinya tercekik. Dasi yang seharusnya dilepas, malah ditarik sampai membuat lehernya terapit, menghentikan napasnya secara mendadak.

Melihat wajah tersiksa Sasuke, bukanlah sesuatu yang Naruto butuhkan, wajah Naruto kian merah, "Pantat ayam! apa maksudmu dengan hadiah tadi, huh?! kau tidak punya otak? kau pakai tidak otakmu itu! kalau bukan aku yang menerima, bagaimana citra kerenku, pantat ayam!" ia semakin memermainkan dasi Sasuke, menarik dan melonggarkan, begitu terus sampai ia merasa puas melukai suami.

Sasuke sendiri tetap memasang wajah poker. Seolah tak peduli dengan siksaan istri, walau sebenarnya ia sendiri merasa sedang tersiksa. Ia memandang ke belakang, apa kakaknya tidak di sini? kenapa rumah  ini sedikit sepi. "Di...di mana Itachi?!" di sela-sela lehernya dihajar oleh Naruto, ia menanyakan letak Itachi dengan susah payah.

"ISTRIMU DI DEPANMU, TEME!! jangan mencari sesuatu yang tidak bisa kau temukan, sialan!" semakin ia tarik dasi Sasuke sampai suaminya itu membungkukkan badan untuk menyesuaikan diri. "Dan, kau ini kalau ke Itachi cerewet, kenapa ke aku kau begitu menyebalkan? mau ngajak berantem, ya?!" mata biru Naruto melotot kesal kepada Sasuke.

Sudah biasa baginya mendapat omelan dari sang terkasih, ia sendiri begitu menikmati ocehan Naruto sejak tadi, tapi kalau dasinya terus mengerut leher seperti ini, ia tidak bisa untuk bernapas. Dalam sekali tarik, Sasuke berhasil mencium bibir Naruto, melumatnya sampai istrinya melenguh. Dengan cara begini ia bisa menyalurkan rasa gemasnya pada Naruto, juga menghentikan tarikan dasi di lehernya.

Setelah merasa cukup mengecap bibir manis Naruto, ia melangkah pergi, sedikit memerhatikan wajah merah padam Naruto yang begitu menggemaskan.

"Ne, Sasuke, aku sudah menyiapkan air hangat di kamar mandi. Jangan lupa mandikan Menma!" perintah Naruto di sela-sela ia mengontrol kecepatan jantung. Ia melihat Sasuke mengangguk cepat sebelum masuk ke dalam kamar.

Secepatnya ia menuju dapur, membantu Itachi memasak. Tadi ia sudah menyuruh Itachi untuk duduk manis saja, mengingat kakak dari Sasuke itu sedang hamil, tetapi Itachi tetap membantu. Kalau ia menjadi Itachi, mungkin ia lebih memilih bermanja kepada Sasuke, dan menyuruh ini-itu ke suaminya.

Namun, tetap saja ia dan Itachi memiliki karakter berbeda. Itachi terlalu kalem jadi istri, mudah sakit hati, sialnya suami Itachi itu bersifat sebelas dua belas seperti Fugaku. Mati saja. Kalau Naruto, dia tipe istri suka mengomel, terlebih suka mengganggu ketenangan orang lain, jahil juga mendominasi.

"Kak Itachi, apakah sudah memikirkan nama buat adik bayinya?" mata biru Naruto menatap perut Itachi yang belum terlalu menonjol. Ia jadi membayangkan kalau perut itu menjadi menonjol, pasti seperti perutnya dulu 

Mengingat ia hamil Menma dulu, ia selalu histeris karena perutnya selalu semakin membesar. Ia akan selalu berteriak ke Sasuke, mengata-ngatai Sasuke, kalau diameter perutnya semakin bertumbuh. Kepala pirangnya selalu mendapat ciuman romantis dari Sasuke, kemudian jitakan ringan menyusul dari orang yang sama.

Itachi duduk di kursi, memasaknya dengan Naruto sudah selesai. Ia melepas apron bersama Naruto, kemudian menatap perutnya dengan senyum tipis. "Aku serahkan semua ke Shisui, lagipula aku tidak tahu dia laki-laki atau perempuan." Jawabnya santai.

Mendengar nama Shisui, entah mengapa Naruto jadi jengkel. Kenapa selalu Shisui yang mendominasi rumah tangga keluarga Itachi? tanpa disadari Naruto, hubungan rumah tangganya dengan Sasuke yang paling mendominasi adalah dirinya sendiri. Dengan kata lain, Shisui dan Naruto memiliki sifat yang sama.

Sasuke datang, laki-laki tampan itu langsung berjalan ke Itachi, memeluk tubuh ramping kakaknya dengan sayang. Mata Naruto mengalami iritasi mendadak, istri dari Sasuke langsung menoleh ke arah lain, sesungguhnya ia tidak sudi berbagi suami walau dengan kakak ipar. Ia berusaha iklas ketika Sasuke duduk berdampingan dengan Itachi, membicarakan entah apa yang tidak ia dengar, Naruto cemburu.

Sampai, bola mata Naruto melebar saat melihat anaknya berjalan sendiri dengan sesuatu di kedua tangannya. Ia ingin membunuh seseorang saat ini, ia menatap Sasuke tajam tetapi suaminya masih sibuk lovey dovey dengan Itachi.

Dari mana dan sejak kapan Menma menjadikan kondom sebagai sarung tangan. Demi Jashin yang dipuja Hidan, anak imutnya menyentuh benda yang tidak seharusnya di pegang. Ia langsung melangkah ke Menma, menggendong anak itu, melepas paksa dua kondom yang masuk ke dalam dua tangan anaknya.

Tadi, ia memasukkan kondom-kondom itu ke almari, kenapa bisa Menma menemukannya. Jawaban yang pasti adalah, keteledoram Sasuke, pasti suaminya itu mengeluarkan tas hadiah tadi pagi. "SASUKE! KAU MAU BERKELAHI, HAAAA!" pekik Naruto dengan tubuh yang membara. Mata birunya menajam, menghujam mata gelap Sasuke. Ia tidak peduli dengan Menma yang mengerut di gendongannya, anak itu sedang ketakutan.

"Apa lagi?" lelah Sasuke terus disalahkan Naruto atas semua hal yang tidak ia ketahui. Tetapi wajah imut Naruto saat marah adalah tujuan utamanya, ia tidak terlalu memedulikan ocehan Naruto.

"APA INI?!"

Itachi dan Sasuke melihat dua buah barang yang begitu mengejutkan tengah Naruto angkat tinggi-tinggi ke arah Sasuke.

"Kondom, kan?"

Perempatan jalan imajinasi muncul di setiap permukaan kulitnya. Naruto merasa sebal, bisa-bisanya Sasuke berkata dengan mudah di depan Menma yang masih kecil. "APA KAU TIDAK BEROTAK! BENDA INI DIMAINKAN OLEH MENMA!"

"Bagus, dong."

"NANIIII! SASUKE!" ia turunkan Menma ke kursi, ia langsung melangkah dengan arwah gentayangan di belakang tubuhnya terasa mengerikan ikut bersamanya. Ia akan menjambak rambut suaminya sampai botak, ia akan melakukannya.

"Kau!" Naruto menunjuk dengan jari telunjuknya tepat di kening seksi Sasuke, ia sentil kening suaminya dengan keras. Ia belum beraksi lebih ketika tubuhnya ditarik, membuat ia jatuh ke pangkuan Sasuke, ia ingin pergi tetapi dua tangan Sasuke memeluk erat perutnya yang membuat ia tidak bisa pergi ke mana-mana. Apa maksud Sasuke.

Di balik wajah pokernya, Sasuke sedang tersenyum jahil karena berhasil membuat istrinya tidak bisa bergerak dalam pangkuannnya. Ia memasukkan wajahnya ke ceruk leher Naruto, mengendus wangi tubuh Naruto, dan mencium bahu Naruto sayang. Ia tahu kalau Naruto sudah diam dan membeku di pangkuannya, tetapi ia terus melakukan hal yang ia sukai, ia yakin Naruto sedang merona.

Sejak tadi, saat Naruto marah karenanya mengenai kondom, ia sudah merencanakan untuk menjebak Naruto ke dalam pangkuannnya, kemudian ia melakukan hal yang ia sukai. Lalu tentang kondom, ia lupa tidak memasukkan lagi tas hadiah yang ia kirim tadi ke dalam almari.

Mencium pipi kiri Naruto sedalam mungkin, ia menyalurkan kasih sayangnya dengan caranya sendiri, "Maaf soal kondom itu. Sekarang makan biar bokongmu tambah gemuk." Ia tahu, alasan Naruto mengoceh tadi saat ia pulang dari kerja karena ia bisa berbicara panjang ke Itachi, dikatakan Naruto sedang iri. Jadi, ia sedikit berbicara panjang ke Naruto.

Ia remas pelan bokong Naruto sampai  istrinya menggeram kesal, kemudian ia mengambil sesendok nasi yang sudah ada lauknya untuk ia suapkan ke Naruto.

Dengan pipi merona karena perlakuan manis Sasuke, terlebih ditonton Itachi dan Menma, pelan-pelan ia menerima suapan Sasuke. Ia terus berada di pangkuan sang suami, sambil memendam rasa berbunga-bunganya.

Itachi sendiri terkekeh, melihat Naruto yang langsung diam saat Sasuke sudah bertindak, itu adalah hal lucu. Akhirnya ia memilih menyuapi Menma, walau wajah Menma sedikit tertekuk karena benda yang ia anggap balon disita Naruto.

TBC.

MINE || SASUNARU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang